x

Timnas U-19

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 23 September 2020 11:23 WIB

6 Pemain Timnas U-19 Belum Merumput Sedetik pun di Kroasia; Apa Alasan Shin Tae-yong?

Bila memang tak dibutuhkan, mengapa Shin Tae-yong harus membawa 6 pemain ini jauh-jauh ke Kroasia dan malah membebani anggaran? Uang rakyat lho yang dipakai! Publik juga ingin bukti, bagaimana kualitas 6 pemain ini sejak ditangani STy dalam permainan. Bila sudah ditampilkan, publik juga akan dapat menilai, terlebih semua laga disiarkan secara langsung dan rakyat Indonesia menonton. Bila ternyata memenuhi harapan, STy punya hak tak menurunkannya lagi. Tapi ini diturunkan saja belum, bagaimana bisa mengukur standar dan kualitas 6 pemain ini?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Apa yang kini sedang dilakukan Shin Tae-yong (STy) dalam membesut Timnas U-19 memang belum dapat diukur tingkat keberhasilannya. Pasalnya pasukan Garuda Muda belum melakukan pertandingan resmi. Sty baru akan dibilang berhasil atau gagal, dengan tolok ukur hasil laga Timnas baik U-19 maupun Senior dalam laga resmi. Terlebih Sty juga diberikan beban mendongkrak ranking FIFA Indonesia.

Namun begitu, STy yang sudah membesut Witan cs sejak Januari 2020 dan sudah membawa pasukan muda Garuda TC di Thailand, lalu melakukan tanding uji coba 6 kali, berikutnya TC di Jakarta. Kemudian lanjut TC di Kroasia dengan sementara sudah melakukan uji coba 5 laga, tetap sudah memiliki catatan prestasi sementara dalam proses pembentukan calon Timnas U-20 Indonesia menuju Piala Dunia U-20 pada 2021.

Selain catatan prestasi uji coba dengan raihan 2-2-7 alias 2 menang, 2 seri, dan 7 kalah, STy juga sudah mulai kita kenal watak/karakternya. Karenanya, kini publik sepak bola nasional memahami STy sebagai pelatih yang disiplin dan keras dalam membentuk mental dan fisik pemain. STy juga keras hati dalam menerapkan strategi bermain selama 11 kali uji coba, meski materi pemain yang dipilihnya belum sesuai harapan. Terlebih para pemain pun sudah kental dengan pola bermain 4-3-3 yang sudah menjadi budaya sepak bola Indonesia dalam puluhan tahun terakhir dan siapa pun pelatih yang dipercaya PSSI.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Khususnya di Kroasia, STy yang membawa 27 pemain, bahkan baru menurunkan 2 pemain secara reguler sejak menit pertama, yaitu Witan dan Adi Stario. Sementara pemain lain ada yang turun reguler namun tidak sejak menit awal dan saling menggantikan. Ada juga pemain yang hanya sekali dicoba, lalu tak pernah diturunkan lagi.

Ke Kroasia uang rakyat!

Lebih ironis, hingga laga uji coba ke-5, ternyata STy masih tak memiliki kebijakan sama sekali terhadap 6 pemain yang sama-sama sudah berada di Jakarta dan Kroasia sejak TC dilakukan, namun di Kroasia hanya menjadi penghias bangku cadangan atau malah penghias tribun penonton. Publik dan media di Indonesia pun bingung, mengapa STy bisa sekeras itu memenjara 6 pemain hingga belum diberikan kesempatan meremput sedetik pun, meski masih dalam konteks proses dan laga uji coba. Kira-kira bagaiamana perasaan 6 pemain itu, menjadi pemain yang dipilih dan turut ke Kroasia, namun sudah 5 laga, tak ada diberikan kesempatan bermain sedetik pun?

Keenam pemain tersebut adalah Erlangga Setyo, Yofandani Damai, Muhammad Fadhil, Andre Oktaviansyah, Mohammad Kanu, dan Jack Brown. Sebagai catatan dan informasi Erlangga dan Yofandani adalah penjaga gawang. Lalu Fadhil pemain belakang, Andre dan Kanu gelandang, serta Jack gelandang/penyerang. Publik dapat menerima alasan saat dalam 3 laga awal Jack belum bisa diturunkan karena cedera. Namun, di dua partai terakhir dirinya dinyatakan sudah pulih tapi belum mendapatkan kepercayaan merumput juga.

Jadi untuk apa Yofandani dan Erlangga dibawa ke Kroasia sebagai pelapis penjaga gawang? Begitu juga dengan keberadaan Fadhil, Kanu, dan Andre? Bahkan Fadhil dan Andre juga cukup pengalaman lantaran menjadi langganan timnas sebelumnya. Kini, di Kroasia masih akan ada 2 laga uji coba kontra Bosnia dan Herzegovina pada 25 September 2020 dan Dinamo Zagreb U-19 pada 28 September 2020. Apakah STy akan bijak dan membuka hatinya, memberikan kesempatan 6 pemain ini, tak hanya sekadar berlatih, makan dan tidur, serta wisata ke Kroasia?

Bila memang tak dibutuhkan, mengapa STy harus membawa 6 pemain ini jauh-jauh ke Kroasia dan malah membebani anggaran? Uang rakyat lho yang dipakai! Publik juga ingin bukti, bagaimana kualitas 6 pemain ini sejak ditangani STy dalam permainan. Bila sudah ditampilkan, publik juga akan dapat menilai, terlebih semua laga disiarkan secara langsung dan rakyat Indonesia menonton.

Bila ternyata tak standar dan tak kualitas setelah di berikan kesempatan, STy punya hak tak menurunkannya lagi. Tapi ini diturunkan saja belum, bagaimana bisa mengukur standar dan kualitas 6 pemain ini?

Apakah titipan?

Rasanya, STy memang tak bijak dan tak adil. 21 pemain lain sudah diturunkan secara reguler dan saling menggantikan, namun 6 pemain lain sepanjang 5 laga hanya jadi penonton. Mungkinkah 6 pemain ini produk titipan?  Hingga STy tak bergeming untuk mencoba mereka, karena bukan pilihan STy? Meski dalam 2 laga sisa 6 pemain ini nanti diturunkan, tetap saja dalam proses jauh-jauh ke Kroasia, STy tak adil dan tak bijak.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB