x

grassroot

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 23 Desember 2020 06:31 WIB

Diterimanya AFC Grassroot Charter, PSSI Dimohon Cek Ricek Siapa yang Mengelola Bidang Ini

Semoga Direktur Teknik PSSI dapat melihat hal ini secara obyektif dan segera membicarakan dengan pimpinan PSSI, sebab grassroot di sepak bola di Indonesia tidak tiba-tiba muncul di Kompetisi Elit Pro Academy (EPA). Ada yang lebih dulu mengorganisir dan membina sepak bola akar rumput namun selama ini "terbiarkan" dan diabaikan  Merekalah yang menanam, tanpa pamrih. Karenanya hentikan budaya yang tinggal memetik dengan diterimanya Indonesia dalam Piagam Akar Rumput AFC.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pagi ini, bertepatan dengan Hari Ibu, 22 Desember 2020, Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri via pesan whatsapp dalam obrolan santai pagi, mengucapkan rasa syukurnya atas diterimanya pengajuan aplikasi PSSI pada AFC Grassroots Charter oleh AFC Grassroots Panel.

Sebelumnya, sejak 2018 program sepak bola Grassroots PSSI tidak terekspos ke AFC karena tidak adanya laporan ke pihak AFC Grassroots Charter.

“Alhamdulillah saya bersyukur, pengajuan PSSI untuk program AFC Grassroots Charter berhasil diterima oleh AFC. Untuk itu,  saya berharap sepak bola Indonesia terus berkembang,” ujar Indra.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengapa AFC menerima program Grassroots Charter Indonesia? Alasannya adalah atas penilaian AFC berdasarkan dari kegiatan-kegiatan grassroot di PSSI. Lalu, dari hasil menganalisa permasalahan yang terjadi pada grassroot sepak bola Indonesia, dan rencana program ke depan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Meski, sejatinya PSSI sangat terbantu oleh kegiatan grassroot yang lebih banyak diinisiasi oleh pihak swasta dari mulai pembinaan dan kompetisinya, namun semua kegiatan pembinaan dan kompetisi grassroot yang dijalankan oleh pihak swasta, semua berdasarkan rekomendasi dan afiliasi PSSI/Asprov/Askab/Askot.

Atas diterimanya program grassroot charter ini, maka PSSI harus lebih menyentuh dan serius menangani sepak bola di level grassroot mulai dari mendudukan wadah pembinaan seperti sekolah sepak bola pada tempat dan organisasi yang benar. Berikutnya pembinaan hingga kompetisi yang benar, pun regulasi yang benar pula, agar prestasi sepak bola di level atas dapat segera diraih.

Namun, jangan sampai terjadi kontradiksi seperti apa yang sekarang terjadi. Di grassrooot anak-anak dikasih apa, di Timnas para pemain dihajar apa. Harus nyambung.

Apa itu AFC grassroot charter?

AFC Grassroot Charter atau Piagam Akar Rumput AFC adalah piagam sebagai pengakuan bahwa pembinaan sepak bola akar rumput suatu negara di akui keberadaannya oleh AFC.

Sebelum Indonesia, saya kutip dari aiff.com (27/2/2020) AFC juga telah menerima Federasi Sepak Bola Seluruh India (AIFF) dan Federasi Sepak Bola Turkmenistan (FFT) sebagai federasi yang baru diakui AFC Grassroot Charter.

Tentu saja hal ini menjadi tren yang meningkat dari Asosiasi Anggota AFC yang mendapat manfaat dari Piagam Akar Rumput AFC yang mengubah permainan setelah mereka berdua dianugerahi keanggotaan Perunggu atas keberlanjutan mereka upaya penguatan gerakan akar rumput di negaranya masing-masing. 

Diterimanya AIFF karena telah membangun struktur pengembangan akar rumput yang komprehensif, mencakup berbagai bidang termasuk kompetisi, futsal, pengembangan pemuda, pendidikan pelatih, dan permainan yang adil. Tujuannya meningkatkan minat dalam sepak bola secara eksponensial, dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan akar rumput mulai dari liga U-6 hingga U-12, liga U-13 hingga U-18, kejuaraan dan kegiatan Wanita, Hari Sepak Bola Akar Rumput AFC, dan festival akar rumput. 

Selain itu, telah ditekankan dalam cetak biru akar rumput AIFF. Lebih dari 1.700 pelatih telah menghadiri kursus instruktur dan pemimpin akar rumput dalam tiga tahun terakhir dan AIFF telah melakukan 38 kursus lisensi pembinaan 'C' dan 206 'D' sejak 2018.

Semoga atas diterimanya Indonesia dalam AFC Grassroot Charter, maka sepak bola akar rumput Indonesia benar-benar bangun dari tidur hingga siginifikan menjadikan Timnasnya berprestasi.

Untuk itu, terkait hal ini, saya sangat berharap agar khusus untuk program grassroot, baik menyangkut teknis, keorganisasiannya, profesionalitasnya, benar-benar diampu oleh orang yang profesional di bidangnya, memiliki pengalaman sebagai praktisi, ahli di bidangnya, mengerti organisasi, paham kepemimpinan dan dunia pendidikan khususnya anak usia dini dan muda.

Siapa orang yang mengampu bidang ini di PSSI? Publik pun masih bertanya keberadaan dan kemampuannya.

Semoga Direktur Teknik PSSI dapat melihat hal ini secara obyektif dan segera membicarakan dengan pimpinan PSSI, sebab grassroot di sepak bola di Indonesia tidak tiba-tiba muncul di Kompetisi Elit Pro Academy (EPA). Ada yang lebih dulu mengorganisir dan membina sepak bola akar rumput namun selama ini "terbiarkan" dan diabaikan  Merekalah yang menanam, tanpa pamrih. Karenanya hentikan budaya yang tinggal memetik dengan diterimanya Indonesia dalam Piagam Akar Rumput AFC.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler