Masuknya investasi pada suatu negara bagaikan keberadaan ‘malaikat tak bersayap’. Dengan investasi yang mengalir pada perekonomian negara, niscaya dapat membantu roda ekonomi pada suatu negara senantiasa berjalan stabil, dan masyarakat tentunya lebih makmur, sekaligus nyaman dalam menjalani kehidupan.

Namun sayangnya tidak semudah itu investasi mengalir pada sebuah negara, salah satunya Indonesia. Beragam faktor menjadi alasan mengapa investasi sulit diboyong oleh Indonesia. Padahal, dengan hadirnya investasi, secara otomatis neraca ekonomi negara akan berjalan stabil, selain itu lapangan pekerjaan jelas pasti terbuka lebar, serta terjadi adanya transfer of knowledge, skill, & technology yang dibawa oleh investor melalui para pekerja dari negara asalnya. 

Seperti pepatah berakit-rakit dahulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Apakah masyarakat kita sudah menyiapkan diri untuk menerima investasi pada negara yang dihuninya? Apakah kita sudah siap untuk membuka diri terhadap perkembangan investasi yang masuk ke negara ini? Lalu, apakah kita sudah membekali dan meng-upgrade diri agar menjadi manusia yang berkualitas?

Harapannya, kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia telah melakukan hal tersebut. Tetapi, negara juga harus berbuat serupa dengan menyajikan investasi iklim yang sehat, yang tidak berbelit, memegang teguh perjanjian serta kesepakatan, dan membuat nyaman banyak pihak. Tidak hanya negara, namun masyarakat, dan investor. 

Jadi, sudah siapkah kita semua? Sudah siapkah negara ini? Menerima investasi yang akan menyelamatkan masa depan Indonesia hingga berpuluh-puluh tahun ke depan, bagi bangsa, dan anak cucu kita.

Ikuti tulisan menarik Sri Kandhi lainnya di sini.