x

Sepeds

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 29 Juli 2020 11:39 WIB

Demam Sepeda Mahal di Indonesia, Ada Bule Heran atau Sedang Menyindir?

Ada bule yang keheranan dengan perilaku borong sepeda mahal oleh orang-orang Indonesia. Memang inilah kondisi Indonesia yang akan berusia 75 tahun. Tidak usah heran, banyak yang masih butuh eksis dan pengakuan. Tapi bule itu sedang heran atau malah menyindir? Saya ingat 9 tahun lalu, pemandu wisata di Paris blak-balakan menyorot gaya hidup wisatawan Indonesia yang ia sebut OKB.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

28 Juli 2011, sembilan tahun yang lalu, saya sempat seharian bertukar pikir dengan seorang pemandu wisata yang menemani kami mengakrabi Menara Eiffel, Museum Louvre, Sungai Seine, Notre-Dame, dan Galeries Lafayette di Paris, Prancis. Dari tukar pikiran itu, yang paling saya ingat adalah saat ia menyoal gaya hidup orang Indonesia selama ada di Paris, terutama yang sedang menjadi turis.

Sangat jelas dan tegas, dia menyebut melihat turis Indonesia yang OKB alias Orang Kaya Baru, saat itu sudah menjadi keseharian. Kata dia, turis Indonesia yang dipandunya itu juga banyak maunya. Sampai-sampai dia harus bertanggungjawab membayar denda parkir bus, karena ketidaktepatan waktu sang turis.

Lalu, turis juga membuat aturan sendiri, tidak mengikuti panduan wisata yang digariskan. Seolah semuanya dapat diselesaikan dan dibayar dengan uang yang mereka miliki.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat saya sedang mengingat hal tersebut, ternyata, hari ini, Selasa, 28 Juli 2020, saya membaca berita di berbagai media online yang juga banyak dikomentari oleh warganet. Beritanya menyoal bule yang kebingungan dengan perilaku orang Indonesia yang memborong sepeda mahal. Dia bertanya: ada apa di Indonesia?

Keheranan bule ini, jelas sangat logis dan masuk akal. Di tengah situasi wabah corona dan perekonomian yang terpuruk, kok orang Indonesia malah royal membeli sepeda seharga puluhan juta rupiah. Padahal, bagi orang bule, masalah sepeda itu adalah soal fungsi dan tujuan, bukan sepedanya. Jadi, mereka tidak pernah menjadikan sepeda untuk gaya hidup apalagi gaya-gayaan dan sok agar dibilang kaya.

Sembilan tahun yang lalu, saya sendiri melihat di Amsterdam, Belanda yang sudah dijuluki sebagai kota sepeda. Di sana sepeda bukan menjamur, tetapi saya sebut menyemut. Masyarakat di sana memang menjadikan sepeda sebagai alat transportasi utama. Sembilan tahun yang lalu, tak satu pun saya melihat orang di Amsterdam dan di Paris, Prancis bahkan di negara Eropa yang lain, menjadikan sepeda untuk gaya hidup. Seperti sekarang yang terjadi di Indonesia!

Jadi, bila pemandu wisata di Paris sudah menyebut orang Indonesia banyak yang OKB, lalu kini ada orang bule yang keheranan dengan sepeda mahal yang diborong orang Indonesia, seharusnya membuat kelompok masyarakat "itu" instrospeksi diri. Orang-orang kaya di manca negara, lebih banyak yang cerdas berpikir dalam mengatur keuangannya untuk skala prioritas kehidupan, bukan untuk gaya kehidupan.

Masyarakat manca negara, terutama di negara maju, yang usia negaranya juga sudah ratusan tahun, terutama di Eropa, memang sudah terlatih, terbudaya, dengan kehidupan yang selama ini akrab dengan mereka yang dimulai dari nenek moyangnya. Sehingga, jarang kita mendengar, masyarakat bangsa mereka menjadi bangsa peniru budaya asing dan gaya hidup yang "sok-sok an" tidak perlu eksis dan pengakuan dari masyarakat lain bahwa dirinya kaya.

Untuk masyarakat Indonesia, yang baru menjelang usai 75 kemerdekaan bangsanya, maka wajar, sikap dan gaya hidup yang masih latah dan sok-sokan lekat dan masih sulit dikendalikan. Karena yang bersangkutan memang masih butuh eksistensi dan pengakuan dari masyarakat yang lain. Malah, bukan hanya butuh pengakuan dan dipandang oleh masyarakat, kompok masyarakat ini juga "tak punya malu" pamer harta dan kekayaan. Padahal masyarakat lain yang melihatnya mengelus dada akan sikap dan gaya hidupnya.

Bila, orang-orang OKB mawas diiri dan sadar diri, seharusnya mereka malu. Masa, di tengah masyarakat lain sedang terpuruk ekonomi, buat beli beras saja susah, mereka malah gaya-gaya an dengan sepeda mahal. Masuk berita media massa dan televisi dan bangga.

Sangat jauh dari karakter manusia Indonesia yang dicitakan dan diamanatkan oleh UUD 45.

Bagi bule yang masih keheranan, memang inilah kondisi Indonesia yang baru akan berusia 75 tahun. Tidak usah heran, mereka ini masih butuh eksis dan pengakuan. Kalau tidak dipublikasikan, dipromosikan, dan diviralkan, nanti mereka tidak ketauan lagi kaya atau baru kaya.

Tapi banyak juga yang menangkap mentah-mentah maksud bule yang keheranan atas sikap dan gaya orang Indonesia menyoal sepeda ini, padahal maksud bule itu sedang "menyindir", seperti sembilan tahun lalu, pemandu wisata di Paris juga blak-balakan soal gaya hidup wisatawan Indonesia dan menyebut OKB.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler