x

Supartono JW

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 5 Juni 2020 17:02 WIB

Rak/Lemari Buku Menjadi "Backdrop" Zoom, Menggugah "Melek" Buku dan Literasi Masyarakat

Dengan backdrop rak/lemari buku saat tampil menjadi Zoomer, kini banyak menjadi pilihan masyarakat dalam work from home (wfh), itu menarik untuk membangkitkan motivasi melek buku masyarakat

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebelum pandemi corona hadir, video conference atau konferensi jarak jauh melalui video call (vc) sudah berlangsung dan familiar di masyakat. Terlebih stasiun televisi juga sering menayangkan berita dan acara, yang nara sumbernya terbubung melalui vc. 

Kini, di tengah pandemi corona, dengan adanya PSBB, maka vc semakin populer di masyarakat baik pada institusi, instansi, akdemisi, pun masyarakat umum. 

Fitur vc sangatlah berguna untuk tetap terhubung dan berkomunikasi tanpa harus bertatap muka secara langsung di saat masyarakat harus kerja dari rumah, alias work from home (WFH). 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Momentum ini pun dijadikan "lahan" empuk bagi banyak pengembang yang membuat aplikasi video conference, di antaranya adalah Zoom. 

Nah, yang menarik dan paling menonjol khususnya di Indonesia, setiap kali kita menyaksikan tayangan di televisi yang menghadirkan nara sumber atau dalam acara-acara diskusi atau meeting lainnya, dan sering dibagikan oleh para individu di media sosial, kita akan disuguhi deretan  backdrop  pembicara berupa rak-rak buku. 

Nampaknya, bagi para "Zoomer" pilihan berbicara dengan latar belakang rak-rak buku atau lemari buku yang dipajang, menjadi pilihan yang lumayan banyak. 

Sepertinya, dengan tampil meeting/diskusi/bekerja via Zoom, para Zoomer ini lebih percaya diri bila panggung setting saat ber-Zoom, di depan buku-buku. 

Hal ini, sekaligus dengan maksud menunjukkan bahwa si Zoomer adalah akademisi, pecinta buku, dan terbudaya berliterasi dan membikin tampil lebih percaya diri. 

Persoalan rak/lemari buku yang ada di belakangnya, faktanya selama ini hanya untuk pajangan dan demi gengsi, dan bukunya malah tidak pernah disentuh, itu urusan para zoomer, lah. 

Imej baik bagi masyarakat

Yang pasti, bila kita lihat dari sudut positifnya, sungguh, deskripsi Zoomer yang kini banyak tampil dengan blocking di depan rak/lemari buku, cukup efektif memberikan dampak "imej" yang baik khususnya untuk masyarakat. 

Sebab, kita tahu masyarakat Indonesia masih sangat tertinggal dalam hal membaca, matematika, dan sains, yang bukan saja terjadi pada anak-anak yang masih sekolah, namun juga terjadi pada masyarakat umum, dan terbukti budaya literasi bangsa kita masih rendah, akibat "kegagalan" pendidikan selama ini. 

Sejatinya, selain backrop rak/lemari buku, para Zoomer juga kini bisa tetap percaya diri tampil meski tidak dengan backdrop rak/lemari buku. Sebab, Zoom telah menawarkan fitur-fitur penggantian background video conference yang cukup unik dan juga keren. 

Jadi, sebelum melakukan Zoomer, para Zoomer dapat mengganti background Zoom Apps terlebih dahulu. Untuk caranya, para Zoomer dapat mengakses di google, tinggal ketik cara mengganti background Zoom. 

Kembali menyoal background/backdrop Zoom berupa rak/lemari buku yang asli, saya melihat, dengan tampilnya para Zoomer dengan latar pajangan buku-buku, ini dapat.menjadi cikal bakal inovasi, agar masyarakat jadi "melek" buku, membaca, terbudaya berliterasi. 

Jangan hanya pajangan

Bahkan, saya terbayang, betapa indahnya, bila dalam sebuah diskusi/meeting, semua peserta/Zoomer tampil di depan rak/lemari buku di ruang kerja/kamar kerja/perpustakaan di rumahnya masing-masing. 

Tentu, selain akan membangkitkan semangat dan motivasi, para Zoomer jadi akan benar-benar membaca buku-buku yang disimpannya, bukan sekadar menjadi pajangan dan agar dibilang "akademisi".

Selain itu, juga signifikan mempengaruhi pikiran masyarakat bahwa buku, membaca, dan literasi itu penting untuk wawasan dan pengetahuan diri sendiri dan untuk orang lain, terutama demi pengembangan diri agar menjadi manusia yang bertambah cerdas intelegensi, personaliti, sehingga lahirlah pribadi-pribadi yang kreatif dan inovatif seperti harapan para pejuang yang telah memberikan kemerdekaan bagi rakyat bangsa NKRI. 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB