x

Ilustrasi penyerahan bantuan sosial (bansos). Antara

Iklan

Sarah Apriliandra

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 Mei 2020

Senin, 11 Mei 2020 20:20 WIB

Hadapi Wabah Covid-19, Bantuan Sosial Tidak Harus Finansial

Melihat bantuan sosial pemerintah dari sisi kacamata pekerja sosial

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sudah hampir dua bulan semenjak kasus pertama virus Covid-19 menampakkan kaki di Tanah Air. Setidaknya sudah tercatat 13.645 kasus positif di Indonesia (09/05/2020) dan angka kematian yang kian fluktuatif setiap harinya.

Pemerintah telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai wilayah dalam upaya mengurangi rantai penyebaran virus. Akibatnya, banyak kegiatan perekonomian yang terhambat dan juga mengancam keberlangsungan hidup rakyat.

Beberapa perusahaan mulai merumahkan pegawai-pegawainya baik tetap dengan bayaran maupun tidak. Berbagai kampanye juga telah digaungkan untuk menahan rakyat agar tidak berpergian. Tagar #dirumahaja memang penting disuarakan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, namun bagaimana dengan mereka yang terpaksa dirumah tanpa kebutuhan hidup sehari-hari?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anjuran tetap di rumah mengharapkan seluruh rakyat mampu bertahan di rumah dengan segala kebutuhan terpenuhi. Kenyataannya, banyak masyarakat yang masih harus bekerja untuk makan tanpa memandang penting kesehatannya. Terlihat dari hiruk pikuk jalanan yang kerap ramai oleh pedagang dan orang-orang yang terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Beberapa orang menganggap beruntung, untuk mereka yang masih bisa bekerja dan menghasilkan uang walaupun harus keluar rumah karena sebagian bahkan tidak bisa bekerja lagi sehingga terpaksa di rumah tanpa pemasukan. Dalam menanggulangi hal tersebut, pemerintah juga bergerak dalam menyiapkan sejumlah bantuan sosial.

Ada setidaknya 3,7 juta warga miskin dan rentan miskin yang terdampak sehingga perlu menerima bantuan dari pemerintah menurut pemaparan Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta (02/04/2020). Namun, beberapa langkah pemerintah mengenai bantuan sosial dinilai tidak tepat, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang turun dalam bentuk pemberian uang.

Melihat fenomena ini dari kacamata pekerja sosial, BLT pemberian uang bisa dinilai kurang tepat karena tidak mengembangkan kapabilitas rakyat dalam meningkatkan kualitas hidup. Sementara, bantuan yang lebih tinggi urgensinya adalah kebutuhan sehari-hari. Masyarakat bisa diberikan bantuan berupa sembako seperti yang sudah dilakukan beberapa wilayah, serta diberikan alat kesehatan sehari-hari agar mereka tetap terlindungi, seperti vitamin, masker kain, juga handsanitizer.

Bahan sembako yang diberikan juga lebih baik merupakan bahan-bahan yang menunjang kesehatan hidup mereka. Dengan bentuk bantuan seperti ini, masyarakat akan lebih sadar akan kesehatannya yang juga harus dipenuhi karena kesejahteraan rakyat tidak hanya dilihat dari terpenuhinya kebutuhan hidup secara finansial, melainkan juga membantu mereka untuk mengatasi masalah, beradaptasi dengan situasi dan bertahan dengan lebih efisien. Bantuan-bantuan seperti ini bisa menjadi bentuk meningkatkan kesadaran rakyat akan kesehatan terutama dalam pandemi ini dan membantu mereka menjaga kualitas hidup.

Pemerintah juga bisa mempertimbangkan bentuk bantuan yang meningkatkan produktivitas rakyat. Mereka dapat dilibatkan secara sementara dalam kegiatan penyaluran alat kesehatan, produksi masker kain untuk warga sipil atau kegiatan-kegiatan lainnya yang bisa tetap memberdayakan mereka walau dalam situasi seperti ini. Hal ini ditujukan, agar nantinya tidak ada dampak buruk yang muncul dari adanya bantuan sosial seperti ketergantungan.

Pandemi ini tidak jelas masa akhirnya dan tidak seharusnya menghentikan kita dari kegiatan-kegiatan produktif. Dampak besar diperkirakan akan muncul bagi keberlangsungan hidup rakyat nantinya, mengingat negara berkembang seperti Indonesia akan lumpuh  ekonominya jika anggaran terus digunakan untuk bantuan-bantuan sosial yang tidak tepat langkahnya.

Alangkah baiknya, perlahan kita mulai menyesuaikan diri dan adaptasi dengan situasi, tentunya dengan tetap mengedepankan kesehatan dan menjaga kebersihan namun tetap bisa produktif dan membantu satu sama lain untuk bangkit melawan Covid-19.

Ikuti tulisan menarik Sarah Apriliandra lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler