x

Donal Trump membahasa COVID-19 di Gedung Puting, Washington Dc

Iklan

Indonesiana

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 7 November 2020 20:41 WIB

Satu Kali Bersama Donald Trump (oleh Tantowi Yahya)

Saya barangkali satu dari sedikit orang Indonesia yang pernah bertemu Donald Trump. Itu terjadi di kantornya yang mewah di Trump Plaza, NY beberapa bulan sebelum dia menjadi Presiden Amerika Serikat. Ketika bersalaman, dengan yakin saya katakan, "Anda akan menjadi Presiden AS berikutnya karena orang seperti Anda lagi digandrungi dunia".

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Saya barangkali satu dari sedikit orang Indonesia yang pernah bertemu Donald Trump. Itu terjadi di kantornya yang mewah di Trump Plaza, NY beberapa bulan sebelum dia menjadi Presiden Amerika Serikat. Ketika bersalaman, dengan yakin saya katakan, "Anda akan menjadi Presiden AS berikutnya karena orang seperti Anda lagi digandrungi dunia".

Untuk beberapa saat dia tertegun, menatap saya penuh bahagia, menepuk bahu saya dan berkata, "Terima kasih, Anda satu-satunya di ruang ini yang mengatakan itu. Anda membuat saya begitu bahagia".

Saya bukannya tanpa alasan mengatakan itu ke Trump. Saat itu figur nyeleneh, tidak mainstream, antitesis dari yang ada lagi digandrungi dunia, termasuk di AS. Keyakinan akan kemenangan Trump saya sampaikan dalam berbagai diskusi dan pembahasan mengenai Pilpres AS 2016 di tanah air. Tentu tidak banyak yang mengamini keyakinan saya ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Trump adalah selebriti sebelum menjadi politisi. Kemudian ia sukses dengan menjadi anti-politisi. Sesungguhnya banyak tokoh seperti ini yang terpaksa dekat dengan politik. Mereka pura-pura menjadi politisi hanya karena sedang mengejar kekuasaan meski sesungguhnya dia apolitis, bahkan benci dengan politik. Politik hanya sebagai tumpangan.

Trump adalah orang partikelir dan sangat menikmati figurnya sebagai orang terkenal. Di kantornya berjejer photo dirinya dengan banyak selebriti dunia, seolah dia ingin menunjukkan ke semua yang datang, mereka (selebriti) itu semua temannya dan mereka menyukai Donald Trump.

Ketika bicara di depan pendukungnya yang dihadiri Ketua DPR RI yang kemudian menjadi skandal politik di tanah air waktu itu, dengan lantang dan bangga dia mengatakan Rakyat Indonesia suka dengan dirinya.

Donald Trump adalah figur flamboyan yang bermandikan cahaya dan bersahabat dengan pujian dan kesuksesan. Dipuji dan berkuasa adalah kenikmatan. Tak terbayang baginya jika itu semua hilang. Oleh karenanya pada bulan Oktober lalu di Georgia dia pernah bilang, "Bayangkan jika saya kalah? Ini hidup saya, apa yang akan saya lakukan? Saya akan katakan, saya kalah dari musuh terburuk dalam sejarah politik. Saya pasti tidak akan nyaman. Barangkali saya akan meninggalkan negeri ini? Entahlah."

Tahun 2008 yang membawa Barack Obama ke Gedung Putih, 58% rakyat Amerika menggunakan hak pilihnya karena mereka ingin perubahan. Pilpres kali ini diperkirakan persentasenya lebih tinggi karena rakyat Amerika kembali ingin perubahan. Trump tidak lagi berkuasa.

Ikuti tulisan menarik Indonesiana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler