x

Iklan

Meri Ana

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Juli 2020

Rabu, 16 Desember 2020 12:03 WIB

Bak Sistem Kebut Semalam, Pemerintah Percepat Hilirisasi Nikel Nasional

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi mempercepat hilirisasi nikel untuk Proyek Strategis Nasional. Hilirisasi nikel diklaim bertujuan positif, karena meningkatkan nilai tambah komoditas nikel. Selain itu, perindustrian Indonesia lebih terpandang di mata global. Apa saja kemudahan yang ditawarkan pemerintah pusat maupun daerah?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) mempercepat hilirisasi nikel untuk Proyek Strategis Nasional (PSN). Pemerintah melihat peluang baik dan berkomitmen bahwa hilirisasi nikel bertujuan positif, karena diyakini mampu meningkatkan nilai tambah komoditas nikel. Selain itu, perindustrian Indonesia lebih terpandang di mata global.

Dalam perjalanan mencapai tujuan, Pemerintah Indonesia dinyatakan berhasil apabila dapat memberikan fasilitas terbaik bagi pelaku industri hilirisasi. Tentu, hal ini bukan sekedar kalimat penyemangat semata. Lantas, apakah benar hal tersebut sudah dilakukan oleh pemerintah?

Tubagus Nugraha, selaku Asisten Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, melakukan kunjungan ke PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) sebagai lokasi pembangunan smelter yang berlokasi di Sulawesi Selatan. Tubagus mengungkapkan bahwa, pembangunan smelter milik CNI menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam menggenjot hilirisasi di tanah air.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah akan memberikan berbagai fasilitas perizinan, baik yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, yang memiliki kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” ungkapnya. 

Meski belum banyak yang mengetahui, Indonesia kaya akan sumber daya alam mineral nikel. Pulau Sulawesi nyatanya menjadi salah satu episentrum nikel Indonesia saat ini. Berdasarkan data terbaru Badan Geologi bulan Juli 2020, Indonesia memiliki sumber daya mineral nikel sebesar 11.887 juta ton (tereka 5.094 juta ton, terunjuk 5.094 juta ton, terukur 2.626 ton, hipotetik 228 juta ton) dan cadangan bijih sebesar 4.346 juta ton (terbukti 3.360 juta ton dan terkira 986 juta ton). Sedangkan untuk total sumber daya logam mencapai 174 juta ton dan 68 juta ton cadangan logam. Dari banyaknya area di Sulawesi, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan memiliki potensi besar kekayaan mineral nikel. Selain Sulawesi, Maluku Utara juga mempunyai potensi unggul tersebut.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menegaskan pentingnya hilirisasi dan menjadikannya sebagai prioritas utama negara ini. “Saya mengajak sore hari ini kita semua untuk memulai memproses barang tambang kita ini menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, sehingga negara kita memiliki nilai tambah dan multiplier effect yang besar,” ujarnya di depan banyak pengusaha tambang dalam Indonesian Mining Association Award  2019.

Jokowi mengaku sempat membuat skenario positif. Presiden menskenariokan apabila hilirisasi industri nikel bisa terjadi sepenuhnya, maka diperkirakan dalam kurun waktu tiga tahun, persoalan defisit neraca transaksi perdagangan dan neraca transaksi berjalan Indonesia dapat terselesaikan.

Jadi, bagaimana pendapatmu mengenai sistem kebut semalam Pemerintah Indonesia dalam rangka memaksimalkan potensi yang ada di Pusat Strategi Nasional?

Ikuti tulisan menarik Meri Ana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu