Pada 1969 dia membentuk Lemon Trees Anno ‘69 bersama Leo Kristi, Nanil, dan Franky Sahilatua. Mereka mebawakan musik beraliran progressive rock dan folk. Ia memang sangat dipengaruhi band-band berikut: Emerson Lake and Palmer, Genesis, Yes, Jethro Tull, dan lain-lain.
Gombloh juga bergaul dengan musisi asing saat ia menetap di Pulau Bali. Dari mereka yang datang ke Bali itu, ia bisa memperkaya wawasan musiknya. Gombloh yang fasih berbahasa Inggris berdiskusi dengan, antara lain, Livingstone Taylor, James Taylor, dan Shirley Bassey. Beberapa kali ia pun main satu panggung dengan mereka.
Seorang musisi Prancis pernah bertanya dari mana Gombloh menggali inspirasi lagu-lagunya. Kurang lebih gOMBLOH menjawab, ”Dari sekelilingku.”
Demikianlah, lagu-lagu Gombloh memang banyak bercerita tentang nasib orang-orang kecil, problem lingkungan, dan semangat kebangsaan. Dan Kebyar-Kebyar adalah salah satu puncak karyanya. Lagu ini dirilis tahun 1979 bersama Lemon Tress ’69 formasi baru.
Kiprah Gombloh itu menarik perhatian Martin Hatch, peneliti dari Universitas Cornell, Amerika Serikat. Ia menjadikan karya Gombloh sebagai obyek penelitian dan diturunkan sebagai karya ilmiah berjudul “Social Criticsm in the Songs of 1980’s Indonesian Pop Country Singers”. Makalah ini ia presentasikan dalam seminar musik The Society of Ethnomusicology di Toronto, Kanada, pada 2-5 November 2000. Makalah itu mengupas kekuatan dan pengaruh karya Gombloh dalam perspektif kehidupan sosial.
Mukhamad Yunus Priambodo dan Septina Alprianingrum, keduanya dari Fakultas Ilmu Sosial (Universitas Negeri Surabaya) mengungkapkan lagu Kebyar-Kebyar memiliki ketahanan waktu yang lama dan mungkin akan dapat bertahan abadi. Sebab, lagu inidianggap sebagai lagu kebangsaan kedua setelah Indonesia Raya.
Dalam hasil penelitian mereka terungkap, Kebyar-kebyar memenuhi dua syarat untuk dianggap sebagai lagu abadi. Pertama, lagu ini diterima sebagai lagu folk (lagu rakyat), dengan catatan 8 dari 10 orang dapat menyanyikannya. Kedua, dari syair kebangsaannya dianggap sebagai lagu nasional dengan catatan 10 dari 10 orang menyanyi dan yang menyanyikan secara tidak langsung merasakan rasa persatuan sebagai bangsa Indonesia.
Gombloh berpulang pada 9 Januari 1988 pada usia 39 tahun karena komplikasi penyakit. Masih cukup muda ]. Tetapi karya-karyanya akan mengisi perjalanan jaman jauh melampaui usia si penciptanya. Gombloh, lewat karyanya, akan terus meng-kebyar-kebyar bangsa ini.
Sumber tulisan:
1. https://www.facebook.com/memoriesofgombloh/
2. http://sicma.student.uny.ac.id/
3. Pikiran-rakyat.com
4. https://mahakaryasite.wordpress.com/
Ikuti tulisan menarik tuluswijanarko lainnya di sini.