x

Iklan

Budi Susanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Januari 2020

Jumat, 19 Juni 2020 10:08 WIB

Harus Marah Tapi Kebodohan


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Berpikir buntu. Dangkal informasi valid. Tapi sok tahu. Lalu ciptakan analisis sendiri. Akhirnya 'ngawur'.

Klop! Makin kelihatan bodohnya. Begitulah yang terjadi faktanya. Lagi 'ramai' mengecam isu bakal disatukannya pelajaran Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) untuk kurikulum SD.

Berawal dari 'bocornya' dokumen hasil diskusi soal Penyederhanaan Kurikulum 2013 (K-13), yang sedikit bagiannya mendiskusikan tentang  peleburuan pelajaran Agama Islam dan PKN.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dan suara-suara lantang tapi nir-pemahaman yang cermat bermunculan. Ada yang mengecam pendidikan Indonesia sudah disusupi PKI. Ada yang memprotes jika digabungkan antara kedua pelajaran itu berbeda konteks, maka tidak selaras.

Ada yang marah-marah kalau dilebur berarti pendidikan di Indonesia telah menghilangkan nilai sejarah dua pelajaran itu.

Lha, yang ingin melebur memang siapa? Kok sudah terdengar suara-suara 'aneh'.

Lhaa, Kemendikbud saja tidak ada membahas serius mengenai rencana peleburan pelajaran Agama Islam dan PKN. Tidak ada wacana informasi begitu bakal jadi kebijakan.

Agendanya saja diskusi. Bebas saja mau berpendapat apa, melontarkan pemikiran bagaimana di dalam forum. Yang biasa berdiskusi pasti paham. Setelahnya, mau ditindaklanjuti atau tidak, jangan dipaksa. Jangan juga kecewa jika argumentasi diskusi kita tidak digubris. Atau ternyata kalah oleh argumentasi lawan diskusi.

Namanya saja diskusi. Sekadar asah pemikiran.

Lagi pula baru materi diskusi saja sudah heboh. Belum jadi keputusan resmi. Mungkin saja Kemendikbud 'ogah' menetapkan peleburan pelajaran Agama Islam dan PKN jadi sah.

Hasil diskusi itu bukan produk hukum yang resmi harus dilaksanakan. Santai saja menyikapinya.

Apalagi berkas dokumen yang 'bocor' itu hanya isi materi diskusi. Pahamilah, kadar notulensi hasil diskusi saja masih di bawah status rekomendasi. Tidak usah jadi uring-uringan.

Pakai nalar yang cerdas memahami konteks informasi. Sekadar hasil diskusi saja sudah dianggap sebagai ketetapan yang bakal dilaksanakan besok.

Lucu jadinya. Plus bodoh. Bagi yang buru-buru marah.*

Ikuti tulisan menarik Budi Susanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler