Kita Bisa Mengubah Dunia; Soalnya Sanggupkah Bersiasat dengan Waktu?

Kamis, 3 Desember 2020 17:30 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jauh di dasar hati hampir semua manusia memiliki keinginan untuk mengubah dunia. Dan setiap kita akan berhadapan dengan wakt yang menguji tekad dan keyakinan. Ingat, waktu berdetak dan tak berhenti hanya untuk menunggu kita. Lalu tak terasa tiba-tiba kita menjadi tua. Dan dunia tak berubah sesuai harapan. Kita tidak pernah benar-benar mencapai sesuatu yang besar jika kita hanya berdiri diam selamanya.

Oleh :Laxmi Andrea*)

Jauh di dasar hati hampir semua manusia memiliki keinginan dan keyakinan yang begitu kuat untuk mengubah dunia. Entah saat kanak-kanak, ketika guru bertanya tentang cita-cita. Juga saat remaja, dewasa, bahkan setelah memasuki usia senja. Namun pada akhirnya waktu jugalah yang menguji tekad dan keyakinan manusia.

Waktu berdetak dan tak berhenti hanya untuk menunggu kita, dan tak terasa usia terus bertambah. Sehingga bahkan sebagian dari kita mulai berpikir tidak akan lama lagi berada di dunia ini. Lalu apa yang terjadi dengan keinginan kita untuk mengubah dunia? Kemana perginya keyakinan? Sudahkah ia ikut larut dalam cangkir kopi terakhir? Ataukah ikut hilang bersama asap rokok kretek di beranda rumah?

Kesalahan yang sering terjadi pada saat seseorang berusaha melakukan perubahan adalah ia justru sibuk mengubah apa yang ada di lingkaran pengamatan tanpa memperbesar lingkaran pengaruhnya. Bahkan yang lebih mendasar lagi, banyak orang yang bahkan tidak bisa membedakan mana yang berada di lingkaran pengamatan, mana yang berada di lingkaran perhatian dan mana yang berada di lingkaran pengaruh baginya. Terkadang, memang tidak mudah untuk menyadari keberadaan ketiga lingkaran tersebut apalagi membedakannya. Untuk bisa menggunakan ketiga lingkaran tersebut dengan tepat, dibutuhkan kebesaran jiwa, keberanian, kebijaksanaan dan akal.

Manusia tidak lebih dari hewan yang diberi akal, maka alangkah celakanya jika kita tidak bisa menggunakan akal pikiran. Dalam satu masa, mungkin kita tidak mampu mengubah sesuatu, namun juga tidak sanggup menerima kenyataan tersebut. Pada masa lain, kita sebenarnya (mungkin) bisa melakukan perubahan, tapi tidak cukup keberanian untuk memulainya! Yang lebih penting, kita seringkali kehilangan pijakan saat harus membedakan mana yang bisa kita ubah dan mana yang belum saatnya kita ubah.

Percayakah Anda jika hanya denggan satu hal kecil mampu mengubah dunia? Terkadang bagi beberapa orang hal ini akan sangat tidak mungkin. Namun bagi beberapa orang lainnya, yang mempunyai semangat optimisme, sudah pasti sebesar apapun masalah dan sekecil apapun kemungkinannya, bisa mengubah suatu hal yang menjadi sebuah kebiasaan.

Namun jika ditanya apakah yang harus kita lakukan seharusnya? Maka tidaklah mungkin satu yang harus kita lakukan, karena paling susah adalah mengubah diri sendiri. Jika mengubah diri sendiri saja masih belum mampu, apalagi untuk mengubah dunia. Oleh karena itu janganlah dulu Anda bermimpi untuk mengubah dunia sebelum sempat Anda mengubah diri sendiri.

Mengubah diri disini bukan dalam hal Anda merubah atau berubah dengan kostum, atau berubah jadi superhero. Namun berubah dan berani menjadi pencetus akan gaya hidup yang berbeda dari pada umumnya.

Sejujurnya saya sangat percaya banyak sekali orang yang mempunyai daya fikir kreatif dan mempunyai semangat yang tinggi untuk merubah hidupnya. Itulah yang diungkapkan oleh Alfan Susanto seorang pengusaha sukses (kompasiana.com,11 Desember 2013).

Namun apakah semangat juang yang tinggi saja sudah cukup untuk memulai semuanya? Tidak sahabat, walau Anda mempunyai seribu keyakinan dan semangat namun tidak ada yang Anda lakukan maka semua akan percuma saja dan tak berguna. Lakukanlah sebuah tindakan nyata dan semua berawal dari diri sendiri. Berjuanglah dari awal maka Anda akan menemukan sebuah perubahan. Berjuang dari kemauan diri sendiri, berubahlah dari diri Anda sendiri, ubahlah sifat dan karakter Anda yang mungkin tidak disukai oleh orang lain. Dan terus kembangkan hal – hal baik yang bisa dan akan Anda lakukan. Itulah kunci yang akan membawa perubahan untuk Anda dan orang lain.

Percayalah selagi Anda memprbaiki diri, pasti aka nada orang lain yang akan tertular akan perubahan positif yang sedang dan akan Anda lakukan.Karena Allah SWT berkata: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra’d:11).

Setelah kita berusaha mengubah diri kita dan ingin untuk merubah dunia, pernah gak kalian semua bertanya–tanya apa salah satu perantara yang bisa membuat kita bisa merubah dunia? Ada banyak perantara yang bisa membuat kita mengubah dunia, salah satunya adalah melalui media social dan teknologi.

Kenapa saya lebih memilih perantara melalui media sosial daripada perantara-perantara lainnya?Karena Setiap harinya, miliaran orang di seluruh dunia menggunakan media sosial. Pada 2018, diestimasi akan ada 2,44 miliar orang yang menggunakan media sosial, di mana pada 2010 hanya berjumlah 970 ribu orang (liputan 6.com,1. April  2016).

Media sosial digunakan seseorang untuk berbagai kepentingan, mulai dari hubungan personal, hiburan, pekerjaan, dan juga pendidikan. World Economic Forum mencatat, setiap menitnya ada lebih dari 30 juta pesan yang terkirim di Facebook dan hampir 350 ribu cuitan di Twitter.
Menariknya, pertumbuhan media sosial bukan cuma mengubah cara orang berkomunikasi, tapi juga mengubah cara orang dalam menjalankan bisnis, cara berpolitik, dan cara berhubungan dengan orang lain. Dan itu semua berubah sangat cepat.

Berikut adalah 6 (enam) pengamatan dan prediksi bagaimana cara media sosial mengubah dunia dari para ahli di Global Agenda Council.

1. Dunia pemberitaan

2. Cara orang berinvestasi

3. Industri kesehatan

4. Hubungan masyarakat dengan pemerintah

5. Respon terhadap bencana

6. Mendukung pergerakan sosial.

Bahkan,ilmuwan-ilmuwan pada zaman dahulu  sudah banyak berkontribusi melalui teknologi seperti:

1. Maria Beasely

Suatu hari di tahun 1882, Maria Beasely melihat ke arah laut dan mengatakan,"Orang-orang harus berhenti meninggal di tengah bencana transportasi." Ia pun lalu menciptakan sekoci darurat yang bermanfaat menyelamatkan nyawa banyak orang.

2. Florence Parpart

Florence Parpart menciptakan kulkas modern pada 1914. Sebelumnya, pada 1900, Parpart juga mendapatkan hak paten atas mesin pembersih jalan temuannya yang ia pasarkan dan jual di kota-kota di Amerika.

3. Ada Lovelace.

Disemangati oleh ibunya yang seorang ilmuwan, Ada Lovelace sejak kecil sudah memiliki bakat di bidang matematika. Saat di bangku kuliah, Lovelace bekerjasama dengan Charles Babbage mengembangkan mesin analiti yang digunakan untuk memprogram mesin dengan algoritma matematika. Pada dasarnya, proyek ini membuat Ada Lovelace menjadi programmer komputer pertama.

Dan masih banyak ilmuwan-ilmuwan lain laginya. Jadi apalagi yang membuat kita ragu untuk mengubah dunia? Padahal banyak orang–orang zaman dahulu yang bisa mengubah dunia dengan keterbatasan yang ada. Apalagi kita di jaman sekarang yang segalanya serba instan dan mudah. Kita tidak pernah benar-benar mencapai sesuatu yang besar jika kita hanya berdiri diam selamanya.

Tetapi untuk memulai jalan baru membutuhkan banyak keberanian

“YOU CAN NEVER CROSS THE OCEAN UNLESS YOU HAVE  THE COURAGE TO LOSE SIGHT OF THE SHORE’’.

*)Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Arab STIBA Ar-Raayah, Sukabumi, Jawa Barat.
#Nationalgeographic.co.id #Fimela.com #Kompasiana.com #Liputan 6.com # unsplash.com # REPUBLIKA.CO.ID 

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Laxmi Andrea

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Menulislah Karena Allah

Sabtu, 24 Oktober 2020 06:05 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler