x

pssi

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 29 April 2020 05:49 WIB

Saatnya Mendukung Ketua Umum dan Direktur Teknik PSSI

Demi meraih prestasi, kinilah saatnya mendukung langkah Ketua Umum dan Direktur PSSI

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam situasi pandemi corona, publik sepak bola nasional sangat berharap agar media tidak memperkeruh suasana atas kondisi PSSI dan internalnya. 

Sebelum corona datang, PSSI sudah memiliki banyak masalah. Begitu corona datang, mundurnya Ratu Tisha dari kursi Sekjen, juga terus digunjingkan, hingga banyak pemberitaan yang "dipelintir" seolah demi untuk memutar balikkan fakta maupun sekadar demi saling membenturkan. 

Begitu PSSI akhirnya memastikan tidak akan ada lagi sistem pembukaan lowongan calon Sekjen baru dan menggaransi tidak akan ada setting-an dalam penunjukkan Sekjen baru, ternyata tetap saja ada pelamar calon Sekjen mencoba peruntungan, bahkan jumlahnya lebih dari 46 pelamar dari seluruh Indonesia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat pemilihan calon Sekjen baru plus deputi dan Direktur keuangan baru mulai mengerucut, namun calon yang memiliki poin tinggi sesuai kapasitas dan keporfesionalannya ragu bergabung dengan PSSI, maka menjadi celah bagi beberapa pihak di internal PSSI untuk "menggoyang" kedudukan para calon yang sudah mengerucut, dengan mengusulkan serta memasukkan nama-nama kandidat baru. 

Publik pun terus menunggu perkembangan dan progres penentuan calon Sekjen baru. Namun, apa yang diharapkan publik yang menunggu siapa yang pada akhirnya akan terpilih sebagai Sekjen baru, ternyata media mengapungkan berita tentang PSSI 2, yang melakukan nepotisme dengan mendudukkan anak kandungnya di General Manajer PT LIB. 

Akibatnya bergulirlah berita tentang PSSI 2 yang dikabarkan menjadi "tak mesra" akibat kasus tersebut, terlebih juga dengan mengungkit tindakan PSSI 1 yang juga melakukan nepotisme dengan membawa iparnya masuk dalam jajaran pengurus PSSI. 

Hari ini, Selasa (28/4/2020) apa yang saya baca di beberapa media nasional? Akibat Vietnam akan kembali menggulirkan kompetisi karena sudah tak lagi ditemukan korban positif corona, bahkan dari 270 kasus positif corona, sebanyak 225 orang dinyatakan sembuh, membuat VFF sangat yakin akan kembali menggelar kompetisi dalam waktu dekat. 

Lucunya, seperti tidak pakai logika, ada pengurus Asprov PSSI yang latah dan meminta PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk segera membahas kelanjutan kompetisi sepak bola Indonesia. 

Apa Indonesia ini Vietnam? Bagaimana kondisi corona di Indonesia saat ini? Di luar dari persoalan-persoalan tersebut, selama ini, sebagian besar publik sepak bola nasional sangat mahfum (mengerti dan tahu) bahwa sepanjang sejarah federasi tertinggi sepak bola nasional ini berdiri, karena belenggu "statuta" maka kepengurusan di dalam PSSI selalu bermasalah, terutama dalam konteks mengantar timnas Indonesia meraih prestasi. Apa pasalnya? 

Menyangkut kualifikasinya keorganisasian pengurusnya, yang saya ibaratkan tak pernah memiliki SIM keorganisian adalah sumber masalah utamanya. Buntutnya, PSSI tak nampak memiliki Grand Design Program yang baku untuk arah menuju prestasi timnas senior, mulai dari pembinaan sepak bola akar rumput. 

Pembinaan sepak bola di akar rumput pun berantakan, tidak tertata sesuai program yang baku.  Selain itu, terpublikasi pula, bila masih ada wasit yang belum dibayar musim lalu. Ini siapa biang keladinya? 

Salut kepada Kemenpora, dalam situasi PSSI seperti ini, tidak akan ikut campur. 

Saya sangat berharap, di bawah kepemimpinan Ketua Umum PSSI sekarang dengan visi-misi dan tujuan membawa timnas berprestasi, langkah awal adalah benar, dengan "bersih-bersih" pengurus yang masih tidak dalam rel visi-misi tujuan, termasuk mengembalikan pengurus ke rel-nya, sebab juga masih terbaca oleh publik, tetap ada rezim lama yang main "gerbong-gerbongan". 

Semasa corona masih mewabah, setop pemberitaan negatif menyoal PSSI 1 dan PSSI 2. Dukung proses pemilihan Sekjen baru, Deputi baru, Direktur Keuangan baru. Jangan latah bicara kompetisi, dan dukung langkah Direktur Teknik baru. 

Duduknya Indra Sjafri sebagai Direktur Tenik, semoga arah pembinaan sepak bola nasional dari akar rumput hingga timnas, akan moncer, terutama dengan lahirnya Buku Kuning atau Buku Hijau dari dapur Direktur teknik. Aamiin. 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler