x

Iklan

Johanes Sutanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 29 September 2020 15:20 WIB

Cerdas Kelola Duit Buat Para Pelaku UMKM di Tengah Pandemi

Penciptaan dan pengembangan UMKM perlu diimbangi dengan kemampuan finansial yang bagus.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Usaha apa pun pada masa pandemi Covid-19 terasa begitu sulit, termasuk para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ikut terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Roda perekonomian pun menjadi bergerak lamban karena sektor UMKM ini termasuk roda perekonomian yang paling bawah karena menyangkut kehidupan langsung individu demi individu yang memang sangat bergantung pada pergerakan bisnisnya.

Tak mengherankan kalau ada yang menganalisis daya tahan UMKM karena Covid-19 ini tak sekuat dibanding saat krisis sebelum 1998 dan 2008, sehingga wajar kalau pada krisis kali ini pemerintah campur tangan dengan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah sadar kontribusi UMKM besar sebagai contoh konkretnya kontribusi penyerapan tenaga kerja yang tak bisa disepelekan karena menyentuh 97,30 persen, berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang dikategorikan besar tapi toh baru mampu menyerap sekitar 3 persen tenaga kerja di Indonesia.

Di tengah menjamurknya UMKM, tentu perlu diapresiasi karena dengan demikian penyerapan tenaga kerja makin maksimal. Namun demikian, penciptaan dan pengembangan UMKM perlu diimbangi dengan kemampuan finansial yang bagus. Oleh sebab itu, pelaku UMKM perlu melek atau cerdas secara finansial. Berikut ini beberapa kiat mengelola UMKM yang memperhatikan pengelolaan keuangan secara benar:

1. Jangan campur aduk keuangan
Karena UMKM ini biasanya berbasis bisnis keluarga, sering ditemui kalau pengelolaan duitnya campur aduk antara keuangan keluarga dan keuangan bisnis. Ini tentu saja tidak tepat. Pengelolaan keuangan yang tepat yakni dipisahkan antara keuangan keluarga dan bisnis. Jangan sampai lupa juga untuk menggaji diri sendiri karena mentang-mentang pemilik hanya bekerja begitu saja. Karena campur aduk pula, mereka ini tidak hanya sekali dua kali menggunakan uang bisnis untuk keperluan pribadi atau keluarga.

2. Pembukuan dibuat rapi
Kendati sudah tidak tercampur dengan keuangan keluarga, keuangan bisnis sebaiknya dibuatkan pembukuannya yang serapi mungkin. Hal ini penting karena saat tutup buku kekurangan Rp.100 rupiah saja bisa bikin pusing. Oleh sebab itu catatan keluar masuk keuangan harus jelas. Ingat, sehat tidaknya bisnis UMKM sangat dipengaruhi manajemen keuangannya. Anggaran belanja dan biaya operasional wajib dibuat rapi dan jelas. Kalau pembukuannya saja tidak rapi maka akan sulit diketahui bisnis UMKMnya untung atau rugi.

3. Investasi dalam investasi
Nah, untuk yang skill ini belum banyak dimiliki pelaku UMKM yakni melakukan investasi dalam investasi. Bisnis UMKM memang termasuk bisnis yang akan menghasilkan keuangan. Nah, ternyata keuntungan ini bisa dikembangkan untuk menghasilkan keuntungan baru. Selain ditambahkan untuk pengembangan usaha, keuntungan yang dimiliki sebaiknya tidak hanya dianggurkan di tabungan biasa dengan bunga yang sangat kecil, tetapi dikembangkan dengan investasi modern. Apalagi di masa pandemi saat ini, pengembangan bisnis juga lagi seret. Oleh sebab itu, dana yang dimiliki tentu saja bisa dikembangkan, semisal melalui investasi reksa dana atau saham yang saat ini sudah sangat mudah dilakukan secara online dengan aplikasi IPOT. Investasi reksa dana dan saham sudah pula sangat terjangkau bagi pembelajar baru sehingga tak perlu modal besar alias mulai dari modal kecil.

 

Ikuti tulisan menarik Johanes Sutanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler