x

tahun ajaran baru

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 13 Juli 2020 09:48 WIB

Semoga Tahun Ajaran Baru 2020/2021 di Tengah Covid-19 Tak Menambah Masalah Baru

Di luar masalah corona, sejatinya pendidikan di Indonesia sejak di bawah menteri baru, terus menuai masalah dan kontroversi. Semoga dibukanya tahun ajaran baru 13 Juli 2020 tidak menambah masalah baru tentang mutu dan kualitas pendjdikan serta menjadi klaster baru penularan corona.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Senin, 13 Juli 2020 tahun pelajaran baru di Indonesia dimulai. Bahwa sudah diinformasikan oleh Kemendikbud mana saja daerah dan sekolah yang sudah diizinkan untuk memulai tahun ajaran baru dengan tatap muka, dan sebagian besar masih wajib dengan sistem belajar daring/online/virtual (DOV), tetap saja pakar pendidikan, para praktisi dan pengamat pendidikan, dan masyarakat menyangsikan menyoal mutu kualitas pendidikan dan dampaknya terhadap psikologis siswa.

Lebih dikawatirkan lagi, saat daerah dan sekolah di daerah hijau yang boleh sekolah dengan tatap muka, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) justru  telah mengakui bahwa penyebaran virus corona melalui udara sesuai temuan dari para pakar dari 32 negara, meski proses pembuktiannya masih berlangsung.

Sehingga, kini berbagai pihak di Indonsia juga kembali diserang keraguan bahwa kegiatan sekolah di daerah hijau yang akan menggunakan sistem tatap muka, sangat dikawatirkan akan menjadi klaster baru Covid-19.

Terlebih, meski sekolah berlokasi di daerah hijau, para siswa belum tentu berasal dari daerah yang sama. Sudah begitu, adanya pengakuan virus menyebar melalui udara, dan penyebaran di ruang tertutup akan menjadi dominan, tentu akan sangat mengancam keberadaan sekolah yang membuka pembelajaran dengan tatap muka.

Mustahil dalam tempo singkat, sekolah-sekolah bersangkutan dapat menyiapkan diri dengan protokol kesehatan baru, menyesuaikan protokol virua menyebar melalui udara.

Setali tiga uang, sekolah yang masih wajib melakukan pembelajaran dengan sistem DOV, juga masih dipertanyakan kesiapannya dalam menyambut tahun ajaran baru ini.

Sebagai acuan, dalam Sapa Indonesia Malam menyoal kesiapan sekolah di tahun ajaran baru di stasiun Kompas TV pada Minggu petang (12/7/2020), disimpulkan bahwa, sesuai hasil survei masih lebih dari 80 persen masayarakat yang menyatakan bahwa pembelajaran DOV masih tidak dan belum efektif, selama empat bulan sebelumnya, sejak corona hadir di Indonesia.

Orang tua yang selama ini mempercayakan KBM kepada sekolah 100 persen, sangat gagap dalam memantau dan keterlibatannya dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Terlebih, dalam pengalaman empat bulan yang lalu, para guru hanya sekadar mencekoki siswa dengan tugas.

Belum lagi masih tidak meratanya kesiapan sekolah di masing-masing daerah di seluruh pelosok Indonesia baik menyoal fasilitas, teknologi, dan biaya, semakin menambah pembelajaran DOV ini benar-benar akan tidak bermutu.

Esensi belajar khususnya untuk masyarakat Indonesia itu tatap muka, pengalaman langsung, sentuhan langsung. Itu saja, selama ini belum mampu menyentuh hati dan pikiran siswa untuk menjadi terdidik, berkarakter, dan berbudi pekerti luhur. Bagaimana dengan tahun ajaran baru yang tetap dipaksakan dengan sistem DOV?

Yang pasti, sehebat-hebatnya, secanggih-cangihnya model Kurikulum Transisi (KT) yang kabarnya sedang dirumuskan, namun hingga detik ini belum ada informasi ke masyarakat bahwa KT sudah siap hingga disosialisasikan kepada orang tua siswa, masih wacana.

Seharusnya, minimal Minggu malam (12/7/2020) para orang tua siswa sudah memahami sistem belajar dan tata belajar putra-putrinya, tentang bagaimana teknik belajar pada Senin, (13/7/2020) dan seterusnya, namun faktanya, banyak orang tua siswa yang masih belum mendapat informasi dari sekolah tentang teknik belajar di tahun ajaran baru ini. Sungguh aneh.

Saya melihat, bila virus corona masih sangat terus berbahaya dan terus signifikan penyebaran kasusnya khususnya di Indonesia, maka persiapan tahun ajaran baru 2020/2021 ini justru lebih berbahaya dari kasus corona.

Belajar dengan sistem DOV, sudah barang tentu seutuhnya menjadi pantuan orang tua di rumah, karena sekolah dan guru memiliki waktu terbatas bertemu dengan siswa.

Justru yang harus diperkuat dalam situasi seperti sekarang, model pembelajaran DOV, justru orang tua memiliki peranan vital. Sehingga justru wajib diberikan arahan dan sosialisasi peranannya.

Bila dalam kondisi normal, orang  tua percaya proses belajar anaknya 100 persen kepada sekolah, kini sikap tersebut, paradigmanya harus di balik, yaitu orang tua juga dipercaya oleh sekolah menjadi kunci.sukses belajar sistem DOV.

Yang menjadi masalah, kondisi orang tua juga tidak sepenuhnya dapat menjadi partner sekolah, karena "kondisi" para orang tua yang berbeda latar belakang, pendidikan, dan kemampuan finansial.

13 Juli 2020, tahun ajaran baru akan tetap berlangsung, namun fakta dan data menyoal KBM dengan tatap muka maupun DOV semuanya, dalam situasi yang sama-sama masih menyisakan berbagai masalah.

Kendati para pakar, akademisi, praktisi, pengamat, dan masyarakat telah mengingatkan akan kondisi tahun ajaran baru yang "dipaksakan" ini karena masih banyak sekali pekerjaan rumah Kemendikbud beserta sekolah, kita lihat saja, dalam beberapa hari ke depan. Kira-kira apa yang akan terjadi.

Semoga, ada keajaiban sehingga tahun ajaran baru 2020 dengan kondisi serba bermasalah ini, akan dilalui tanpa kendala dan hambatan.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler