Sabtu, 28 November 2020 13:04 WIB
Puisi | Melepas Senja dari Tanah Kembali ke Tuhan
Biarlah Tuhan menamai diriku, tak mau menjadi debu dang arang-arang hitam pada tumpukan semak-semak yang bersembunyi di tanah gersang ini - Silivester Kiik
Dibaca : 1.048 kali
Melepas senja menjamu malam,
aku bagai sekumpulan ombak,
yang tertatih-tatih di antara pelukan hampa,
yang dilupakan di antara batas-batas muara,
hingga tersesat pada dahan-dahan tajam di tepi jalan pulang.
Senja yang raib itu sepertinya lupa,
dan aku pun sama egoisnya untuk memulangkan mimpi,
di mana sepi bagaikan tunas-tunas layu,
dengan beraninya menjatuhkan rindu-rindu ini,
sampai pada titik diam yang tak bermakna.
Bersama sunyi dan ranting-ranting kering,
Kulahirkan asap dan cahaya,
Bertengger di ujung timur bak mahkota,
kokoh di kepalamu,
atas lelah tubuhku, akulah akar yang menelusuri keheningan.
Dari tanah menatap napas terakhir dengan tegak lurus,
tapi aku pohon yang tak bertunas,
biarlah Tuhan menamai diriku,
tak mau menjadi debu dang arang-arang hitam,
pada tumpukan semak-semak,
yang bersembunyi di tanah gersang ini.
Bersama musim yang datang terlambat,
rumah-rumah dengan dinding yang menjamur,
goyah dicumbu keramaian bintik-bintik amarah,
aku ingin pulang padaMu.
===
Atambua, 28 November 2020
Silivester Kiik : Penulis, Penggiat Literasi, dan Founder Sahabat Pena Likurai.
Suka dengan apa yang Anda baca?
Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.
17 jam lalu

Implikasi Pilkada Serentak Terhadap Sosial Dan Politik
Dibaca : 297 kali
23 jam lalu

Menimbang Permohonan Uji Materi UU Penyiaran oleh RCTI Group, Tamat (Oleh Kemala Atmojo)
Dibaca : 234 kali
1 hari lalu

Penemuan Mendorong Teori Bahwa Kehidupan di Bumi Muncul dari Campuran RNA-DNA
Dibaca : 490 kali
1 hari lalu

Manfaat Audit Manajemen untuk Meningkatkan Kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Dibaca : 403 kali
4 hari lalu

Raffi Nongkrong Usai Divaksin; Influencer pun Tetap Perlu Diedukasi Vaksin
Dibaca : 1.252 kali
3 hari lalu
