x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Rabu, 20 Mei 2020 06:07 WIB

Jangan Sepelekan Logika Berbahasa, IKA BINDO UNJ Imbau Pejabat Pemerintah

Jangan sepelekan logika berbahasa, bisa salah tafsir. IKA BINDO UNJ ingatkan pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat soal kompetensi berbahasa

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Logika berbahasa makin penting dikedepankan, akibat maraknya penggunaan bahasa Indonesia yang menyalahi nalar atau logika. Apalagi bahasa yang digunakan pejabat justru memicu kegaduhan. Maka saatnya, pemerintah dan pengguna bahasa Indonesia peduli untuk menata kembali kemampuan logika berbahasa. Agar jangan ada salah logikaberbahasa.

Hal tersebut disampaikan dalam Diskusi Daring #2 IKA BINDO UNJ bertajuk “Membangun Logika Berbahasa” melalui Zoom Video Conference (19/05/20). Tampil sebagai pembicara 1) Suprianto Annaf, M.Pd., Readktur Bahasa Media Indonesia dan 2) Tri Adi Sarwoko, Dosen dan Mantan Senior Redaktur Bahasa Harian Kontan. Bertindak sebagai moderator Syarifudin Yunus, Ketua IKA BINDO FBS UNJ dan ikuti 43 peserta pemerhati ilmu bahasa Indonesia.

“Logika berbahasa kita bermasalah. Karena siakp politik bahasa nasional bangsa Indonesia tidak tuntas. Maka kualitas berbahasa Indonesia masih bermasalah. Masih banyak logika berbahasa yang tidak tepat” ujar Suprianto Annaf. M.Pd., alumni IKA BINDO Angkatan 1996.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena itu, IKA BINDO (Ikatan Alumni Bahasa dan Sastra Indonesia) mengngatkan pengguna bahasa Indonesia. Utamanya pejabat pemerintah, guru dan dosen, serta media massa untuk hati-hati dalam berbahasa. Agar jangan ada salah logika dalam berbahasa. Karena kesalahan logika bahasa akan berdampak pada pemahaman dan penafsiran masyarakat. Lalu jadi kegaduhan baru.

“Karena itu, siapapun harus cermat dalam berbahasa. Cermat pikirannya, cermat bahasanya. Saya masih percaya bahwa bahasa yang baik pasti mencerminkan logika yang baik. Itulah yang menjadi target bahasa Indonesia,” ujar Tri Adi Sarwoko, alumni IKA BINDO Angkatan 1986.

Dalam diskusi ini pun dibahas contoh-contoh bahasa yang mengalami salah logika antara lain:

  • Soal “ketinggian air” dan “setinggi lutut orang dewasa” yang tidak tepat saat melaporkan terjadinya banjir.
  • Efek demo di Gedung DPR, jalan-jalan sekitarnya macet total. Judul yang tidak tepat nalarnya.
  • Preman Pondok Gede mau dibasmi polisi. Tidak cermat karena mana ada preman mau dibasmi?
  • Koruptor itu berhasil ditangkap basah KPK. Tidak cermat logika, karena tertangkap basah kok dibilang berhasil? 

Melalui diskusi daring setiap bulan, IKA BINDO FBS UNJ mengajak pemerhati bahasa Indonesia untuk ikut peduli terhadap eksistensi bahasa yang semakin terpinggirkan. Akibat maraknya bahasa asing di mana-mana, pejabat yang tidak kompeten dalam berbahasa, dan gaduh nasional akibat bahasa.  

KA BINDO FBS UNJ akan memilih topik-topik kebahasaan yang menarik tiap bulan. Agar menjadi ajang bertukar pikiran tentang ilmu bahasa, di samping memberikan pencerahan kepada masyarakat.

Maka siapa pun, kompetensi berbahasa harus dimiliki siapapun, Agar tidak salah dalam logika berbahasa. Maka, JAngan Pernah Sepelekan Bahasa INDOnesia (JAPS BINDO). Salam IKA BINDO #IKABINDOUNJ

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB