x

Iklan

Mohamad Cholid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 27 April 2020 10:36 WIB

#SeninCoaching: Dalam Krisis, di Zona Mana Anda Sekarang? Korban atau Pemenang?

Apakah jabatan, kecerdasan, ketrampilan dan pengaruh kita gaungnya sudah menembus tembok batas organisasi, memasuki sanubari manusia-manusia lain yang membutuhkan pertolongan? Apakah kita bisa mengajak tim membangun cognitive empathy dan engaged dengan masyarakat? Karena untuk mengatasi keadaan saat ini dan menyiapkan fondasi hidup lebih solid pasca wabah, mustahil hanya mengandalkan pemerintah. Kita sebaiknya punya peran ikut membangun sejarah. "A crisis is a terrible thing to waste."

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

#Leadership Growth: New Priority and Clear Direction

Mohamad Cholid, Practicing Certified Executive and Leadership Coach

Apakah hari ini ada yang bisa mengatakan menjalani hidup normal seperti biasanya selama ini? Katakanlah kalangan pemilik uang tunai tak terbatas, barangkali karena bergerak di bidang kebutuhan pokok atau bisnis lain yang tidak terkena imbas langsung akibat krisis wabah. Atau punya simpanan tantiem untuk hidup mewah beberapa tahun. Tapi mobilitas pribadi dan pola hidup perlu menyesuaikan dengan realitas. Kemerdekaan berkurang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Magnitude krisis akibat pandemi Covid-19 terasa menohok karena masing-masing dari kita juga dibanjiri informasi dari pelbagai penjuru dunia. Termasuk tentang jutaan orang yang kehilangan pekerjaan, utamanya dari sektor industri yang terpukul paling keras, seperti transportasi, hospitality, lifestyle dan penopangnya (mall). Bahkan di kota segagah New York, sejumlah restoran tutup buku karena tidak ada tamu yang datang.

Umat manusia di bumi sudah beberapa kali dilanda krisis. Di Abad 20 saja antara lain ada Great Depression, Perang Dunia, dan krisis keuangan (Global Financial Crisis). Sebagian kalangan menyebutkan, krisis akibat Covid-19 lebih gawat dibandingkan dampak Perang Dunia II.

Apa pun yang dipersepsikan oleh para pelaku bisnis (yang betah di zona nyaman), para pakar, atau yang dihembuskan dan diglorifikasi media, itu semua merupakan event--bukan keabadian. Kenyataannya, setiap saat umat manusia selalu mampu mengatasi krisis dan bangkit lagi, bahkan menjadi lebih kuat.

Kita simak saja, seiring dengan krisis biasanya bermunculan pula gagasan baru di bidang teknologi, keuangan, model bisnis, manajemen, dan edukasi – termasuk di dalamnya pengembangan eksekutif dan kepemimpinan. Regulasi pemerintah, utamanya di negara yang mementingkan kemajuan bangsanya, juga menyesuaikan.

Sekarang ini, seperti sudah Anda duga, di sejumlah negara transaksi elektronik telah meningkat. McKinsey & Company mencatat, di Eropa sejak awal April 13% konsumen pilih browsing e-tailers dulu untuk belanja. Di Italia, transaksi e-commerce sejak akhir Februari tumbuh 81%.

Teladoc Health, penyedia jasa telemedicine stand-alone terbesar di AS, melaporkan pertumbuhan 50%, utamanya di digital commerce, telemedicine, dan automation. Di Swedia, KRY International, penyedia jasa tele-kesehatan terbesar di Eropa, melaporkan kenaikan registrasi 200% lebih. Ribuan dokter ditambahkan dalam jaringan mereka. Pemerintah Prancis dan Korea melonggarkan regulasi memudahkan akses telemedicine.

Selanjutnya: Kadang krisis memang diperlukan

Ikuti tulisan menarik Mohamad Cholid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler