x

Iklan

Harpiana Rahman

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 Maret 2020

Jumat, 29 Mei 2020 08:52 WIB

Di Garis Depan, Kita yang Akan Melindungi Tim Medis

Mari memperkuat gerakan komunitas dengan meningkatkan perlindungan kelompok. Dengan solidaritas meningkatkan cakupan pemakaian masker, meningkatkan cakupan mencuci tangan, meningkatkan perilaku jaga jarak. Lakukan gerakan tengok tetangga untuk memastikan kebutuhan pokoknya terpenuhi. Kitalah yang harus menempatkan diri di garda terdepan, bertanggung jawab dengan diri kita sendiri, dengan komunitas kita sendiri. Tim medis adalah kelompok kuratif yang bekerja untuk melindungi kelompok yang tak bisa menghindar dari serangan virus Covid-19 ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sepupu saya adalah seorang perawat dan masuk dalam tim penanganan Covid-19 di salah satu rumah sakit (RS) di Makassar. Dia bercerita bagaimana tidak normalnya keadaan RS yang terus saja didatangi pasien. Dia bercerita bagaimana sulitnya mengobati pasien dengan menggunakan APD. Sesekali dia membandingkan sulitnya pekerjaannya yang tidak bisa meninggal RS, dan mudahnya pekerjaan saya yang bisa diselesaikan hanya dengan duduk di rumah.

Tim medis sebagai garda/garis/pos paling belakang atas perang wabah adalah perpanjangan tangan Tuhan untuk mengobati pasien yang sakit ataupun yang terserang virus. Sekali tim medis menyerah dalam mengobati pasien, maka angka kesembuhan melambat dan kematian meningkat.

Tim medis di faskes sebagai garis terbelakang dalam penanganan wabah adalah yang paling rentan terhadap penyakit dan kematian. Kontaminasi virus lebih tinggi, karena berhadapan langsung dengan kelompok pasien dan banyak jenis penyakit. Stres lebih tinggi karena melihat banyak kematian, bunyi sirine, dan tangisan orang yang kehilangan kerabatnya. Kelelahan bekerja akan lebih terasa karena tidak diperbolehkan pulang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berada di tengah wabah, tentu ada kelompok sehat dan ada kelompok sakit. Ada kelompok yang terpapar virus ada juga yang belum terpapar virus. Besar atau kecilnya kelompok-kelompok tergantung dari strategi pemerintah, tergantung dari penguatan penemuan kasus baru melalui uji massal awab, tergantung dari perilaku kita, masyarakat. 

Dalam hal ini, tentu tidak ada manusia yang menginginkan sakit dan terserang virus. Maka dalam kasus seperti ini, jangan pernah menempatkan tim medis sebagai garda terdepan untuk melindungimu dari serangan virus. Tim medis adalah kelompok kuratif yang bekerja untuk melindungi kelompok yang tak bisa menghindar dari serangan virus ini.

Kitalah yang harus menempatkan diri sebagai garda terdepan, tim yang paling bertanggung jawab dengan diri kita sendiri, dengan komunitas kita sendiri. Kuat atau lemahnya gerakan komunitas untuk melakukan  pencegahan penularan, tergantung dari strategi pemerintah dalam menerjunkan tim survailans dan laboranya dalam melakukan penemuan kasus. Sayangnya tarik ulur kebijakan pemerintah dinilai lambat menangani wabah. Jika seperti ini, yang dibutuhkan adalah penguatan gerakan komunitas/masyarakat.

Mari mulai memperkuat gerakan komunitas dengan meningkatkan perlindungan kelompok melalui solidaritas meningkatkan cakupan pemakaian masker, meningkatkan cakupan mencuci tangan, meningkatkan perilaku jaga jarak,  dan gerakan tengok tetangga untuk memastikan kebutuhan pokoknya terpenuhi. Banyak RT/RW bahkan desa di Indonesia melakukan inisiatif ini. Maka bukan hal mustahil untuk mereplikasi gerakan-gerakan seperti ini.

Tim medis saat ini tidak hanya dirundung duka akibat meninggalnya rekan kerja yang jumlahnya tidak sedikit. Indonesia memiliki persentasi yang paling tinggi untuk kematian tenaga medis. Juga dirundung rasa putus asa, lantaran beberapa kelompok tetap saja mengabaikan protokol kesehatan di kerumunan.

Sudah saatnya kita menguatkan tim medis sebagai pos paling belakang dalam menyehatkan kembali pasien CovidD-19. Dengan mengikuti protokol kesehatan, kita memberi ruang pada tim medis untuk relaksasi sejenak.  

Sulit membayangkan jika tenaga medis harus bekerja dalam keputusasaan melalui tagar Indonesiaterserah. Sementara kepadatan penduduk di Indonesia tidak imbang dengan ketersediaan SDM kesehatan. Berdasarkan kurva penemuan kasus, Indonesia belum memasuki puncak dari wabah ini. Kurva masih belum ideal dan fluktuatif, harus melewati puncak dulu, lalu harus landai lagi, lalu landainya harus konsisten. Perjalanan kita masih panjang.

Lindungi dirimu agar tidak sakit, lindungi komunitasmu, maka tim medis akan terlindungi juga. Kita melindungi tim medis, tim medis melindungi yang sakit.

Ikuti tulisan menarik Harpiana Rahman lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler