x

Hoaks Corona

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 28 Oktober 2020 05:47 WIB

Siapa yang Wajib Menangkal Hoaks Corona dari Mancanegara?

Pemerintah dengan stakeholder terkaitnya, jangan hanya gemar menangkapi penyebar hoaks di Indonesia, lalu mempublikasikannya. Namun, pemerintah juga wajib sigap menangkal dan menginformasikan kepada masyarakat bila ada berita hoaks dari luar negeri. Dalam kasus ini, Kementerian mana yang seharusnya bergerak cepat? Kok, saya malah dapat informasi bahwa berita hoaks dari Aliansi Dokter Dunia itu dari media massa online yang melakukan penelusuran.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Bicara menyoal berita hoaks, khususnya di Indonesia, sudah terbukti, siapa pun yang coba-coba dan berani membuat dan menyebarnya, tentu dalam tempo singkat akan segera berurusan dengan pihak berwajib.

Lalu, bagaimana bila penyebar hoaks itu dari manca negara, dan beritanya secepat kilat pun beredar di Indonesia? Nampaknya, berita seputar hoaks dari luar negeri, yang pada akhirnya menyasar rakyat Indonesia, penyebarnya masih bisa aman-aman saja karena tak dapat dijangkau oleh hukum di Indonesia.

Sebagai contoh, teranyar ada berita hoaks menyoal Covid-19 tidak lebih ganas dari flu biasa, begitu cepat menyebar di media massa. Hanya sehari saja, Senin (26/10/2020), saya telah dikirimi vidoe yang menayangkan informasi yang secara penyampaian sangat meyakinkan, namun faktanya tak benar tersebut atau hoaks.

Bagaimana bila pelaku pembuat dan penyebar hoaks ini orang Indonesia? Pasti sudah berurusan dengan polisi.

Sebetelunya, saat awal menerima informasi dalam video yang terbilang berdurasi tak pendek itu, saya sudah menyangsikan bahwa apa yang diungkap oleh para pihak dalam video yang mengaku dokter itu hanya berita hoaks.

Karena tak percaya dan rasa penasaran,  saya terus mencari tahu kebenaran tentang informasi dari video tersebut dari media massa online yang paling aktual.

Ternyata tak perlu menunggu waktu lama, pada Senin, 26/10, pukul 15:29 WIB, Kompas.com menayangkan berita berjudul (Hoaks) Klaim Aliansi Dokter Dunia soal Covid-19, Begini Faktanya.

Kompas.com pun kembali menayangkan berita dengan judul (Hoaks) Pernyataan Aliansi Dokter Sedunia Seputar Covid-19, pada Selasa, 27/10, pukul 06:18 WIB.

Lalu, apa sih isi berita hoaks yang dikemas dalam bentuk video itu? Informasinya adalah pernyataan Aliansi Dokter Dunia bahwa Covid-19 tidak lebih ganas dari flu biasa dan sesungguhnya tidak ada pandemi beredar di media sosial. Bahkan Aliansi yang terdiri dari dokter, ilmuwan, dan aktivis perdamaian asal Eropa itu juga menilai tes PCR (polymerase chain reaction) menghasilkan positif palsu. 

Mereka pun menyebut bahwa pandemi saat ini hanyalah rekayasa, karenanya menyerukan agar orang-orang tidak perlu melakukan pembatasan sosial, memakai masker, hingga melakukan karantina.

Luar biasa, apa yang disampaikan mereka sangat meyakinkan. Dikutip dari Akun Facebook Echa Irma Suawe pada Senin, 26/10, melayangkan narasi bahwa Covid-19 tidak lebih ganas dari flu biasa. Narasi itu berasal dari Aliansi Dokter Dunia, sebagian besar dari Eropa, yang menolak vaksin dan protokol kesehatan.

Berikut isi lengkap statusnya:
"ALIANSI DOKTER SE-DUNIA diwakili puluhan dokter dari berbagai negara serta dukungan 87 RIBU PERAWAT "MENOLAK VAKSIN"
STOP ATURAN MASKER, JAGA JARAK, TEST INI TEST ITU, LOCKDOWN
SEGERA KEMBALIKAN KE KEHIDUPAN NORMAL YANG LEBIH BAIK..!!! "
COVID 19 TIDAK LEBIH GANAS dari FLU BIASA !!
Berlin 10 Oktober 2020"
Dalam statusnya itu, terunggah sebuah video berjudul "Sebuah Kebenaran dari Aliansi Dokter Dunia" yang berdurasi 9 menit 9 detik, direkam pada 10 Oktober 2020 dan menyebut ada 3 hal menyoal virus corona yang tak benar.

Singkat cerita, narasi yang disampaikan Aliansi Dokter Dunia itu salah.
Badan kesehatan dunia WHO menilai Covid-19 lebih berbahaya daripada flu biasa. Jumlah penderita Covid-19 yang masuk kategori infeksi parah dan kritis lebih tinggi ketimbang penderita influenza.

Selain itu, rasio kematian akibat terinfeksi Covid-19 jauh melampaui rasio kematian influenza.
Sejak Maret 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi karena tingkat penyebaran dan keparahannya sangat mengkhawatirkan. Profesor epidemiologi dari Harvard juga menegaskan hasil tes PCR akurat.

Dengan demikian klaim dari Aliansi Dokter Dunia bahwa Covid-19 tidak lebih ganas dari flu biasa, tidak ada pandemi, dan tes PCR positif palsu tidak benar.

Artinya, informasi yang dibuat dalam bentuk video berdurasi 9 menit 9 detik itu adalah berita hoaks.

Antisipasi Indonesia

Atas kejadian penyebaran informasi hoaks yang terus terjadi, khususnya yang datang dari luar negeri, bagaimana sikap pemerintah dalam hal ini?

Pasalnya, hampir semua informasi yang datangnya dari luar negeri, terutama yang menyangkut virus corona, semua sangat meyakinkan dan sangat mudah masuk ke masyarakat kita karena media sosial.

Karena dikemas dengan baik, lalu siapa yang ada di dalam informasi itu, dan sangat meyakinkan, jangan kan rakyat yang belum mengenyam bangku pendidikan, masyarakat terdidik saja, khusus untuk video yang dibuat oleh pihak yang mengaku Aliansi Dokter Se-Dunia, terkecoh.

Bila saya tidak mencoba mencari tahu dan berselancar di dunia maya, lalu terus memantau apakah ada media yang akan menjelaskan tentang video yang viral ini, maka saya tentu tak akan menemukan informasi yang menyatakan berita ini hoaks.

Harapan saya, sebetulnya, bila ada informasi atau berita hoaks dari luar negeri, masyarakat langsung diinformasikan dengan cepat oleh pemerintah melalui stakeholder terkait.

Pemerintah dengan stakeholder terkaitnya, jangan hanya gemar menangkapi penyebar hoaks di Indonesia, lalu mempublikasikannya. Namun, pemerintah juga wajib sigap menangkal dan menginformasikan kepada masyarakat bila ada berita hoaks dari luar negeri.

Dalam kasus ini, Kementerian mana yang seharusnya bergerak cepat? Kok, saya malah dapat informasi bahwa berita hoaks dari Aliansi Dokter Dunia itu dari media massa online yang melakukan penelusuran.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler