x

Iklan

Victor Rembeth

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 23 April 2020 16:55 WIB

Rindu Ramadan di Era Covid-19

Inspirasi Ramadhan di era Covid 19

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di tahun ini, aku tetap rindu Ramadan. Apalagi di saat Covid-19 seakan "memisahkan" kita. Tak ada taraweh yang menandai indahnya kebersamaan, tak ada juga momen "bukber" lintas batas diantara kita. Bahkan tidak ada juga kesibukan mudik yang membuat semua hati sumringah dan rindu asal.

Ketika bulan itu menghampiri dalam situasi seperti ini, toh, tetap terbayang lautan umat manusia yang mencari Tuhan dengan ketulusan. Kali ini dalam era Covid-19 bukan sekedar berjemaah virtual, tetapi lebih dari itu ada esensi berjemaah spiritual yang luar biasa di rumah, di ruang ruang sendiri, bahkan di kamar isolasi perawatan. Ya, semua lautan manusia itu ada dan nyata bermunajat untuk dirinya, keluarganya, bangsanya dan seluruh umat manusia. Sebuah solidaritas ruhani yang baru terjadi dalam Ramadhan kali ini.

Bulan itu layak disebut "Karim" ketika insan insan yang menjalani ritual ibadah shaum kemudian berikhtiar menjadi manusia yang lebih baik. Dalam situasi era Covid-19 ini siapapun anak manusia tak terkecuali bersimpuh dihadapanNya memohon petunjuk untuk menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi semua. Ada banyak hati dan nurani yang mengucapkan harapan tulus agar semua ini bisa berlalu seraya prihatin untuk mereka yang terdampak serius dari pandemik ini.

Dalam upaya mengenal ulang lebih dekat Sang Al-Karim, bulan Ramadan di tahun 2020 menjadi waktu yang tepat untuk meluhurkan budi dan pekerti yang sempat digerus kealpaan dan kesengajaan melakukan salah dan dosa dalam hari hari lain sepanjang tahun. Tahun ini menjadi begitu khusyu dan istimewa ketika dalam nurani siapapun terselip ketidakpastian, kekuatiran dan bahkan ketakutan akan masa depan.

Saya, kamu dan kita semua rindu akan hadirnya Ramadan yang membawa Al-Karim sebagai salah satu dari 99 Asmaul Husna yang bermakna maha dermawan dan maha pemberi ampunan. Kata itulah yang terlantun dengan indah diucapkan dalam doa di saat menjelang adzan magrib dan setelah salat tarawih. Keindahan Ramadan hadir dalam manusia-manusia yang memaknai karim dalam hubungannya dengan Sang Pencipta dan sesama. Inspirasi Ramadhan di tahun ini mengingatkan siapapun bahwa disaat inilah kita tidak terkecuali memaknai hubungan kita yang Hablumminallah wa Hablumminannas.

Saya rindu, karena bulan Ramadan, bulan penuh rahmat dan ampunan. Di kurun waktu itulah pemaknaan karim menjadikan bulan ini menjadi istimewa dan menyimpan banyak anugerah Allah bagi saudaraku yang khusyuk menjalankannya. Ada indahnya harapan terbuka luasnya pintu taubat dan ampunan serta dilipatgandakannya pahala-pahala kebaikan, di samping rahasia agung yang tersimpan dalam Lailatul Qadar-Nya.

Saya rindu Ramadan ketika dampak nyata hadir dalam kebaikan kebersamaan. Silaturahmi tulus bukan saja dalam ukhuwah sesama pengikut Nabi Muhammad SAW, tetapi melebar merengkuh dan memeluk sesama umat manusia dalam manisnya pemaknaan ukhuwah insaniyah. Saya tiba-tiba menikmati menjadi "Muslim Anonim" karena damai, karena kebersamaan dan karena kecintaan terhadap kemanusiaan. Kita semua tak terkecuali mendambakan hadirnya damai dalam situasi Covid 19 yang menggerus as-salaam atau damai dalam sanubari kita.

Oh Tuhan, saya rindu Ramadan....  Saya rindu hadiratMu hadir dalam hati setiap insan yang beribadah dalam rumah rumah, kamar kamar dan disatukan dalam kebersamaan ruh yang memperbanyak ibadat dan menggandakan amalan kebaikan. Saya rindu manusia manusia baik menjadi pembawa terang, damai dan persaudaraan kemanusiaan. Saya rindu Ramadan melahirkan manusia manusia pembawa harapan, penghiburan dan ketangguhan.

Ketika kembali memasuki bulan mubarak ini, hati saya rindu kamu, kalian dan semua saudaraku umat Islam yang terlalu sering menjadi bagian dari ke-kita-an saya dan kami. Ketika pandemik menghadirkan nuansa krisis dan kekuatiran, ibadah saum yang sejati justru menghadirkan kekuatan dan keberanian menghadapi masa depan dengan harapan kesejahteraan umat manusia masih akan ada. Dalam bulan Ramadan di tahun 2020 inilah kontrak spiritual dan sosial diperbaharui memastikan ulang keindahan Islam sebagai Rahmatan lil Alamin. Ada para pembawa rahmat yang tidak bisa dikalahkan oleh krisis Covid, tapi terus menebar kebaikan.

Dalam rindu Ramadan inilah ijinkan saya ucapkan dengan tulus mengutip apa yang dikatakan kanjeng Nabi yang dimuliakan, "Atakum Ramadhan, syahrul mubarak."  Selamat menjalani bulan Ramadan 2020 untuk Indonesia yang tangguh, berpengharapan dan siap pulih bersama. Biarlah semua amaliyah, ikhtiar dan silaturahmi dari, oleh dan untuk sesama manusia menjadi ciri keindahan Ramadaan di era Covid. Marhaban ya Ramadan.

Maaf lahir dan batin serta salam sehat di rumah saja sembari meyakini inilah saat terbaik untuk memaknai Ramadan Karim untuk semua saudaraku Muslimin dan Muslimat. Cepat Sembuh Indonesia.

 

Victor Rembeth

Saudara, teman dan sesama musafir kehidupan

Ikuti tulisan menarik Victor Rembeth lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler