x

Iklan

Fatimah Azzahra lubis

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 4 Oktober 2020

Jumat, 13 November 2020 14:50 WIB

Popularitas Taman TOGA yang Mulai Redup

Berikut akan dibahas cara-cara menghidupkan kembali popularitas Taman Toga di tengah-tengah masyarakat modern

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di zaman yang serba instan dan cepat seperti saat ini, gaya hidup masyarakat secara tak langsung juga turut terkena dampaknya. Bisa dikatakan mengarah ke hal yang positif, namun di sisi lain juga diikuti dampak negatif. Dari segi kesehatan, orang-orang saat ini lebih memilih pengobatan modern dari pada pengobatan  tradisional. Dengan alasan lebih menghemat waktu dan tenaga, tidak perlu susah-susah meracik, tinggal pergi ke toko obat terdekat, dan masalahpun beres. Padahal terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan tidak baik untuk kesehatan karena mengandung bahan kimia.

Taman TOGA, kepanjangan dari Tanaman Obat Keluarga atau biasa disebut pula apotek hidup, merupakan himpunan dari berbagai macam jenis tanaman obat yang dikelola oleh keluarga dan warga. Biasa ditanam di pekarangan rumah, dan juga di lahan yang telah mendapat persetujuan dari pihak RT setempat. Taman TOGA dapat dijumpai dengan mudah hampir di setiap lingkungan tempat tinggal. Tapi pernahkah kalian mengamati bagaimana kondisi taman TOGA tersebut? dan apakah kalian ikut berkontribusi dalam perawatannya?

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kenapa Harus Taman TOGA

sudah sejak dahulu Indonesia memiliki kekayaan alam yang beragam. Tak terkecuali dari segi tumbuhan atau tanaman obat. Para leluhur telah memanfaatkan tanaman obat tersebut untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Diantaranya: Jahe Merah untuk meredakan sakit kepala karena dingin, Salam untuk mengobati diare, Sambiloto untuk mengobati kencing manis, hingga Kemuning yang berkhasiat untuk melangsingkan badan, DLL.

Sebagai upaya pengurangan penggunaan obat-obatan kimia, tak ada salahnya menghidupkan kembali obat-obatan tradisional melalui program revitalisasi Taman TOGA di daerah tempat tinggal masing-masing. Banyak benefit yang didapatkan, diantaranya biaya yang dikeluarkan lebih murah, lebih aman karena berasal dari bahan alami, dan minim efek samping. Bukan berarti kita seakan-akan bersikap skeptis dan anti terhadap obat kimia, namun alangkah lebih baik untuk penyakit-penyakit ringan pengobatannya juga dengan bahan yang ringan pula.

berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk mengatasi masalah degradasi popularitas Taman TOGA:

  1. Mengenalkan Tanaman Obat Kepada Generasi Penerus

Salah satu faktor Taman TOGA tidak berjalan hingga saat ini adalah anak-anak generasi muda tidak mengenal Tanaman Obat. Fokus mereka hanya tertuju pada gadged dan tren budaya luar. Maka tugas para orang tua serta Guru untuk memperkenalkan kepada mereka akan urgensi dari Tanaman Obat.

  1. Membuat kepengurusan terorganisir

Untuk kasus Taman TOGA yang dikelola oleh RT dan menggunakan lahan bersama, sebaiknya dibentuk juga kepengurusan yang bertanggung jawab atas perawatannya. Setiap warga dibuatkan jadwal untuk turut berpartisipasi dalam perawatan secara bergilir. Alangkah lebih baik lagi, jika anak-anak mereka juga ikut membantu.

  1. Desain Taman TOGA Minimalis untuk lahan sempit

Lahan sempit sudah tidak lagi menjadi halangan untuk menciptakan Taman TOGA. Manfaatkan beberapa barang bekas yang ada disekitar, kemudian kreasikan hingga dapat mencangkup lahan yang tersedia. Berikut beberapa model yang bisa diterapkan yaitu desain Taman TOGA bertingkat, dan pagar Taman TOGA.

Ikuti tulisan menarik Fatimah Azzahra lubis lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler