x

Mensiasati punggung dan dinding ombak

Iklan

Mohamad Cholid

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 1 Juni 2020 12:53 WIB

#SeninCoaching: Anda Mau Lebih Kompeten Mengatasi Krisis?

Bayangkan Anda adalah seorang CEO, atau memimpin kementrian, atau Presiden (Kepala Negara), tapi gagap untuk memberikan clarity kepada para pemangku kepentingan apa tujuan hidup dan arah kepemimpinan Anda, semantara tindakan nyata Anda hanya sebatas yang normatif saja. Apa jadinya? Apakah pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, dan publik masih dapat Anda harapkan mendukung Anda -- utamanya -- dalam mengatasi krisis?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Para juru mudi kapal nelayan dan para peselancar di gelombang besar (big wave rider) sama-sama memiliki courage, untuk menghadapi increments of fear. Mereka bertindak bukan berdasarkan sikap bravado, tapi berbekal kompetensi dan nyali yang terukur.

Hari-hari ini, pandemi yang melanda para eksekutif dan leaders di pelbagai belahan dunia adalah kegamangan. Mereka gamang dan terbawa arus kecemasan publik akibat ekonomi melambat di pelbagai negara di dunia, sebagai konsekuensi lockdown atau semi-lockdown.

Apa yang sesungguhnya terjadi? Mereka punya pengalaman memimpin organisasi, bahkan sebagiannya sudah terlatih pula menghadapi dilema imbas krisis keuangan 2008-2009. Apa yang sepatutnya dilakukan agar para eksekutif dan leaders di organisasi bisnis, nonprofit, dan di pemerintahan mampu bertindak lebih strategis dan taktis, bukan terseret arus persepsi publik dan seperti kehilangan pijakan?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kalau mau lebih efektif memimpin, bukankah mereka sepantasnya mengembangkan diri agar mampu mengatasi pelbagai events, termasuk dilema akibat wabah penyakit?

Setiap pemimpin, dari level eksekutif yunior, sampai general manager, apalagi CEO atau Presiden, dalam situasi krisis umumnya diharapkan menjadi pribadi-pribadi yang lebih dari biasanya oleh para pemangku kepentingan. Mereka yang mengaku sebagai pemimpin tersebut diharapkan lebih siap dengan perspektif baru dan tangkas menghadapi gelombang persoalan, yang bisa saja mencapai tahap increments of fear.

Stakeholders mengharapkan mereka bertindak extraordinary, mampu meliuk di atas dan di lengkung ombak realitas seperti para big wave rider tangkas dalam mensiasati ombak besar. Atau trampil berayun dari satu ombak ke ombak berikutnya dengan elegan, sebagaimana para nakhoda kapal nelayan. Memiliki ketrampilan dan nyali, courage, mengatasi increments of fear fakta yang harus dihadapi saat ini. Cukup rendah hati pula terus meningkatkan kompetensi agar lebih siap menghadapi realitas baru.

Ada beberapa pertanyaan bagi setiap leader untuk menuju ke tahap itu.

Apakah mereka coachable atau terbuka hati dan pikiran masing-masing untuk didampingi coach sebagai mitra akuntabilitas? Apakah mereka memiliki emotional courage (istilah Peter Bregman, pelatih para eksekutif dan penulis buku Leading with Emotional Courage, 2018) untuk secara terbuka menyebutkan perilaku kepemimpinan masing-masing yang mesti ditingkatkan agar menjadi lebih efektif?

Apakah berani mengizinkan diri meminta bantuan untuk itu? Apakah siap bertindak benar, konkrit, dan tepat waktu, sesuai tujuan organisasi dan persepsi para stakeholders, tanpa menunda-nunda lagi dengan berbagai excuses? Tolong ingat: excuses dan alibi tidak akan mengubah fakta. Perilaku kepemimpinan Anda yang lebih efektif akan membantu menata ulang realitas.

Bukankah Anda sebagai pemimpin memerlukan pijakan yang kokoh, misi dan visi Anda tertanam lebih kuat di benak para anggota tim untuk bersama-sama mengatasi krisis?

Para eksekutif dan leaders di pelbagai organisasi di dunia belakangan jadi gamang utamanya karena respon mereka sendiri yang kurang tepat. Di antaranya langsung merunduk atau bahkan ada yang nyaris tiarap, membayangkan bottom line bakal jauh dari harapan. Cemas.

Itu memang gejala yang manusiawi – namun tidak pantas dibiarkan. Sebagai pemimpin, sepatutnya segera menyadari untuk mengendalikan diri.

Selanjutnya: Membangun Tiga Pijakan Kokoh

Ikuti tulisan menarik Mohamad Cholid lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB