x

STY

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 25 September 2020 17:45 WIB

Akhirnya Shin Tae-yong akan Turunkan Pemain Timnas U-19 yang Belum Merumput

PSSI mengingatkan Shin Tae-yong agar semua pemain Timnas U-19 yang dibawa ke Kroasia dicoba semua. "Besok melawan Bosnia Herzegovina, kembali kami ingin terus melihat perkembangan pemain. Kami akan memberikan kesempatan kepada pemain yang belum pernah bermain untuk tampil," kata Shin Tae-yong

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Setelah dipertanyakan berbagai pihak, mulai dari media, pengamat, praktisi, hingga publik sepak bola nasional, akhirnya 6 pemain Timnas U-19 yang belum pernah diturunkan akan main melawan Timns Bosnia-Herzegovina. Kepastain ini bukan dari pelatih Shin Tae-yong (STy), namun dari PSSI, melalui laman resminya, www.PSSI.org. PSSI mengungkapkan bahwa akhirnya STy luluh. Selama ini ada 6 pemain Timnas U-19 yang diboyong ke Kriasia dan sudah lima laga uji coba dilakoni, keenam pemain itu hanya jadi "turis".

Memang, PSSI menyebut yang mengungkap akan merotasi pemain dalam menghadapi Bosnia Herzegovina adalah STy. Namun dapat dipastikan, hal ini dilakukan karena STy sudah tahu bahwa berbagai pihak dan publik sepak bola di Indonesia "gerah" kepada sikap STy yang tak bijak.

Sejatinya apa yang dilakukan STy ini boleh dibilang terlambat. Sebab dari 5 laga yang dilakoni, susunan pemain yang selalu diturunkan sudah mulai harmonis. Seharusnya, saat meladeni Bosnia, tim sudah turun dengan materi terbaik. Karena semestinya selama 5 laga sebelumnya, 27 pemain sudah merasakan atmosfir dan irama tim.

Sayang, saat meladeni Bosnia yang memiliki kekuatan tak berbeda dengan Bulgaria dan Kroasia, STy baru tersentuh hati dan terpaksa wajib menurunkan 6 pemain yang selama ini hanya dijadikan turis. Hal ini tentunya karena STy diingatkan oleh PSSI karena selama ini tak mendengar suara publik sepak bola nasional.

Jadi, saat seharusnya publik sepak bola nasional dapat melihat laga yang semakin naik tingkat kualitasnya, pemain yang baru diturunkan menjadi punya  beban karena berlaga justru saat meladeni tim kuat. Keseimbangan tim juga tentu akan terganggu.

Namun demikian, STy memang wajib dan mutlak menjajal 6 pemain yang belum merumput sedetikpun di Kroasia, karena kesempatannya hanya tinggal dua laga. Coba, berapa biaya per pemain yang harus dikucurkan PSSI dari uang rakyat selama di Kroasia? Lalu dikali 6 pemain? Mungkin bila sejak awal pemain itu tak dibutuhkan, biaya untuk 6 pemain bisa untuk membantu pembinaan sepak bola akar rumput di tengah pandemi corona.

Kita lihat saja, saat melawan Bosnia Herzegovina di Stadion Igraliste NK Polet, Sveti Martin na Mauri, Jumat, 25/9  ucapan STy akan dibuktikan? Ini ucapannya" "Besok melawan Bosnia Herzegovina, kembali kami ingin terus melihat perkembangan pemain. Kami akan memberikan kesempatan kepada pemain yang belum pernah bermain untuk tampil," kata Shin Tae-yong. 

STy pun berdalih, "Rotasi ini kami lakukan dengan bertujuan kami dapat melihat perkembangan seluruh pemain saat tampil di lapangan. Kondisi pemain saat ini sudah siap menjalani laga uji coba," tutur pelatih asal Korea Selatan tersebut.

Ayo, Erlangga Setyo, Yofandani Damai, Muhammad Fadhil, Andre Oktaviansyah, Mohammad Kanu, dan Jack Brown, tunjukkan pada STy dan publik sepak bola nasional, bahwa kalian bukan sedang berwisata ke Kroasia, namun juga dapat diandalkan di Timnas U-19.

Jawab keraguan STy, ikuti irama permainan tim yang selama ini sudah tercipta. Andai faktanya setelah kalian diberikan kesempatan ternyata tak sesuai harapan, maka berbesar hatilah. Semoga STy salah, karena kalian ternyata dibutuhkan tim, dan telah dibiarkan duduk di bangku cadangan selama 5 laga.

Tunjukkan lagi di kesempatan saat berlaga di laga terakhir di Kroasia. Yang pasti, STy harus tahu, bahwa membiarkan 6 pemain selama 5 laga di bangku cadangan, uji coba jauh-jauh ke Eropa, adalah tidak bijak.

Terima kasih PSSI, akhirnya Anda "mampu" mengingatkan STy. Timnas U-19 masih proses, masih uji coba. Maka, coba dulu semua pemain. Lihat kemampuannya. Bila sudah tahu dan tidak memenuhi syarat dan standar STy, kan tinggal dicoret. Masa 5 laga, kasih waktu barang semenit dua menit saja tak rela?

Dan, bagi publik sepak bola nasional terutama pembina sepak bola akar rumput, cara STy ini jangan ditiru, sebab akan berdampak pada mental seorang pemain. Lebih baik, tidak memilih pemain yang tidak diinginkan atau tak standar, dari pada pemain menjadi korban pembunuhan karakter. Itu poin dan nilai edukasinya.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler