x

Timnas U-19

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 26 September 2020 16:03 WIB

Meski Kalah dari Bosnia, Permainan Timnas U-19 Sudah Mendekati Level Dunia

Saat laga uji coba terakhir, meladeni Dinamo Zagreb, pada Senin (28/9/2020) malam WIB, siapa pun pemain yang akan diturunkan, permainan Timnas U-19 yang sudah mendekati dan menyentuh level dunia, tentu sangat asyik dinanti.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Selepas Timnas U-19 melakoni laga uji coba ke-12 sejak Shin Tae-yong (STy) membesut Witan cs dari Januari 2020, memang prestasi STy dari hasil uji coba menjadi 2-2-8, 2 menang, 2 imbang, dan 8 kalah.

Namun, terlepas pasukan Garuda Muda sudah dipersiapkan berbulan-bulan dan lawan di laga ke-12, Bosnia Herzegovina baru disiapkan 3 hari, harus diakui perkembangan Timnas sudah cukup signifikan.

Terlebih saat meladeni tim kelas dunia seperti Bosnia, pasukan Garuda hanya kalah sebiji gol dari hasil bunuh diri. Padahal saat di babak pertama STy hanya menyisakan 1 pemain yang biasa turun reguler dan 10 pemain lainnya adalah tim pelapis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari 10 pemain pelapis itu, bahkan ada 3 pemain yang baru pertama kali diberikan kesempatan merumput setelah 5 laga uji coba sebelumnya di Kroasia yaitu, kiper Erlangga, pemain tengah Andre Oktaviansyah, dan pemain depan Jack Brown.

Dengan kekuatan 1 pemain reguler: David Maulana, 7 pemain pelapis: Bayu Fikri, Ahmad Rusadi, Komang Tri, Yudha Febrian; Andi Irfan, Sandi Arta dan Moh. Bahril Faresa, serta 3 pemain yang baru merasakan menit bermain, ternyata Timnas U-19 tetap tampil tak begitu buruk dan tak gentar meladeni Bosnia meski harus kemasukan sebiji gol karena Komang Tri membantu lawan menang karena bunuh diri.

Pasukan STy pun kembali menunjukkan perkembangan dan menguasai sepenuhnya jalanya laga saat babak kedua, 8 pemain reguler kembali diturunkan, yaitu Rizky, Komang, Bagas, Arhan, Briyan, Irfan, Witan, dan Sadam.

Meski Bosnia sempat bermain dengan 10 orang dan pasukan Merah Putih menguasai sepenuhnya jalannya laga, gol balasan pun tak kunjung tiba.

Secara keseluruhan dari jalannya laga, 8 pemain pelapis dan 3 pemain baru bermain tak mengecewakan meski yang dihadapi tim sekelas Bosnia. Begitu pun di babak kedua, bentuk Timnas U-19 juga terlihat siginifikan. Meski harus diakui bahwa pasukan STy ini memang masih butuh kehadiran pemain berkelas Bagus Kahfi serta Fajar dan Zico yang haus gol.

Sayang, di laga ke-6, publik sepak bola nasional.juga masih tetap belum dapat menyaksikan penampilan Yofandani Damai, Muhammad Fadhil, dan Mohammad Kanu yang masih harus duduk manis menjadi "turis".

Apakah dilaga terakhir, Erlangga, Andre Oktaviansyah, dan Jack Brown akan diberikan lagi kesempatan bermain?

Apakah Yofandani Damai, Muhammad Fadhil, dan Mohammad Kanu juga akan merasakan menginjakkan rumput Kroasia dalam laga uji coba dan turun untuk kesempatan pertama sekaligus terakhir? Atau malah tak akan diberikan kesempatan sama sekali oleh STy?

Yang pasti, kedudukan sepak bola Indonesia meski sudah berusia lebih dari 90 tahun lebih, baik secara ranking FIFA maupun secara pembinaan di akar rumput memang terus tercecer bukan hanya di dunia atau Asia, namun bahkan di Asia Tenggara, maka butuh waktu berbulan-bulan untuk setiap Timnas di berbagai kelompok umur hingga senior menyiapkan tim untuk menghadapi event resmi.

Sudah kita lihat bersama-sama, secara permainan Timnas U-19 yang telah di besut STy dalam 3 kali TC sejak Januari hingga September 2020, yaitu di Thailand, Jakarta, dan Kroasia, ternyata mampu mengimbangi Bosnia yang baru dipersiapkan 3 hari seperti Bulgaria dan Kroasia yang sama-sama telah menhandaskan pasukan STy.

Jadi, itulah sepak bola Eropa, pelatih federasi dan pelatih timnasnya tak butuh TC seperti Timnas Indonesia, karena pembinaan sepak bola mereka sudah sangat mumpuni sejak akar rumput, akademi klub dan kompetisi Eropa/dunia.

Bisa jadi, bila Witan cs kembali dihadapkan uji coba melawan Bulgaria dan Kroasia, tentu baik permainan dan jumlah golnya akan siginifikan berbeda.

Begitu pun saat laga uji coba terakhir, meladeni Dinamo Zagreb, pada Senin (28/9/2020) malam WIB, siapa pun pemain yang akan diturunkan, permainan Timnas U-19 yang sudah mendekati dan menyentuh level dunia, tentu sangat asyik dinanti.

Hanya sayang, pemain depan yang dibutuhkan sesuai skema 4-4-2 yang kini ada di Kroasia, memang masih jauh dari harapan, jadi meski perkembangan tim secara umum signifikan, namun barisan depan tumpul, maka publik memang harus bersabar melihat Timnas U-19 menumbangkan lawan dengan selisih gol yang mencolok.

 

 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler