x

Shin Tae-yong

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 25 September 2020 06:06 WIB

Mampukah Pasukan Shin Tae-yong Gebuk Timnas U-19 Bosnia yang Hanya Disiapkan Tiga Hari?

Kita tunggu apakah Shin Tae-yong dapat memperbaiki rekornya sendiri yang pernah dipecundangi Bosnia Hersegovina di kandangnya sendiri 1-3? Itu terjasdi saat dia dulu menyiapkan Korea Selatan persiapan Piala Dunia 2018. Apakah kini STy dapat membalikkan keadaan dan membawa Timnas Indonesia U-19 menjegal Bosnia U-19 yang hanya dipersiapakan dalam tiga hari itu?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Timnas U-19 Bosnia-Herzegovina (BH) hanya butuh persiapan tiga hari untuk meladeni Witan Sulaiman dan kawan-kawan yang sudah dipersiapkan Shin Tae-yong (STy) berbulan-bulan, termasuk TC di Kroasia yang sudah berjalan jelang sebulan. Perlu publik sepak bola nasional ketahui pembinaan usia muda dan karakter permainan yang tak berbeda jauh dengan tim-tim negara pecahan Yugoslavia, menjadikan Timnas U-19 BH akan menjadi lawan yang tak mudah bagi pasukan muda Indonesia.

Bahkan, untuk meladeni STy, tim muda BH yang dipercayakan kepada Slacen Musa, hanya butuh waktu super kilat dalam menyiapkan diri di pemusatan latihan (TC) yang baru digelar Selasa-Rabu, 22-23 September 2020 di BH dan hanya diikuti 20 pemain, baru bertolak ke Kroasia pada 24 September 2020.

Tim sekelas BH, tentu juga tak berbeda jauh seperti Bulgaria dan Kroasia, yang hanya butuh TC satu dua hari. Bukan hanya dalam rangka meladeni Garuda Muda, namun itulah program hampir di semua negara yang sepak bolanya maju baik di Eropa maupun Amerika.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setiap pelatih di sana memang sudah terbiasa hanya memiliki waktu satu atau dua hari untuk mengumpulkan pemain timnas, lalu melakukan pertandingan uji coba atau resmi. Dan, semua pelatih juga sudah terbantu oleh klub karena pemain yang dipilih masuk timnas tentu sudah standar timnas kelas Eropa atau Amerika. Setiap pemain memang sudah terbentuk dari pembinaan di usia dini dan muda di akademi klub yang sangat profesional.

Dari itu semua, pasukan STy telah merasakan harus digunduli Bulgaria tiga gol tanpa balas. Lalu, jadi lumbung gol Kroasia dengan tujuh gol. Padahal, mereka hanya menyiapkan tim hanya satu dua hari.

Begitulah negara-negara sepak bola yang hebat. Federasi dan klub di setiap negera benar-benar bertanggungjawab pada prestasi timnas dengan menyiapkan pemain mulai dari akar rumput dengan pondasi yang kuat.

Hanya pemain yang berkualitas, mumpuni dalam teknik, intelegensi, personaliti, dan speed (TIPS) yang layak masuk akademi-akademi sepak bola resmi dibawah naungan klub. Maka siapa yang akan terekrut ke dalam timnas negaranya pun sudah pasti tergaransi berkualitas.

Federasi dan negara tak perlu merogoh kocek besar demi membentuk timnas. Karena sejak pemain ada dalam pondasi pembinaan sudah terjadi dan terjalin kolaborasi yang cerdas dan terprogram.
Tak akan ada pemain titipan sampai lolos masuk timnas, lolos masuk TC mustahil.

Bagaimana dengan program STy membentuk Timnas U-19 sekarang? Sudah berapa lama waktu yang diambil? Sudah berapa miliar anggaran yang dikeluarkan? Sudah sejauh mana signifikasi hasilnya?

Tengok pula bagaimana menjamurnya pembinaan sepak bola akar rumput di Indonesia? Bagaimana bertebarannya festival, turnamen, hingga kompetisi yang dihelat pihak swasta?

Faktanya, kini di Kroasia, dari 27 pemain Indonesia yang dipilih STy, ternyata masih dianggurkan 6 pemain setelah melakoni 5 laga uji coba. Pun, STy masih belum juga menemukan 11 pemain terbaik yang diasuhnya, dan boleh saya katakan, salah menerapkan pola dan salah memasang pemain depan dalam 5 laga, dengan memperhatikan kualitas 21 pemain yang baru dipercaya turun.

Kita tunggu, apakah STy dapat memperbaiki rekornya sendiri yang pernah dipecundangi BH di kandangnya sendiri saat persiapan Piala Dunia 2018 dan Korea Selatan ditekuk 3-1? Apakah kini STy dapat membalikkan keadaan dan membawa Timnas U-19 menjegal BH U-19, meski mereka hanya dipersiapakan dalam tiga hari?

Apakah pola 4-4-2.tetap akan diandalkan dan mengorbankan materi pemain ber-skill saling menggantikan, bukan turun bersamaan, serta membiarkan pemain lain yang tak kontributif jogging di lapangan?

Apakah 6 pemain yang masih dijadikan "turis" akan diberikan kesempatan merumput?

Kita tunggu.

 

 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler