x

Iklan

Johanes Sutanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 5 November 2020 16:33 WIB

Resmi Masuk Jurang Resesi, Baik-baik Kelola dan Atur Duit Anda

Resesi akan menjadi tragedi ketika ini berlangsung hingga berlarut-larut. Apalagi, Covid-19 tak kunjung musnah dari muka bumi ini. Sebagai orang awam apa yang mesti kita siapkan menghadapi resesi? Salah sataunya dana darurat. Kenapa ? Di tengah kondisi resesi dan pandemi Covid-19 yang belum jelas tanda-tanda kapan berakhirnya maka berbagai kejadian tak terduga bisa saja terjadi, entah kehilangan pekerjaan, atau yang lain.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia resmi masuk jurang resesi setelah Produk Domestik Bruto (PDB) RI pada kuartal III-2020 resmi diumumkan minus mencapai 3,49 persen (year on year/yoy). Pertumbuhan ekonomi dua kuartal berturut-turut berada pada nilai minus.

Indikator konkret resesi adalah penurunan PDB, anjloknya pendapatan riil, lapangan kerja menurun drastis, ritel dan industri manufaktur juga ikut terpuruk.

Memang di saat pandemi Covid-19, Indonesia bukan satu-satunya negara yang mengalami resesi. Negara-negara adidaya dan yang notabene kuat secara perekonomian telah lebih dulu tumbang seperti Amerika Serikat, Singapura, Korea Selatan, dan beberapa negara lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di saat resesi melanda tentu saja kondisi perekonomian akan menjadi lebih seret dan ini akan benar-benar dirasakan semua lapisan masyarakat, terutama lapisan ekonomi menengah ke bawah.

Resesi akan menjadi tragedi ketika ini berlangsung hingga berlarut-larut. Apalagi, Covid-19 tak kunjung musnah dari muka bumi ini.

Nah, menghadapi resesi seiring dengan pandemi Covid-19 yang tak tahu kapan berakhir, ada baiknya masyarakat mengatur dan mengelola keuangan dengan bijak. Di tengah resesi saat ini, ada baiknya atur duitnya lebih bijak lagi dengan memperhatikan 3 hal berikut ini:

1. Fokus penuhi kebutuhan pokok

Penting di masa resesi yang tak tau ujungnya untuk fokus memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer (pokok) dan mengesampingkan terlebih dahulu kebutuhan-kebutuhan sekuder dan tersier. Kebutuhan pokok yang dimaksud adalah bahan pangan, obat-obatan, tagihan listrik, air, hingga kuota internet. Sementara itu, yang termasuk kebutuhan selain primer adalah baju, kendaraan baru, tas branded hingga hal-hal yang terkait gaya hidup ditunda terlebih dahulu. Lantas dikemanakan duit-duit tersebut? Salah satunya dana darurat.

2. Penuhi dana darurat

Kenapa dana darurat ini penting dimiliki saat resesi? Di tengah kondisi resesi dan pandemi Covid-19 yang belum jelas tanda-tanda kapan berakhirnya maka berbagai kejadian tak terduga bisa saja terjadi, entah kehilangan pekerjaan (PHK), sakit, kecelakaan dan hal-hal lain yang sifatnya darurat. Sakit bisa datang kapan saja, meski kebanyakan dari kita tak menginginkannya, begitu ju dengan bencana atau kecelakaan bisa terjadi kapan saja.

Semuanya kejadian dan peristiwa yang bisa datang tiba-tiba dan tak terduga wajib hukumnya disikapi sejak dini dengan persiapan dana darurat. Idealnya, dana darurat itu 3x biaya hidup untuk single, 6x biaya hidup untuk pasangan, 9x biaya untuk keluarga dengan 1 anak/tanggungan hingga 12x biaya hidup untuk keluarga dengan 2 anak/tanggungan atau lebih. Karena dana darurat ini harus cepat tersedia maka sebaiknya disimpan di platform yang likuid alias mudah dicairkan. Kasarnya, jika mendadak sakit atau diputus kontrak dari perusahaan maka masih ada cadangan cash untuk bertahan hidup.

3. Investasi atau Bisnis Online

Meski kondisi resesi menghantui, yang namanya investasi harus tetap dijalankan. Pun kalau memilih bidang usaha baru maka penting untuk memanfaatkan layanan yang sifatnya online di tengah pandemi saat ini. Sementara itu, bagi yang tertarik untuk ivestasi, seperti investasi reksa dana dan saham, saat ini adalah saat yang tepat untuk memulainya, terlebih saat ini sudah serba online semisal dengan aplikasi IPOT yang dilahirkan Indo Premier Sekuritas. Investasi reksa dana dan saham mudah dinikmati saat pandemi Covid-19. Kendati sedang terjadi resesi, investasi reksa dana dan saham tetap menarik.

Ikuti tulisan menarik Johanes Sutanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler