x

Shin Tae-yong

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Minggu, 27 September 2020 15:46 WIB

Sadarkah Kita, Shin Tae-yong Sedang Meng-upgrade Sepak Bola Nasional Melalui Timnas U-19?

Tanpa disadari, kini tugas STy ibarat sedang menangani sepak bola akar rumput Indonesia dengan cara yang benar, mengulang dari dasar dan membuang apa yang selama ini sudah didapat oleh para pemain dan menggantinya dengan cara STy atau Korea Selatan atau cara Dunia, membuka mata hati dan pikiran pemain untuk mumpuni dalam TIPS yang benar-benar, benar!

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Sadarkah PSSI sebagai federasi sepak bola nasional dan publik pecinta sepak bola nasional yang berandil vital menjadi "pembiaya" berlangsungnya berbagai gawean PSSI terutama dalam kompetisi dan timnas, karena keberadaan publik (baca: suporter) adalah daya tarik utama bagi sponsor mau menjadi pendukung PSSI dan klub, sedang di telanjangi oleh Shin Tae-yong (STy).

Tanpa ada yang menyadari, sejatinya sejak STy memangku jabatan pelatih Timnas, terutama dalam membesut Timnas U-19, dengan semua program yang kini dilakukannya, sedang mencoba mengenolkan kondisi semua pemain U-19 dan meng-upgrade ulang apa yang selama ini telah didapatkan oleh semua pemain saat dibina di sepak bola akar rumput maupun klub yang menampungnya hingg berkompetisi di Indonesia maupun manca negara.

STy benar-benar membongkar semua apa yang ada dalam diri pemain timnas, mulai dari teknik, intelegensi, personaliti, dan speed (TIPS) pemain. Ibaratnya, STy tak menganggap TIPS pemain dari hasil pembinaan di sepak bola akar rumput (SSB/Akademi Sepak Bola) dan klub Indonesia, sehingga STy butuh proses yang lama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perlu biaya puluhan miliar demi membangun satu timnas, yaitu U-19. Padahal bila anggaran puluhan miliar itu digunakan oleh PSSI dengan cerdas dan betul-betul menyentuh sepak bola akar rumput, maka STy tak perlu memproses timnas berbulan-bulan yang menghabiskan anggaran besar dan menyita banyak hal termasuk tak merugikan klub karena pemainnya juga dibutuhkan untuk persiapan kompetisi.

Contoh Elkan Baggott

Bukti bahwa PSSI dan klub-klub di Indonesia harus benar-benar belajar dari sepak bola manca negara, terutama Eropa, tengoklah contoh Elkan Baggott dengan mengesampingkan Witan Sulaiman yang berlabuh di negara Eropa lain tak seperti Inggris, Bulgaria, Kroasia, dan Bosnia dan lainnya.

Hanya demi sekadar TC, apalagi memakan waktu berbulan-bulan lalu melakoni laga uji coba, maka klub Ipswich Town, Inggris tempat Elkan berlabuh, tak mengizinkan bergabung Timnas U-19. Bahkan saat TC di Jakarta pun, Elkan meninggalkan Timnas lebih awal.

Tengok pula bagaimana timnas Bulgaria, Kroasia, Arab Saudi, Qatar, dan Bosnia dalam menyiapkan timnas U-19 demi sekadar meladeni pasukan STy, mereka semua hanya dipanggali dan dikumpulkan dalam hitungan dua sampai tiga hari di timnas, lalu langsung turun gelangggang dan Bulgaria, Kroasi, Bosnia langsung membabat Witan cs.

Witan cs pun hanya mampu mengimbangi Arab Saudi, menang dan seri saat meladeni Qatar.

Jadi, apa yang terjadi pada Elkan Baggott adalah contoh nyata, betapa profesionalnya pembinaan dan kompetisi usia muda di Eropa terutama Inggris, juga Bulgaria, Kroasia, dan Bosnia.

Bagaimana dengan 27 pemain yang kini bak turis di Kroasia? Mereka semua kini sedang di-upgrade STy, dan sama saja apa yang sudah dimiliki oleh para pemain hasil dibina dan ikut kompetisi di Indonesia, tak dianggap. Bahkan setelah dari Kroasia, mereka semua masih akan di-upgrade lagi di Turki. Luar biasa, berapa miliar lagi dana akan dihabiskan?

Sadarkah PSSI dan publik sepak bola nasional? Bahwa selama ini, apa yang sudah dilakukan oleh seluruh pembinaan di akar rumput dan klub Indonesia untuk 27 yang sedang di asuh STy, tak dianggap? Bila Sty menganggap dan mengakui hasil pembinaan, pelatihan, dan kompetisi di Indonesia, maka STy hanya butuh waktu dua atau tiga hari, setiap kali Timnas U-19 akan melakukan laga uji coba, seperti timnas Bulgaria, Kroasia, dan Bosnia.

Jadi, tanpa disadari, kini tugas STy ibarat sedang menangani sepak bola akar rumput Indonesia dengan cara yang benar, mengulang dari dasar dan membuang apa yang selama ini sudah didapat oleh para pemain dan menggantinya dengan cara STy atau Korea Selatan atau cara Dunia, membuka mata hati dan pikiran pemain untuk mumpuni dalam TIPS yang benar-benar, benar!

Kalau boleh saya bertanya kepada STy, maka pertanyaannya adalah: Apakah sejak Anda menangani Timnas U-19, Anda tidak percaya dengan modal TIPS pemain hasil binaan Indonesia?

Dengan apa yang kini dilakukan oleh STy terhadap Timnas U-19, maka jawabannya adalah, ya.

Jadi, ke mana saja sepak bola Indonesia selama 90 tahun ini? Ternyata, STy adalah pelatih Timnas Indonesia pertama yang tak percaya bahkan mengabaikan apa yang sudah dilakukan oleh para pembina dan pelatih di Indonesia dan penanganan terhadap Timnas U-19 menjadi contohnya.

Bila, setelah dari Kroasia Timnas U-19 akan di bawa STy ke Turki, PSSI harus tegas. Mana pemain yang masih lolos, mana pemain yang harus dipulangkan, dan mana pemain yang dipanggil lagi.

 

 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB