Kisruh STY-PSSI Happy Ending, Kira-Kira Kisruh Apalagi yang Akan Diangkat?
Sabtu, 27 Juni 2020 19:21 WIBKisruh STY-PSSI banyak yang menduga hanyalah sebuah rancangan yang dibikin. Ada pihak yang sengaja memanfaatkan media untuk kepentingan "mereka". Kira-kira, setelah kisruh ini usai, kisruh apalagi yang sedang dirancang?
"Selama sepak bola masih dipepet banyak mafia dan menjadi kendaraan politik, maka prestasi sepak bola nasional adalah kisruh itu sendiri dan kegagalan."
(Supartono JW.27062020)
Selama sepak bola nasional masih terus dipepet para "mafia" yang membutuhkan PSSI sebagai "kendaraan" berbagai kepentingannya, maka bila ada gerbong yang merasa tidak dihargai, tidak diakomodir keinginan dan "hajat" nya, maka sampai ratusan tahun usia PSSI pun akan tetap dibikin masalah terutama oleh gerbong dari dalam dan khususnya dalam melayani gerbong dari luar yang memiliki "kepentingan".
Ingat, sepak bola nasional adalah olah raga rakyat, dan ratusan juta rakyat Indonesia "menggilainya". Kira-kira, siapa yang akan terus memanfaatkan sepak bola dan PSSI sebagai organisasinya, dengan sepak bola yang memiliki kekuatan massa begitu besar? Siapa? Sangat mudah menjawabnya bukan?
Bila, sekarang kasus Shin Tae-yong (STY) dimunculkan dan sengaja digoreng, siapa pula yang sejatinya memiliki kepentingan?
Untuk itu, saya coba buat analisis sederhana dan hanya mereka-reka saja. Kira-kira bila saya berpikir begini, benar atau salah?
Pemikiran saya adalah:
Pertama:
Adakah kasus STY dan PSSI akan menjadi persoalan dan konflik di Indonesia bila berita STY di Korea tidak mentah-mentah diangkat di Indonesia oleh media olah raga nasional, dan siapa "biang kerok"nya?
Persoalan STY sebenarnya adalah hal yang wajar dan lumrah dan juga tidak harus dibentur-benturkan dan lalu diangkat oleh media dengan memancing PSSI agar "panas".
Kedua:
Lalu begitu lihainya "media" ini, setelah berhasil membuat STY dan PSSI panas, agar konflik terus berkembang, maka diseretlah pemain-pemain lain agar semakin tercipta suasana tak kondusif yang kesannya natural.
Sungguh, jahat sekali media ini. Namun, dasar biang kerok, agar kisah kisruh yang dibangun sesuai skenario dan sandiwara yang sepertinya memang sudah "dipesan dan disiapkan", kini media itu seolah sedang mencuci dosanya dengan membuat berita yang baik-baik lagi agar kesannya kasus menjadi berimbang.
Tapi yang pasti, dia sudah berhasil mendorong opini publik dan memberikan pesan bahwa STY dan PSSI ini bermasalah, namun di balik itu semua, sasaran utama dari gorengan kisruh yang dibangun ini adalah demi memberikan stigma bahwa PSSI memang terus bermasalah.
Ketiga:
Bagusnya, gerbong yang bisa jadi ada dibalik kisruh ini, selalu menggunakan skenario dan penyutradaraan cerdas, sehingga kisruh yang selalu dibangun, seolah adalah kejadian nyata. Padahal semua itu adalah sandiwara yang sengaja diciptakan, dan para aktor-aktor yang disasar namun tidak mengetahui.bahwa ini adalah sebuah sandiwara jadi mudah terpancing, lalu ikut terseret dalam permainan sandiwara yang memang sengaja dicipta untuk memancing.
Begitu para aktor yang disasar masuk dalam perangkap dan terpancing, maka sukseslah sandiwara kisruh yang "mereka" ciptakan.
Keempat:
Tengok, bagaimana kondisi STY dan PSSI berdasarkan berita yang terbaru. Yakin, ujungnya akan happy ending. Baik-baik saja. Sebab, memang ada pihak yang sengaja membuat ini menjadi masalah dan kisruh.
Tetapi "mereka" sudah tertawa bahagia karena berhasil memancing berbagai pihak dan ikut dalam alur kisruh. Itulah memang tujuan mereka.
Lihat saja, begitu STY dan PSSI dan berbagai pihak yang turut dikorbankan akhirnya tuntas menyelesaikan masalah yang dipicu oleh "pengadu domba", yakin mereka akan membuat naskah kisruh baru yang akan menjadi gorengan berita.
Kira-kira semua hal tersebut benar tidak ya? Semoga tidak benar dan salah. Tetapi yang pasti ini hanya sekadar analisis, bukan skenario dan juga bukan sandiwara. Ha ha.
Nah, setelah kisah kisruh STY-PSSI dan menyeret berbagai pihak usai, kira-kira akan ada kisah kisruh apalagi yang sekarang sedang dirancang? Semoga tidak ada, ya? Tapi, ya kita tunggu saja.
Pengamat
0 Pengikut
Harkitnas ke-65, Stop Kebangkitan yang Tidak Etik dan Tidak Bermoral
Selasa, 21 Mei 2024 14:05 WIBIuran Kelas BPJS Dihapus, KRIS Resmi Penggantinya, Mampukah Rakyat?
Rabu, 15 Mei 2024 09:56 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler