x

Iklan

Adzkia Arif

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Januari 2020

Selasa, 19 Mei 2020 16:23 WIB

Hari Laut Sedunia : Mengenal 5 Potensi Laut Nusa Tenggara


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebentar lagi masuk musim liburan. Biasanya destinasi wisata yang ramai dikunjungi adalah laut, pantai, water park, kebun bunga, atau kampung budaya. Namun, tahun ini tampaknya kita belum bisa mencicipi beragam destinasi wisata tersebut karena pandemi diprediksi masih menyelimuti negeri ini untuk beberapa waktu ke depan. Beberapa dari kita bisa jadi sudah membuat daftar akan pergi ke mana saja tahun ini, lautan apa yang akan jadi destinasi snorkeling dan di pulau mana tempat bermalamnya.

Dari sekian banyaknya destinasi wisata, pantai atau laut menjadi salah satu yang paling banyak diminati. Bagaimana tidak, sebagai negara maritim, Indonesia memiliki wilayah lautan sangat luas dengan potensi bawah lautnya yang luar biasa. Dunia pun sudah mengakui hal ini, banyak potensi laut Indonesia yang menjadi destinasi wisata dunia. Contohnya seperti Raja Ampat di Papua, Wisata Selancar di kepulauan Mentawai, wisata pantai di Pulau Bali, dan tentunya wisata laut di Nusa Tenggara.

Tak lengkap rasanya jika pergi ke pulau-pulau Nusa Tenggara, tapi melewatkan bermain ke pantai dan lautannya. Meski sudah berulang kali kami mengunjungi pedalaman Nusa Tenggara, baik timur maupun barat dan melihat sendiri bagaimana potensi laut yang begitu luar biasa di sana, tak pernah sekalipun bosan untuk mengarungi laut atau sekadar duduk menikmati deburan ombaknya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Memangnya apa yang membuat potensi laut nusa tenggara menjadi sangat istimewa?

Ayo, sama-sama kita cari tau dalam artikel ini yang berjudul Mengenal Potensi Laut Nusa Tenggara. Selamat membaca Sahabat.

1. Rumahnya Beragam Jenis Ikan dan Terumbu Karang

Potensi laut Nusa Tenggara dibuktikan dengan banyaknya jenis ikan dan terumbu karang yang tersimpan di dalamnya. Dikutip dari nttprov.go.id, dengan luas laut mencapai, 15.141.773,10 Ha, perkembangan perikanan didukung oleh potensi panjang garis pantai yang mencapai ± 5.700 km. Sektor perikanan didukung oleh potensi hutan mangrove seluas ± 51.854,83 Ha (11 Spesies), ± 160 jenis terumbu karang dari 17 famili dan rumah tangga perikanan sebanyak 42.685,808.

Potensi perikanan ini dimanfaatkan oleh masyarakat dengan jumlah penduduk mencapai 1.105,438 jiwa, 194,684 di antaranya adalah nelayan. Ini baru di NTT saja, jika ditambah dengan potensi laut  yang berada di NTB, tentunya jauh lebih banyak lagi.

Di Nusa Tenggara Barat sendiri, ada hal menarik yang dilakukan oleh komunitas nelayan di sana. Nelayan di Teluk Saleh membuat database ikan agar sumber mata pencaharian mereka tidak hilang begitu saja karena aktivitas pengambilan ikan secara ilegal oleh oknum nelayan. Saat melaut, para nelayan di Teluk Saleh akan mengukur hasil tangkapan mereka untuk memastikan, ikan yang mereka tangkap sudah tergolong dewasa. Ikan-ikan yang masih kecil akan dilepaskan lagi ke laut untuk tumbuh dan berkembang biak.

Potensi bawah laut ini tentunya juga bisa menjadi destinasi wisata menyelam yang sangat luar biasa ya, Sahabat.

2. Penghasil Rumput Laut yang Melimpah

Potensi laut Nusa Tenggara selanjutnya yaitu potensi rumput laut yang luar biasa. Budidaya rumput laut unggulan antara lain Echeuma CoTonii, Eucheuma Sp, dan red algae (alga merah) yang tersebar di berbagai daerah seperti Kupang, Alor, Lembata, Flores, Sikka, Sumba, Manggarai Barat serta banyak lagi wilayah lainnya. NTT juga memiliki lahan potensial untuk budidaya rumput laut yang bisa mencapai 250.000 ton kering/tahun.

NTB juga tidak mau kalah, provinsi ini memiliki potensi laut serupa. Terdapat 88 jenis rumput laut potensial yang bisa dimanfaatkan di wilayah ini. Wah, tentu bisa jadi destinasi wisata pendidikan yang bagus ya kalau kita berkunjung ke sana bersama keluarga.

Sayangnya, potensi yang sangat besar ini belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat. Keterbatasan infrastruktur dan pengetahuan menjadi hambatan mereka untuk mengembangkan destinasi wisata ini. Oleh karena itu, Insan Bumi Mandiri merencanakan untuk melakukan pemberdayaan budidaya rumput laut bagi masyarakat sekitar. Semoga program baik ini bisa segera terwujud ya, Sahabat.

3. Salah Satu Pengekspor Gurita Dunia

Pada bulan Januari 2019 lalu, provinvsi NTT melakukan ekspor gurita dalam jumlah besar ke tiongkok yang mencapai 24 ton. Dari sini kita bisa lihat, betapa besarnya potensi hewan laut bertinta yang bisa menjadi hidangan lezat dengan harga mahal. Hal ini juga merupakan potensi laut Nusa Tenggara yang wajib kita jaga dan lestarikan.

Apabila sumber daya luar biasa ini mampu dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, tentunya bisa meningkatkan kesejahteraan dan tingkat ekonomi masyarakat. Tentunya pemanfaatan ini juga hari diikuti dengan pengetahuan seputar penangkapan yang baik agar tidak menghabiskan populasi. Kemudian juga dengan pengetahuan budidaya yang mendukung kepada pelestarian gurita.

Oh iya Sahabat, beberapa kali Insan Bumi Mandiri berkunjung ke Nusa Tenggara, kami selalu disuguhi dengan makanan oleh warga lokal. Berbagai jenis makanan laut dihidangkan dengan cita rasa alami yang luar biasa nikmat. Nusa Tenggara harus jadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi buat para food hunter nih, apalagi pagi penikmat makanan laut.

4. Habibat Paus, Lumba-lumba, dan Dugong

Potensi laut Nusa Tenggara selanjutnya diisi oleh hewan laut yang terdapat di perairan Lawu Sawu NTT, yaitu paus, lumba-lumba dan dugong. Hal ini merupakan hasil monitoring laut yang dilakukan oleh Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, NTT. Penemuan ini tentunya sangat membahagiakan dan harus dijaga agar nantinya laut Nusa Tenggara tidak kehilangan penghuninya.

Selain itu, salah satu destinasi wisata di Pantai Mali, Alor, NTT terdapat hewan menggemaskan yang selalu ingin ditemui oleh wisatawan yang berkunjung ke sana. Hewan tersebut bernama Mawar. Ia adalah dugong yang hidup di perairan Alor.

Mawar akan muncul jika dipanggil oleh pawangnya agar bisa dilihat oleh para wisatawan. Untuk melindungi Mawar, bupati Alor mengeluarkan aturan bagi para wisatawan melalui Perbup Kabupaten Alor No. 7/2018. Peraturan ini melarang wisatawan untuk menyelam di perairan Dugong, memberi makan, menyentuh dugong, mengganggu dan membuang sampah yang akan mengotori dan membahayakan habitat dugong.

5. Destinasi Wisata Laut yang Luar Biasa

Siapa yang tidak kenal Lombok? Pulau yang terkenal dengan pantai-pantainya yang indah dan menjadi pilihan wisata dunia. Sebut saja gili trawangan, Pink Beach, Sekotok, Senggigi hingga pantai Selong Belanak merupakan deretan pantai di Lombok, NTB yang terkenal dengan keindahannya.

NTT tentunya juga tidak mau kalah, di sana juga memiliki deretan pantai luar biasa yang menjadi tempat wisata impian. Beberapa di antaranya adalah pantai Nihiwatu, Ratenggaro dan Mandorak di Sumba Barat, kemudian ada Pantai Ruteng serta Koka di Flores.

Wisata pantai ini tentunya juga menjadi potensi laut Nusa Tenggara yang harus kita pelihara dan kita jaga agar tidak tercemar, sehingga keindahannya tak akan hilang begitu saja.

Baca Juga : 5 Alasan Kenapa Harus ke Nusa Tenggara Timur

 ---

Nah Sahabat, itulah tadi potensi laut Nusa Tenggara yang baru sebagian kecil kami ulas. Masih banyak lagi potensi lainnya yang tidak tercantum di artikel ini. Potensi ini merupakan anugerah dari Yang Maha Kuasa dan mesti kita jaga bersama.

Jangan sampai potensi yang Indonesia miliki hilang begitu saja karena kita tidak bisa merawatnya dengan baik dan benar hanya karena mengikuti hawa nafsu belaka. Selamat hari laut Indonesia, dan semoga Indonesia tetap berjaya dengan segala potensi laut yang dimilikinya. Aamiin.

 

Sahabat, mari kita bantu tingkatkan kesejahteraan masyarakat di pedalaman Nusa Tenggara

Caranya dengan klik di sini ya!

Ikuti tulisan menarik Adzkia Arif lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB