Melalui kegiatan program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa kelompok 47 yang melakukan program kerja di Desa Hamba Praing, mahasiswa UMM mengenalkan kain tenun khas Sumba Timur yang banyak orang hampir tidak tau. Lalu mahasiswa memiliki strategi untuk pengenalan dan penjualan kain tenun yang ada di desa Hamba Praing dengan ciri khas yang berbeda dari kain tenun lainnya. Kegiatan yang dilakukan adalah mempromosikan penjualan kain tenun di luar Sumba Timur.

“Di desa Hamba Praing kain tenun ikat adalah salah satu potensi yang dimiliki oleh desa. Penjualan kain tenun merupakan sumber penghasilan warga desa. Kalau bisa mahasiswa yang memiliki kegiatan di desa membantu melakukan pemasaran penjualan kain tenun ini karena kurangnya pemasaran yang dilakukan selama ini,” ujar Bu Trince selaku Kepala Desa Hamba Praing

Hal tersebut membuat mahasiswa yang melakukan KKN di sana memiliki ide membantu mengenalkan kain tenun ikat desa Hamba Praing di semua kalangan dan di luar Pulau Sumba.

Sesuai agenda yang telah di rencanakan kelompok 47 di masa pandemi seperti ini agak sulit untuk membuat pemasaran yang seperti biasanya apalagi di luar pulau. Sebab banyak yang sedang menerapkan PSBB. Oleh karena itu mahasiswa berencana mengajarkan para penjual kain tenun ikat untuk membuat penjualan online

Mahasiswa mengajarkan penggunaan penjualan online/e-commerce yaitu shopee mulai dari pembuatan akun sampai memosting produk jualan.

Kelompok 47 juga membantu mempromosikan penjualan kain tenun yang ada di Shopee dan membantu mengenalkan kain tenun ikat khas desa hamba praing melalui media sosial masing-masing anggota kelompok 47.

Apabila strategi ini berhasil dan mengalami penjualan yang cukup signifika , ini juga membantu keadaan warga desa hamba praing dimasa pandemi seperti ini.

Ikuti tulisan menarik Indah Aprilia lainnya di sini.