x

cover buku Menggali Sejarah Pengobatan

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 15 Oktober 2020 06:30 WIB

Sejarah Pengobatan - Dari Megurus Mayat sampai Transplantasi Organ

Sejarah pengobatan diawali dari teknis pengawetan mayat (mumifikasi) di Mesir 3500SM sampai dengan transpalansi organ di abad 20.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Menggali Sejarah Pengobatan

Judul Asli: Exploring the History of Medicine

Penulis: John Hudson Tiner

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penterjemah: Lilian D. Tedjasudhana

Tahun Terbit: 2005

Penerbit: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF                                                

Tebal: 231

ISBN: 979-9143-85-3

 

Sejarah pengobatan bermula dari cara mengawetkan mayat di Mesir. Ilmu tersebut kemudian berkembang ke arah pemahaman terhadap penyebab orang menjadi sakit, memahami anatomi tubuh manusia, teknik perawatan, mengenali penyebab penyakit dan cara-cara mencegah serta mengobatinya. Ilmu yang berkembang sejak hampir 6000 tahun itu, kini telah mampu menyelamatkan banyak manusia dari penderitaan. Namun tantangan ilmu kedokteran tidaklah berhenti. Penyakit pun terus berkembang seakan berpacu dengan perkembangan ilmu pengobatan. Buku ini menggambarkan secara singkat tentang sejarah pengobatan dari jaman Mesir Kuno (3500 SM) hingga pertengahan abad 20. Meski penjelasannya singkat, namun informasi inti dari tahap-tahap perkembangan ilmu pengobatan tetap bisa disampaikan dengan mendalam.

Sejarah pengobatan bermula dari keinginan manusia untuk hidup langgeng. Meski tubuh sudah mati, namun tubuh harus diupayakan supaya bisa tetap awet karena diperlukan untuk kehidupan di alam berikutnya. Itulah sebabnya orang-orang Mesir memumikan jenasah. Salah satu ahli pengawetan mayat di masa Mesir Kuno adalah Imhotep 3500SM. Ia menyiapkan tubuh yang meninggal untuk dimumikan. Pengetahuan tentang bagian tubuh mana yang membuat pembusukan cepat, dihilangkan. Ini tentu berdasarkan pengalamannya yang mendalam dalam mengawetkan mayat.

Baru pada abad 5, Hipokrates (460SM) mencari tahu mengapa seseorang bisa menjadi sakit. Ia menanyai si sakit untuk tahu penyebabnya. Meski asumsi dasarnya adalah tentang pikiran yang tidak tenang yang menyebabkan seseorang menjadi sakit, namun Hipokrates adalah penggagas diagnose. Pendapat Hipohrates bahwa seorang dokter harus menolong siapa saja, meski orang tersebut adalah musuhnya. Pendapat Hipokrates ini kemudian diadopsi mekjadi sumpah dokter.

Barulah pada abad 3, Galen merintis ilmu anatomi. Ia membedah mayat binatang untuk membuat gambar detail. Galen percaya bahwa penyakit disebabkan oleh ketidak seimbangan cairan tubuh yang disebut humor. Ada empat cairan tubuh yaitu darah, lendir, empedu kuning dan empedu hitam. Kalau tidak seimbang maka disebut ill humor, sedangkan kalau baik disebut good humor. Meski pendapat Galen tentang penyebab penyakit telah dikritik oleh para penerusnya, namun pendapat Galen bahwa penyebab penyakit adalah ketidak seimbangan empat cairan tubuh masih dipercayai hingga abad 16. Salah satu korban dari pendapat Galen ini adalah George Washington yang mati karena darahnya diambil untuk menyeimbangkan keempat cairan dalam tubuhnya. Buku-buku karya Galen bahkan masih digunakan sampai tahun1500M. Jacobus Sylvius, seorang dokter yang juga mengajar di Universitas Paris pada tahun 1500 masih menggunakan buku-buku Galen.

Salah satu mahasiswa Jakobus Sylvius yang bernama Andreas Vesalius 1514M memperbaiki ilmu anatomi yang digambarkan oleh Galen. Vesalius meneliti mayat manusia secara detail sehingga bisa membedakan antara anatomi manusia dengan anatomi kera. Keberaniannya menantang tradisi dimana membedah mayat adalah sesuatu yang sifat yang rendah telah membuat Vesalius bisa mengoreksi pendapat Galen tentang anatomi manusia.

Pemahaman anatomi manusia tersebut terus berkembang. Willian Harvey 1602 menemukan cara kerja jantung. Pengetahuan cara kerja jantung ini merangsang banyak penerusnya untuk mempelajari organ-organ tubuh manusia lainnya.

Sejak abad 16, ilmu kedokteran mulai merambah ke praktik treatmen bedah. Ambroise Pare 1500 menemukan cara menjahit luka untuk menghentikan pendarahan. Praktik ini menggantikan praktik kejam sebelumnya, yaitu dengan menggunakan besi panas untuk membakar luka. Ia dijuluki sebagai Bapak Ahli Bedah. Penemuannya bahwa saluran arteri bisa diikat memalui jahitan telah menyelamatkan banyak tentara yang mengalami luka akibat perang.

Meski sudah ditemukan cara yang tidak kejam untuk pembedahan, namun cara amputasi masih sangat menyakitkan, sampai ditemukannya bahan anestesi. Humprey Davy 1797 menemukan nitrat oksida sebagai bahan anastesi, tetapi tidak terlalu kuat. Baru pada tahun 1846 James Young Simpson menemukan eter dan kemudian kloroform sebagai anastesi yang lebih ampuh. William Morton menggunakan eter murni untuk anastesi dan hasilnya lebih baik.

 

Pengetahuan bahwa penyakit disebabkan oleh makhluk hidup lain, yaitu jasat renik baru mulai saat Anthony van Leuiwenhoek 1632 menemukan mikroskop. Alat yang mampu melihat jasat renik tersebut membuat penelitian tentang jasat renik penyebab penyakit menjadi semakin bergairah. Salah satu penemuan penting adalah penyebab penyakit antrak. Robert Koch 1897 menemukan prosedur untuk mengetahui bakteri penyebab penyakit antrak.

Penemuan jasad renik penyebab penyakit tersebut juga memicu penemuan vaksin, sebagai salah satu mekanisme pencegahan penyakit. Salah satu contohnya adalah Edward Jener 1794 yang menemukan vaksin cacar.

Penyakit bisa menular. Jasad renik yang menyebabkan penyakit ini ternyata bisa menular, termasuk melalui para dokter. Philipp Semmelweiss 1847 menemukan fakta bahwa dokter bisa menularkan penyakit kepada pasien lain. Pengetahuan ini mengubah protokol perawatan. Jika dulu dokter bisa seenaknya masuk ke bangsal perawatan, sejak ditemukan fakta bahwa jasad renik penyebab penyakit bisa terbawa oleh siapa saja, harus mencuci tangan dan harus dalam kondisi tubuh yang bersih. Ilmu tentang membersihkan diri dan ruangan perawatan semakin berkembang sejak Louis Pasteur 1854 menemukan sterilisasi/pasteurisasi yang bisa mencegah menularnya penyakit/mikroba ke tempat yang tidak diinginkan dan Joseph Lister 1875 menemukan disinfektan.

Louis Pasteur juga menemukan cara vaksinasi penyakit antrak melalui sebuah ketidak-sengajaan dari ayam-ayam yang tahan terhadap penyakit kolera setelah memakan kaldu yang mengandung kuman kolera yang telah lemah.

Tidak semua penyakit disebabkan oleh jasad renik. Ternyata banyak orang menjadi sakit karena kekurangan zat tertentu yang kemudian disebut sebagai vitamin. Dr. Lind 1795 menemukan vitamin C dalam air jeruk limau yang sangat membantu para awak kapal yang harus berlayar dalam waktu lama. Sementara itu di Jawa pada tahun 1886 Christiaan Eijkman menemukan penyebab beri-beri, yaitu kurangnya vitamin B. Penemuan Eijkman tentang kekurangan vitamin B sebagai penyebab beri-beri baru diakui pada tahun 1929.

Penemuan sinar X oleh William Crookes kemudian digunakan oleh Willian Roentgen pada tahun 1895 untuk melakukan diagnose membuat Ilmu Kedokteran diperkuat oleh teknologi. Sejak sinar roentgen digunakan di bidang kedokteran, teknologi-teknologi fisika semain luas dan semakin masif digunakan.

Pada awal abad 20, penemuan obat dari bahan mineral dan jasad renik mulai digunakan untuk melawan jasad renik penyebab penyakit. Obat sulfa digunakan oleh Gedhard Domagk 1936 untuk mengobati anak Presiden Roosevelt. Alexander Fleming 1929 menemukan jamur penisilin untuk membunuh bakteri. Penemuan Fleming menyelamatkan banyak tentara dari kematian oleh infeksi.

Abad 20 juga diwarnai dengan ditemukannya cara-cara penggunaan bagian tubuh orang lain untuk menolong si sakit. Tahun1990 ditemukan golongan darah dan rhesus yang memungkinkan dilakukannya transfusi darah. Pada tahun1954 transpalansi organ (ginjal) pertama kali dilakukan dilakukan. 1967 transpalansi ginjal. Sejak saat itu transpalansi organ lain seperti jantung dan hati berhasil dilakukan.

Sejak James Watson dan Francis Crick (1950) menemukan kromosom, penjelajahan penyebab penyakit merambah ranah genetik. Sejak itu riset tentang penyebab penyakit yang disebabkan oleh faktor genetik terus berkembang. Ternyata ada penyakit-penyakit yang disebabkan oleh faktor genetik.

Ilmu pengobatan dan kedokteran pasti akan terus berkembang. Bidang-bidang fisika dan genetika akan semakin berperan dalam bidang ilmu untuk menolong manusia yang sakit. Misalnya tentang pengembangan organ dari sel punca dan sebagainya. Tetapi harus diingat bahwa penyakit dan penyebab penyakit juga terus berevolusi selaras dengan berkembangnya pengetahuan manusia tentang penyakit.

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

2 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB