x

Iklan

Mohamad Cholid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 27 April 2020 10:36 WIB

#SeninCoaching: Dalam Krisis, di Zona Mana Anda Sekarang? Korban atau Pemenang?

Apakah jabatan, kecerdasan, ketrampilan dan pengaruh kita gaungnya sudah menembus tembok batas organisasi, memasuki sanubari manusia-manusia lain yang membutuhkan pertolongan? Apakah kita bisa mengajak tim membangun cognitive empathy dan engaged dengan masyarakat? Karena untuk mengatasi keadaan saat ini dan menyiapkan fondasi hidup lebih solid pasca wabah, mustahil hanya mengandalkan pemerintah. Kita sebaiknya punya peran ikut membangun sejarah. "A crisis is a terrible thing to waste."

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di luar itu, kita juga mendengar para dokter peneliti dan ilmuwan lain di sejumlah negara belakangan ini bekerja sama dengan tim lokal dan antar bangsa berupaya menemukan vaksin, sebagiannya mengembangkan bentuk dan cara pengobatan baru, serta peralatan untuk mengatasi wabah Covid-19.

Fakta-fakta positif di balik krisis akibat wabah sekarang ini mengingatkan kata-kata ekonom Stanford University Paul Romer. Dalam sebuah pertemuan para venture-capitalist di California November 2004, merujuk kompetisi yang dihadapi Amerika setelah level pendidikan di negara-negara lain meningkat, Romer mengatakan, “A crisis is a terrible thing to waste.”

Untuk meninggikan derajat manusia, meningkatkan kualitas para profesional di segala bidang, kadang diperlukan krisis, realitas pahit, atau tantangan-tantangan besar yang umumnya tidak terduga. Itu proses penempaan diri berkesinambungan. Bukankah setiap krisis melahirkan sejumlah peluang baru?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di level pribadi, organisasi bisnis, nonprofit, dan institusi pemerintahan, dari setiap krisis lesson learned fundamental yang sepatutnya kita peroleh, menurut saya, minimal adalah mau berupaya meningkatkan disiplin cara berpikir baru, kemampuan mengembangkan strategi yang tahan segala cuaca, dan membangun kompetensi kepemimpinan efektif.

Hasil riset McKinsey terkait krisis keuangan 2008 menyebutkan, sejumlah kelompok kecil perusahaan di setiap sektor berhasil unggul dibanding rekan mereka di industri sejenis. Mereka tentu ikut terpukul juga, revenue tergerus setara dengan rekan-rekan mereka, tapi kelompok tersebut mampu bangkit lebih cepat.

Pada 2009, earning perusahaan-perusahaan yang lebih tahan uji tersebut meningkat 10%, sementara organisasi di industri sejenis yang kurang kuat, masih mengalami tekor 15%.

Karakteristik kelompok perusahaan dengan daya tahan lebih kuat tersebut adalah, mereka selalu siap menghadapi krisis, antara lain menjaga balance sheet yang kuat, kepemimpinan efektif, dan kemampuan mengurangi operating cost. Demikan kata Kevin Sneader dan Shubham Singhal dari McKinsey & Company (The future is not what it used to be: Thoughts on the shape of the next normal, April 2020).

Dalam penanganan wabah sekarang, sesuai anjuran para ahli kesehatan masyarakat, pemerintah membagi tingkat kegawatan menjadi zona hijau, kuning, dan merah.

Selanjutnya: Zona kepemimpinan di era krisis

Ikuti tulisan menarik Mohamad Cholid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu