Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menanggapi hasil penelitian dari ahli ITB terkait potensi gempa yang mengakibatkan tsunami 20 meter di selatan Jawa.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Rahmat Triyono seperti yang dikutip dari akun instagram @infobmkg "Kami apresiasi hasil riset tersebut. Para peneliti mengedukasi perihal adanya ancaman kepada masyarakat, ancaman itu terjadi atau tidak belum ada yang bisa memprediksi secara tepat kapan terjadinya. Namun adanya potensi itu memang betul."

Ahli ITB memodelkan potensi gempa 9,1 yang memicu tsunami setinggi 20 meter adalah skenario terburuk dari gempa megathrust. Skenario terburuk adalah skenario terbaik untuk melakukan upaya mitigasi terbaik, jangan sampai tidak siap dengan skenario yang terburuk terjadi.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono, mengatakan hingga sampai saat ini belum ada alat yang bisa meprediksi secara akurat gempa terjadi, "Meskipun kajian ilmiah dan permodelan dapat menentukan potensi gempa magnitudo maksimum gempa megathrust, pada kenyataanya hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi secara tepat dan akura kapan dan dimana gempa akan terjadi." Berdasarkan kutipan dari instagram @infobmkg

Dengan ketidakpastian ini maka perlu  disiapkan mitigasi dan langkah-langkah kongkrit untuk meminimalisir kerugian baik dari ekonomi dan korban jiwa. Masyarakat saat ini lebih tertarik terhadap dampak buruk yang terjadi bukan terhadap langkah mitigasi yang seharusnya dilakukan

Para ahli menciptakan model bencana adalah langkah untuk dijadikan acuan mitigasi jika bencana itu memang benar terjadi.

Ikuti tulisan menarik Lexca Helga lainnya di sini.