x

Timnas U-19

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 29 September 2020 15:18 WIB

Catat 3 Kali Kemenangan, Timnas U-19 Masih Banyak PR

Persoalan elementer sebagian besar pemain Timnas U-19 yang kini ada di Kroasia masih memprihatinkan. Hanya 10 pemain yang layak masuk tinnas. Penulis yakin Shin Tae-yong juga merasakan bagaiamana mungkin pemain seusia Timnas U-19 masih bermasalah dalam persoalan ini? Siapa yang salah? Siapa yang harus bertanggungjawab? Pemusatan latihan masih akan diteruskan ke luar negeri dengan biaya miliaran rupiah. Mungkinkah kelemahan mendasar dapat diperbaiki?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Apa pun komentar dan alasannya, sejarah telah mencatat bahwa pada akhirnya Timnas U-19 membukukan kemenangan kedua dalam TC dan uji coba selama sebulan di Kroasia. Ini menjadikan catatan prestasi Shin Tae-yong (STy) menjadi 3-2-8, 3 menang, 2 imbang, dan 8 kalah. Timnas sudah menjalani 13 kali laga uji coba, yakni 6 di Thailand dan 7 di Kroasia).

Seperti sudah saya ulas dalam artikel sebelumnya, karena progres yang membaik saya menggaransi pasukan Garuda Muda dapat memecundangi pasukan Dinamo Zagreb U-19. Dan itu terbukti.

Dinamo Zagreb memang hanya sebuah klub, dan bukan timnas Bulgaria, Kroasia, dan Bosnia yang menjungkalkan Timnas U-19 Indonesia. Juga buka seperti timnas Arab Saudi yang berhasil ditahan imbang dan Qatar yang berhasil dikalahkan dan ditahan imbang, Dinamo Zagreb adalah satu di antara klub terbaik di Kroasia dan penghasil nama-nama pemain "beken" sepanjang masa sepak bola Kroasia hingga menjadi runner-up Piala Dunia 2018.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejatinya dalam laga melawan v yang berlangsung di Stadion Maksimir, Senin, 28/9, malam WIB, pasukan muda Indonesia dapat saja menang lebih dari sebiji gol. Sayang, sekitar empat atau lima peluang emas yang seharusnya menjadi gol, terbuang sia-sia. Namun demikian hasil akhir tetap menang dengan gol semata wayang yang dicetak Witan Sulaeman pada menit ke-38.

Dalam permainan sepanjang 90 menit, David Maulana dkk juga menguasai jalannya laga sepenuhnya dan mendikte lawan. Hanya, seluruh publik sepak bola nasional juga dapat menilai, sektor dan kelemahan apa yang masih terus ada dalam skuat Indonesia U-19 ini.

STy pun tahu persis, pekerjaan rumah apa yang harus dibenahi untuk memperbaiki kualitas Timnas U-19 di segala sektor dan lini.

Sesalkan kebijakan STy

Meski demikian, saya masih menyesalkan kebijakan STy yang hingga laga uji coba ke-7 masih ada dua pemain yang tak diberikan kesempatan merumput sedetik pun. Pertanyaannya ada apa dan mengapa dengan dua itu padahal sama-sama berada dalam tim sepanjang di Kroasia.

PSSI harus dapat menjawab, mengapa Timnas U-19 memboyong 27 pemain ke Kroasia, namun STy bahkan hampir saja membiarkan 6 pemain menjadi turis abadi di Kroasia. Beruntung di laga ke-6, 3 pemain diberikan kesempatan turun 1 babak, dan pada laga pamungkas, 1 pemain diberikan kesempatan merumput 4 menit dan berhasil 2 atau 3 kali menyentuh bola.

Untuk TC lanjutan ke Turki, PSSI pun wajib tegas dan mengoreksi kebijakan STy ini. Koreksi itu termasuk memastikan mana pemain yang akan terus diboyong ke Turki, yang akan dipulangkan, dan yang akan dipanggil lagi.

Sepanjang TC dan uji coba di Kroasia, STy telah meng-upgride total seluruh pemain dan mengenolkan semua apa yang telah diperoleh pemain yang selama ini telah dibina di SSB/Akademi/Diklat/Klub hingga Timnas Indonesia. Kepada mereka diberikan pendidikan dan menu baru TIPS pemain dengan karakter dan ilmu ala STy yang berstandar dunia.

Publik sepak bola nasional pun sama-sama tahu dan paham, 25 pemain dari 27 yang dibawa ke Kroasia, mana pemain yang masih layak berada di TC Timnas U-19 dan mana yang seharusnya sudah dipulangkan.

Saya mencatat dari 25 pemain yang sudah dicoba STy, baru ada 10 pemain yang mendekati standar pemain Timnas. Bila ukurannya Teknik, Intelegensi, Personaliti, dan Speed (TIPS), maka saya dapat menyebut mereka adalah Muhammad Adi Satryo (PG), Bagas Kaffa, Rizky Ridho, Komang Teguh, Pratama Arhan,Witan Sulaeman, Brylian Aldama, David Maulana, Beckham Putra Nugraha, dan Mochammad Supriadi.

Sementara, 15 pemain lain masih bermasalah terutama dalam hal teknik dan speed atau saya sebut skill individu. Atas kondisi ini, rasanya berat bagi STy, dalam tempo singkat menyulap 15 pemain yang masih bermasalah dalam persoalan elementer atau dasar bermain sepak bola.

Yakin, STy juga sangat merasakan bagaiamana mungkin pemain seusia Timnas U-19 masih bermasalah dalam persoalan elementer? Siapa yang salah? Siapa yang harus bertanggungjawab? Sehingga hanya untuk laga uji coba sebanyak 13 kali perlu waktu sejak Januari hingga September,  Itu pun akan dilanjutkan pada Oktober dengan melanglang buana ke manca negara dan dengan biaya miliaran rupiah?

Persoalan elementer sebagian besar pemain Timnas U-19 yang kini ada di Kroasia dan memprihatinkan, serta masalah sepak bola Indonesia pada umumnya, akan saya bahas dalam artikel berikutnya. Tentunya dengan menghadirkan pendapat dan komentar praktisi lain agar bernas dan berimbang.

 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler