x

Iklan

Rosse Hutapea

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 Agustus 2019

Selasa, 12 Mei 2020 19:28 WIB

Magister Teknologi Pendidikan UPH Aktif Sosialisasikan Tujuan Arah Pembelajaran Online

Sebelum penerapan online learning secara masal di Indonesia, program Magister Teknologi Pendidikan Universitas Pelita Harapan (UPH) aktif mensosialisasikan tujuan arah pembelajaran online kepada para pendidik. Karenanya, meresponi situasi pendidikan dalam kondisi darurat Covid-19 saat ini, Dr. Niko Sudibjo, S. Psi., MA., Kepala Program Studi Magister Pendidikan Universitas Pelita Harapan, mengatakan online learning merupakan solusi terbaik dalam situasi pandemi ini. Namun memang akan menjadi efektif ketika para guru dan pimpinan sekolah memahami betul esensi dari online learning.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pembelajaran online atau online learning menjadi tren dalam situasi pandemi virus Corona 2019 (Covid-19). Terkait penerapan pembelajaran online ini, banyak sekolah yang siap, namun banyak juga yang tidak siap. Bahkan ramai di perbincangan media sosial, guru yang kelelahan karena keteteran mempersiapkan materi yang tidak biasa, orang tua yang stress mendampingi anaknya belajar, para siswa yang stress karena gurunya memberikan banyak tugas belajar, atau karena gurunya bingung harus berbuat apa selama home learning, dan lain-lain.

Sebelum online learning diterapkan secara masal di Indonesia, program Magister Teknologi Pendidikan Universitas Pelita Harapan (UPH) aktif mensosialisasikan tujuan arah pembelajaran online kepada para pendidik. Karenanya, meresponi situasi pendidikan dalam kondisi darurat Covid-19 saat ini, Dr. Niko Sudibjo, S. Psi., MA., Kepala Program Studi Magister Pendidikan UPH,  mengatakan online learning merupakan solusi terbaik dalam situasi pandemi ini, namun memang akan menjadi efektif ketika para guru dan pimpinan sekolah memahami betul esensi dari online learning.

Esensi online learning adalah kemandirian belajar. Ini bisa memang dalam bentuk tugas-tugas namun tidak harus terus menerus. Bisa ada synchronous learning dimana guru mengajar secara virtual, panduan belajar mandiri, membaca hand out, menonton video, refleksi, diskusi, dan lain-lain,” jelas Dr. Niko.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tentu persiapan pembelajaran online ini sangat kompleks, mencakup fasilitas infrastruktur, pendidik, siswa, dan orang tua siswa. Fasilitas infrastruktur harus dipersiapkan dengan baik dan dengan kapasitas yang memadahi, seperti computer, internet, e-resources, dan lain-lain. Kedua, pendidik sebagai pengguna  sangat perlu dipersiapkan dengan baik karena guru yang akan berhadapan langsung dengan siswa. Guru harus diberikan pelatihan secara berkala agar terampil. Ketiga, para siswa  juga harus dipersapkan dengan baik, karena tujuan dari pendidikan adalah mempersiapkan para siswa yang unggul. Persiapan ini harus komprehensif dan mencakup aspek kognitif, afektif serta psikomotor. Artinya, para siswa harus disiapkan agar menjadi pembelajar yang mandiri, yang mampu menguasai diri untuk belajar, bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai positif yang diajarkan tanpa harus didampingi secara langsung oleh guru. Keempat, orang tua juga harus dipersiapkan. Jangan sampai anaknya belajar online, orang tuanya stress. Orang tua perlu diajak bicara secara jelas mengenai bagaimana pembelajaran ini akan dilaksanakan, apa yang perlu dilakukan orang tua untuk membantu anaknya dalam belajar, mengingatkan kembali bahwa tanggung jawab mendidikan anak yang utama adalah orang tua. Terakhir, administrator sekolah juga harus mempersiapkan regulasi yang jelas, mengenai proses pembelajaran, penilaian, absensi, dan lain sebagainya, dan harus dikomunikasikan dengan jelas kepada siswa dan orang tuanya.

Antara infrastruktur dan unsur pendidikan harus berjalan berkesinambungan. Diperlukan upaya bersama dari semua pihak, baik guru dan siswa, juga orang tua siswa agar pembelajaran dapat efektif dan efisien.

“Saat ini, dalam situasi darurat pandemic Covid-19, kondisi tersebut tentunya tidak dapat berjalan ideal. Banyak guru dan siswa yang harus mengupayakan sendiri perangkat untuk menjalankan pembelajaran online. Karenanya perlu kerelaan untuk mengorbakan gawai masing-masing, dan pakai kuota internet sendiri. Untuk situasi seperti saat ini dapat dimaklumi. Hal yang paling penting diingat adalah, teknologi merupakan tools, sehingga teknologi bukan yang utama. Yang terutama tetap adalah pembelajaran itu sendiri,” jelas Dr. Niko,

Untuk penerapan pembelajaran online yang lebih baik, Dr. Niko mengusulkan empat hal. Pertama, pemerintah pusat, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Pendidikan Tinggi, menyiapkan regulasi yang jelas bagi pelaksanaan online learning. Kedua, sekolah harus memiliki regulasi impementasi yang jelas, mulai dari proses pembelajaran, penilaian, dan lain sebagainya. Ketiga, guru dan siswa harus mendapatkan pelatihan dalam pelaksanaan online learning. Keempat, komunikasi dengan orang tua terkait dengan pelaksanaan online learning harus jelas, agar orang tua dapat terlibat dan mendukung pelaksanaannya.

Untuk mendukung tercapainya tujuan arah pembelajaran online di Indonesia, prodi Magister Pendidikan UPH aktif berkontribusi melalui berbagai kegiatan, baik pengajaran, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat. Salah satunya pelatihan ‘Model Pembelajaran Inovatif  di Era Industri 4.0’ kepada jajaran pengawas pendidik di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ciruas, dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) pada 17 Februari 2020.

Program Magister Teknologi Pendidikan UPH secara aktif mengupayakan program-program yang menjawab kepubutuhan para pendidik di era industri 4.0 guna menjawab kebutuhan yang ada serta berkomitmen turut memajukan dunia pendidikan di Indonesia.

Ikuti tulisan menarik Rosse Hutapea lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler