x

Timnas U-19

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 8 September 2020 05:37 WIB

Meladeni Kroasia U-19, Saatnya Pemain Timnas U-19 Lain Unjuk Gigi

Meski STy nanti hanya akan lebih melihat perkembangan fisik pemain dan mungkin hanya akan kembali memberi instruksi bermain bertahan dan melakukan serangan balik, inilah kesempatan bagi semua pemain yang nanti dipercaya turun, untuk membuktikan bahwa skill individunya layak membuat mereka berada di Timnas U-19.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Setelah ditekuk Bulgaria U-19 tiga gol tanpa balas, pasukan Garuda Muda yang masih berporses di tangan Shin Tae-yong (STy) akan menjalani laga kedua dalam International U-19 Friendly Tournament 2020 dengan meladeni tuan rumah, Kroasia, pada Selasa (8/9/2020).

Pertandingan yang akan disiarkan Live di Mola TV dan Net TV pukul 20.30 WIB ini, tentu kembali sangat dinanti bukan saja oleh publik sepak bola nasional, namun juga dinanti oleh publik sepak bola dunia. {asalnya Indonesia adalah satu-satu tim yang sudah lolos ke Piala Dunia U-20 tahun 2021 sebagai tuan rumah.

Bila STy selalu mengungkap bahwa Timnas U-19 masih berproses di tangannya, maka calon lawan di Piala Dunia yang nanti akan ada 23 negara pun tentu lebih berproses dari Timnas U-19 Indonesia. Sebab 23 negara lain itu harus berjuang di kualifikasi, tidak seperti Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk itu, bila membandingkan level permainan Timnas U-19 Indonesia yang persiapannya lebih lama dibanding Bulgaria di laga Sabtu (5/9/2020) yang sama-sama juga sedang berproses, terlebih Bulgaria juga belum tentu lolos ke Piala Dunia U-20, maka khusus Timnas U-19 Indonesia memang harus lebih waspada.

Bulgaria yang tidak disiapkan secara khusus baik dari segi fisik dan teknik, namun pemain yang dipanggil rata-rata sudah sangat mumpuni dalam hal teknik terutama skill individu dan fisiknya. Terbukti sepanjang dua babak, berhasil mengurung Indonesia, dan tak kendor fisik, tak kendor konsentrasi, hingga akhirnya mampu memecah kebuntuan melesakkan tiga gol setelah menit ke-75.

Jadi, sejatinya catatan ini yang juga wajib dipertimbangkan STy agar tidak selalu berlindung di balik kata "berproses", karena semua lawan juga sedang berporses lebih keras di banding Indonesia yang sudah lolos ke Piala Dunia.

Di laga pertama saat Witan dan rekan meladeni Bulgaria, nampak jelas bahwa sebagian besar pemain yang diturunkan oleh STy, terbukti tak cukup skill untuk mengimbangi lawan.

Meski STy hanya memberi instruksi untuk bermain bertahan dan melakukan serangan balik karena mereka baru diproses latihan fisik dengan intensitas tinggi, bila skill pemain Indonesia mumpuni, maka tidak akan mudah kehilangan bola.

Bicara skill sama dengan bicara kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) pemain bersangkutan yang tidak dapat secara instan tiba-tiba dibentuk oleh STy. Untuk urusan skill ini, bagi pemain sepak bola lebih pada persoalan "bakat" pemain. Bila seorang pemain tak berbakat, maka bagaimana pun pelatih membentuk skill, tentu hasilnya tidak akan sama bila membentuk pemain yang dari "sana" nya sudah berbakat.

Secara data, saat Indonesia bentrok dengan Bulgaria, publik sepak bola nasional tentu dapat mengkalkulasi bagaimana skill individu pemain Bulgaria dibandingkan pemain Indonesia saat menguasai bola, terlepas bahwa keduanya sedang sama-sama berproses. Pemain Bulgaria lebih mampu menunjukkan skill individunya yang berpadu dengan permainan tim, sehingga secara keseluruhan berhasil mendominasi laga, bukan karena strategi dari pelatih, namun karena skill dan kecerdasan pemain di lapangan.

Untuk itu, harus ada paradigma baru, bahwa kini Timnas U-19 Indonesia itu sudah level dunia karena sudah lolos ke Piala Dunia U-20. Tim pelatih, ofisial, pemain, dan seluruh publik sepak bola nasional, sudah wajib menaikkan harga Timnas U-19 karena memang sudah berada di level dunia dan diperhitungkan oleh setiap lawan-lawannya baik dalam even uji coba atau resmi (Piala Asia) nanti.

Setelah kalah dari Bulgaria, jangan ada pemikiran, tim yang dihadapi kelas dunia. Beruntung hanya kalah tiga gol. Tim masih berproses karena lebih fokus latihan fisik dengan intensitas tinggi. Ini harus menjadi pertimbangan pemikiran agar mental pemain dan mental bangsa Indonesia terus terpuruk karena Timnas sepak bolanya selalu menjadi bulan-bulanan lawan.

Kini, di Kroasia, STy hanya bermodal 27 pemain, sementara sekitar 13.pemain sudah diberikan kesempatan turun ke lapangan menghadapi Bulgaria. Artinya masih ada 14 pemain yang belum STy ketahui kapasitas skill nya saat nanti diturunkan.

Karenannya, 14 pemain yang belum diberikan kesempatan turun di laga perdana, bila nanti diturunkan, wajib membuktikan bahwa dirinya memiliki skill yang dibutuhkan oleh Timnas untuk mengarungi Piala Asia U-18 hingga Piala Dunia U-20.

Bila ternyata, sebagain besar pemain tak mampu pula menunjukkan skill terbaik, maka masih cukup waktu bagi STy untuk merekrut pemain baru yang lebih berpotensi.

Mari kita tunggu, apa yang akan diperbuat STy dalam laga kedua menantang tuan rumah Kroasia U-19 yang terbukti digdaya. Meski baru berkumpul sehari sebelum laga dan sama-sama masih berproses seperti Indonesia, Kroasia sudah mampu melesakkan tujuh gol ke gawang Bulgaria dan Arab Saudi, meski juga kemasukan 5 gol.

Meski STy nanti hanya akan lebih melihat perkembangan fisik pemain dan mungkin hanya akan kembali memberi instruksi bermain bertahan dan melakukan serangan balik, inilah kesempatan bagi semua pemain yang nanti dipercaya turun, untuk membuktikan bahwa skill individunya layak membuat mereka berada di Timnas U-19.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler