x

Iklan

Johanes Sutanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 3 Agustus 2020 13:40 WIB

5 Kiat Terhindar Bujuk Rayu Berbagai Modus Investasi Bodong

Begitulah, investasi bodong memang selalu menawarkan imbal hasil tinggi dan tanpa risiko. Menariknya, biasanya korbannya tidak memandang latar belakang pendidikan. Mau pendidikan tinggi sekali pun ada juga yang tertipu. Bonus dan hasil yang menggiurkan menjadi cara pelaku memangsa korban dengan kelihaian retorika dan janji-janji bombastis yang menggiurkan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Investasi yang diduga bodong berupa arisan dan paket kurban menghebohkan masyarakat di Kabupaten Cianjur, Sukabumi dan Bandung Barat jelang perayaan Idul Adha. Kasus ini heboh karena korbannya mencapai hingga ribuan orang.

Sepekan jelang Idul Adha masyarakat menuntut hewan kurban yang dijanjikan dalam investasi, namun mereka hanya bisa gigit jari karena penanggungjawabnya tiba-tiba hilang ditelan bumi.

Begitulah, investasi bodong memang selalu menawarkan imbal hasil tinggi dan tanpa risiko. Menariknya, biasanya korbannya tidak memandang latar belakang pendidikan. Mau pendidikan tinggi sekali pun ada juga yang tertipu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bonus dan hasil yang menggiurkan menjadi cara pelaku memangsa korban dengan kelihaian retorika dan janji-janji bombastis yang menggiurkan.

Apa pun kejadian dan model investasi bodongnya, pada dasarnya bermuara pada “mindset serba instan” korban itu sendiri. Masyarakat yang demikian ini biasanya tipe orang yang maunya cepat kaya (mendapat keuntungan besar) tanpa kerja keras. Begitu ada tawaran yang menggiurkan, daya kritis menjadi tumpul dan diambillah tawaran investasi bodong tersebut.

Investasi memang telah menjadi kebutuhan, tetapi keputusan dalam investasi perlu kecerdasan sehingga tidak gampang tertipu dan terjebak dengan investasi-investasi bodong. Berikut ini 5 kiat agar terhindar dari bujuk rayu investasi bodong:

1. Waspadai Bunga, Hasil atau Keuntungan Tinggi

Imbal hasil, keuntungan hingga bonus yang besar biasanya menjadi andalan para pelaku investasi bodong untuk membujuk korban. Mereka ini berani memberikan kepastian keuntungan yang besar, padahal investasi yang sebenarnya tidak berani memberikan kepastian, melainkan hanya sebatas potensi keuntungan. Tawaran yang menggiurkan dengan kepastian keuntungan inilah yang kerap menjebak korban.

So, biar tak terjebak, sangat dianjurkan untuk tidak mengikuti investasi yang memberikan janji pasti akan keuntungan yang tinggi, apalagi pelakunya menawarkanya rada maksa.

Jika menghadapi penawar investasi yang rada memaksa seperti ini, ada baiknya tidak membuat keputusan yang mendadak. Intinya, investasi bodong akan menawarkan hasil yang tidak rasional sama sekali bahkan tergolong fantastis demi mendapatkan keuntungan besar.

2. Bujuk Rayu Orang Dekat

Orang dekat kadang dipakai pelaku untuk mencari korban, karena biasanya mereka ini juga diminta untuk merekrut investor lain dengan bonus menggiurkan. Pada awalnya janji-janji pelaku dipenuhi di tahap-tahap awal, tetapi untuk berikutnya menjadi seret apalagi saat korban yang terjebak sudah makin banyak.

Pada saat seperti ini, pelaku investasi bodong mulai sembunyi dan susah dihubungi. Selain itu, penekanan pada perekrutan dan bonus dibayar hanya bila ada perekrutan adalah salah satu ciri investasi bodong.

3. Status Hukum Tak Jelas 

Pelaku investasi bodong biasanya tidak jujur dengan status legalnya. Mereka berusaha menutup-nutupi dan berkelit dengan berbagai cara supaya modusnya tidak diketahui. Laporan keuangannya pun kalau ditelisik tidak jelas manakala diminta untuk menunjukkannya.

4. Telisik Izin dan Badan Pengawasnya

Hati-hati dengan penawaran investasi dari lembaga bukan keuangan yang tidak diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Oleh sebab itu, sebelum berinvestasi ada baiknya telisik izin usaha dan badan pengawasnya. Investasi yang benar biasanya memiliki izin yang jelas dan ada badan pengawasnya, seperti investasi saham yang sudah legal seperti Indo Premier Sekuritas melalui produknya yang bernama IPOT yang telah terdaftar dan diawasi oleh OJK. Status legal begini penting karena menjadi semacam jaminan keamanan investasinya.

5. Kualitas Barang Buruk

Sejumlah investasi bodong menawarkan barang yang secara kualitas tidak sebanding dengan harganya. Barang-barang yang demikian juga bakal dipenuhi pada tahap-tahap awal, tetapi akan menjadi buruk seiring berjalannya waktu. Alasannya cukup mendasar yakni mereka ini tidak fokus pada kualitas barang, melainkan fokus pada perekrutan korban baru. Semakin banyak korban didapatkan maka semakin cepat mereka akan pergi dan menghilang.

Ikuti tulisan menarik Johanes Sutanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 13 Maret 2024 11:54 WIB

Terkini

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 13 Maret 2024 11:54 WIB