x

Iklan

Mohamad Cholid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 27 April 2020 10:36 WIB

#SeninCoaching: Dalam Krisis, di Zona Mana Anda Sekarang? Korban atau Pemenang?

Apakah jabatan, kecerdasan, ketrampilan dan pengaruh kita gaungnya sudah menembus tembok batas organisasi, memasuki sanubari manusia-manusia lain yang membutuhkan pertolongan? Apakah kita bisa mengajak tim membangun cognitive empathy dan engaged dengan masyarakat? Karena untuk mengatasi keadaan saat ini dan menyiapkan fondasi hidup lebih solid pasca wabah, mustahil hanya mengandalkan pemerintah. Kita sebaiknya punya peran ikut membangun sejarah. "A crisis is a terrible thing to waste."

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Untuk menentukan kualitas kepemimpinan, mengambil sikap dan mengubah perilaku lebih efektif menghadapi situasi yang sangat challenging sekarang, kita dapat memilih penggolongan di luar itu.

Barangkali sebagian dari Anda juga sudah mendapatkannya dari relasi tentang pembagian zona seperti ini: fear zone (mengeluh, cemas, hanyut dalam arus media sosial korban virus, dan sharing kemana-mana kegalauan itu); learning zone (menyadari situasi dan tahu harus bertindak apa, berhenti baca/nonton berita-berita yang merugikan diri); growth zone (menghayati hidup saat ini dan fokus membangun masa depan, siap membantu pihak lain dengan kemampuan diri, bersyukur dan menghargai orang lain).

Di zona mana Anda sekarang? Kapan membebaskan diri jadi korban distraksi berita dan belitan grup WhatsApp yang menjebloskan Anda di zona cemas berlebihan?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Satu zona lagi yang sepatutnya kita pilih adalah leadership zone. Para eksekutif seperti Anda dan yang sedang memimpin organisasi bisnis, nonprofit, dan institusi pemerintahan, bertanyalah kepada diri sendiri: disiplin berpikir dan perilaku seperti apa yang sebaiknya dikerjakan setiap hari agar bisa menjadi bagian dari solusi menghadapi krisis saat ini?

Apakah jabatan, kecerdasan, ketrampilan dan pengaruh kita gaungnya sudah menembus tembok batas organisasi, memasuki sanubari manusia-manusia lain yang membutuhkan pertolongan? Apakah kita bisa mengajak tim membangun cognitive empathy dan engaged dengan masyarakat?

Karena untuk mengatasi keadaan saat ini dan menyiapkan fondasi hidup lebih solid pasca wabah, mustahil hanya mengandalkan pemerintah. Kita sebaiknya punya peran ikut membangun sejarah. Itu sikap orang bermental pemenang.

Contoh rintisan kearah itu bukannya belum ada. Sebelum pandemi, Agustus 2019, ada 180-an CEO di AS menandatangani komitmen menambah prioritas lebih dari sebatas demi kepentingan pemegang saham -- yaitu, investasi untuk karyawan, supporting communities, dan dealing secara etis dengan para pemasok.

Anda sudah siap ikut mewarnai lanskap kehidupan baru pasca wabah?

 

Mohamad Cholid  adalah Head Coach di Next Stage Coaching.

  • Certified Executive Coach at Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching
  • Certified Marshall Goldsmith Global Leadership Assessment

Alumnus The International Academy for Leadership, Jerman

(http://id.linkedin.com/in/mohamad-cholid-694b1528)

(http://sccoaching.com/coach/mcholid1)

Ikuti tulisan menarik Mohamad Cholid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

1 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB