
Pilkada dan saura rakyat
Jumat, 13 November 2020 09:26 WIB
Pilkada dan Pertaruhan Masa Depan Daerah
Di Pilkada, kita akan mempertaruhkan masa depan daerah lima tahun mendatang. Apakah masa depan daerah akan lebih baik atau sebaliknya? Apakah masa depan daerah akan suram dan sebaliknya. Apakah masa depan daerah kita akan berkemajuan atau mundur?
Dibaca : 1.755 kali
Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah adalah ruang kontestasi demokrasi lima tahunan yang diatur dalam konstitusi kita untuk meraih kekuasaan sebagai pemimpin daerah. Pilkada sejatinya harus mampu melahirkan pemimpin daerah yang berkwalitas dan berkwantitas. Hal ini mengingat Pilkada merupakan satu-satu ruang dan cara yang disiapkan konstitusi untuk memilih calon-calon pemimpin daerah, calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Mereka yang akan mewujudkan cita-cita bernegara sebagaimana tertuang dalam konstitusi yaitu mencerdasakan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum.
Di Pilkada, kita akan mempertaruhkan masa depan daerah lima tahun mendatang. Apakah masa depan daerah akan lebih baik atau sebaliknya? Apakah masa depan daerah akan suram dan sebaliknya? Apakah masa depan daerah kita akan berkemajuan atau mundur? Itu bergantung pada kualitas pasangan calon kepala dDaerah dan wakil kepala daerah yang diusung partai politik. Mereka yang akan dipilih masyarakat suatu daerah di ruang-ruang TPS pada 9 Desember mendatang. Dan itu juga tak lepas dari peran kita sebagai pemilih.
Mengingat Pilkada ini diselenggarakan satu kali dalam lima tahun, maka pemilih harus benar-benar memilah dan memilih. Kalau mereka salah memilih, selama lima tahun masa depan daerah itu menjadi suram. Masyarakat harus jeli memilah dan memilih pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang berkualitas. Memilih pemimpin yang memiliki kompetensi dan kapasitas membangun daerah dan memajukan daerah itu. Masyakat harus kritis dalam memilih calon pemimpin dDaerahnya.
Apalagi tidak ada mekanisme koreksi yang diatur dalam konstitusi apabila ada pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih tidak melaksanakaan janji-janji politiknya. Mereka yang tidak merealisasikan visi dan misi serta program kerjanya, tak dapat diberhentikan atau diganti. Kecuali merekaterjerat kasus hukum dan ditetapkan menjadi terdakwa. Masa depan daerah dipertaruhkan dalam Pilkada ini.
Sebagai warga masyarakat dan pemilih kita harus meyakini bahwa Pilkada serentak adalah momentum untuk menghadirkan pemimpin meritokrasi di tingkat lokal. Dimana meritokrasi adalah sistem yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi, integritas, kredibilitas, dan rekam jejak (yang baik). Pemimpin harus mampu mendatangkan perubahan untuk daerahnya dan melekatkan masyarakatnya dengan kesejahteraan dan kemakmuran.
Bagaimana pun juga, politik dan demokrasi adalah usaha untuk kembali ke rakyat, karena berpolitk itu mementingkan kepentingan rakyat. Proses berdemokrasi itu memastikan kesejahteraan rakyat akan baik.
Melalui momentum konstitusional pilkada serentak tahun 2020 ini, kita sebagai rakyat kembali berkesempatan menilai dan mengevaluasi sekaligus menentukan arah pembangunan daerah untuk periode pemerintahan berikutnya. Salah memilih pemimpin, maka masa depan daerah kita dipertaruhkan.
Pilkada merupakan kanalisasi dari wujud kedaulatan rakyat di daerah sejatinya harus menjadi pintu masuk masyarakat untuk melekatkan masyarakat dan pemilih pada kesejahteraan, kemajuan dan kemakmuran. Itu artinya pilkada tidak boleh dipandang semata panggung kontestasi para kandidat dalam berebut kuasa dan legitimasi dari kita rakyat dan pemilih. Kita harus mampu mengaktualisasikan diri sebagai pemilih yang cerdas dan berkwalitas, sehingga pemimpin yang terpilih pun berkwalitas dan mampu membawa perubahan daerah.
Kita sebagai rakyat dan pemilih harus berperan dalam menentukan arah menuju kesuksesan dari kegiatan hajatan momentum politik Pilkada serentak ini. Caranya, dengan menjadikan diri kita sebagai pemilih yang cerdas,dan berkwalitas. Kita harus meyakinkan diri bukan sebagai objek yang hanya dijadikan sebagai instrumen pelengkap dalam setiap hajatan politik lima tahunan. Bukan hanya obyek yang hanya dijadikan sebagai tujuan untuk mendulang suara.
Saatnya kita cerdas dalam memilih pemimpin daerah. Dan kita sangat bisa menjadi pemilih cerdas dan berkwalitas. Saatnya cerdas dalam memilih.
Toboali, 12 November 2020
Ikuti tulisan menarik Rusmin Sopian lainnya di sini.
Suka dengan apa yang Anda baca?
Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.
Oleh: Sutri Sania
Sabtu, 6 November 2021 17:25 WIB

Kebijakan Tes PCR Berubah-ubah Hingga Buat Bingung Rakyat, Ada Motif Apa?
Dibaca : 401 kali
Oleh: Supartono JW
Kamis, 4 November 2021 08:37 WIB

Permainan Picik Culasi Rakyat (PCR) Terbongkar?
Dibaca : 684 kali
Oleh: Aisyah Hetra
Kamis, 4 November 2021 10:30 WIB

Begini Kronologi Terkuaknya Bisnis Tes PCR yang Libatkan Menko Luhut
Dibaca : 580 kali
Oleh: Supartono JW
Selasa, 2 November 2021 18:51 WIB

Nataru untuk Momentum Bisnis PCR Lagi?
Dibaca : 566 kali
Oleh: dian basuki
Selasa, 26 Oktober 2021 11:16 WIB

7 Tahun Kepresidenan, Momen Perenungan Mestinya
Dibaca : 894 kali
Oleh: dian basuki
Minggu, 24 Oktober 2021 08:10 WIB

Riset Wajib Dipayungi Pancasila, Ekonomi Malah Bebas Merdeka
Dibaca : 859 kali
Oleh: Supartono JW
Selasa, 19 Oktober 2021 11:35 WIB

LADI Memalukan, Indonesia pun Disanksi WADA, Covid-19 Jadi Alasan
Dibaca : 548 kali
Oleh: dian basuki
Selasa, 19 Oktober 2021 06:54 WIB

Andai Jadi Maju Pilpres 2024: Bukti Kegigihan Prabowo?
Dibaca : 1.180 kali
Oleh: Supartono JW
Kamis, 14 Oktober 2021 08:55 WIB

Ingat, Lawan Timnas Berikutnya Bukan Chinese Taipei
Dibaca : 601 kali
Oleh: atmojo
2 hari lalu

Novela Seno Gumira Ajidarma: Suara Hati Seorang Pelacur
Dibaca : 2.010 kali
Oleh: Adjat R. Sudradjat
5 hari lalu

Apa Kata Dunia Andaikan Ganjar-Anies Diduetkan?
Dibaca : 1.192 kali
Oleh: Adjat R. Sudradjat
3 hari lalu

Apresiasi juga Dengki Iringi Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia
Dibaca : 936 kali
Oleh: Mohammad Imam Farisi
4 hari lalu
