
grassroot
Rabu, 23 Desember 2020 06:31 WIB
Diterimanya AFC Grassroot Charter, PSSI Dimohon Cek Ricek Siapa yang Mengelola Bidang Ini
Semoga Direktur Teknik PSSI dapat melihat hal ini secara obyektif dan segera membicarakan dengan pimpinan PSSI, sebab grassroot di sepak bola di Indonesia tidak tiba-tiba muncul di Kompetisi Elit Pro Academy (EPA). Ada yang lebih dulu mengorganisir dan membina sepak bola akar rumput namun selama ini "terbiarkan" dan diabaikan Merekalah yang menanam, tanpa pamrih. Karenanya hentikan budaya yang tinggal memetik dengan diterimanya Indonesia dalam Piagam Akar Rumput AFC.
Dibaca : 919 kali
Pagi ini, bertepatan dengan Hari Ibu, 22 Desember 2020, Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri via pesan whatsapp dalam obrolan santai pagi, mengucapkan rasa syukurnya atas diterimanya pengajuan aplikasi PSSI pada AFC Grassroots Charter oleh AFC Grassroots Panel.
Sebelumnya, sejak 2018 program sepak bola Grassroots PSSI tidak terekspos ke AFC karena tidak adanya laporan ke pihak AFC Grassroots Charter.
“Alhamdulillah saya bersyukur, pengajuan PSSI untuk program AFC Grassroots Charter berhasil diterima oleh AFC. Untuk itu, saya berharap sepak bola Indonesia terus berkembang,” ujar Indra.
Mengapa AFC menerima program Grassroots Charter Indonesia? Alasannya adalah atas penilaian AFC berdasarkan dari kegiatan-kegiatan grassroot di PSSI. Lalu, dari hasil menganalisa permasalahan yang terjadi pada grassroot sepak bola Indonesia, dan rencana program ke depan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Meski, sejatinya PSSI sangat terbantu oleh kegiatan grassroot yang lebih banyak diinisiasi oleh pihak swasta dari mulai pembinaan dan kompetisinya, namun semua kegiatan pembinaan dan kompetisi grassroot yang dijalankan oleh pihak swasta, semua berdasarkan rekomendasi dan afiliasi PSSI/Asprov/Askab/Askot.
Atas diterimanya program grassroot charter ini, maka PSSI harus lebih menyentuh dan serius menangani sepak bola di level grassroot mulai dari mendudukan wadah pembinaan seperti sekolah sepak bola pada tempat dan organisasi yang benar. Berikutnya pembinaan hingga kompetisi yang benar, pun regulasi yang benar pula, agar prestasi sepak bola di level atas dapat segera diraih.
Namun, jangan sampai terjadi kontradiksi seperti apa yang sekarang terjadi. Di grassrooot anak-anak dikasih apa, di Timnas para pemain dihajar apa. Harus nyambung.
Apa itu AFC grassroot charter?
AFC Grassroot Charter atau Piagam Akar Rumput AFC adalah piagam sebagai pengakuan bahwa pembinaan sepak bola akar rumput suatu negara di akui keberadaannya oleh AFC.
Sebelum Indonesia, saya kutip dari aiff.com (27/2/2020) AFC juga telah menerima Federasi Sepak Bola Seluruh India (AIFF) dan Federasi Sepak Bola Turkmenistan (FFT) sebagai federasi yang baru diakui AFC Grassroot Charter.
Tentu saja hal ini menjadi tren yang meningkat dari Asosiasi Anggota AFC yang mendapat manfaat dari Piagam Akar Rumput AFC yang mengubah permainan setelah mereka berdua dianugerahi keanggotaan Perunggu atas keberlanjutan mereka upaya penguatan gerakan akar rumput di negaranya masing-masing.
Diterimanya AIFF karena telah membangun struktur pengembangan akar rumput yang komprehensif, mencakup berbagai bidang termasuk kompetisi, futsal, pengembangan pemuda, pendidikan pelatih, dan permainan yang adil. Tujuannya meningkatkan minat dalam sepak bola secara eksponensial, dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan akar rumput mulai dari liga U-6 hingga U-12, liga U-13 hingga U-18, kejuaraan dan kegiatan Wanita, Hari Sepak Bola Akar Rumput AFC, dan festival akar rumput.
Selain itu, telah ditekankan dalam cetak biru akar rumput AIFF. Lebih dari 1.700 pelatih telah menghadiri kursus instruktur dan pemimpin akar rumput dalam tiga tahun terakhir dan AIFF telah melakukan 38 kursus lisensi pembinaan 'C' dan 206 'D' sejak 2018.
Semoga atas diterimanya Indonesia dalam AFC Grassroot Charter, maka sepak bola akar rumput Indonesia benar-benar bangun dari tidur hingga siginifikan menjadikan Timnasnya berprestasi.
Untuk itu, terkait hal ini, saya sangat berharap agar khusus untuk program grassroot, baik menyangkut teknis, keorganisasiannya, profesionalitasnya, benar-benar diampu oleh orang yang profesional di bidangnya, memiliki pengalaman sebagai praktisi, ahli di bidangnya, mengerti organisasi, paham kepemimpinan dan dunia pendidikan khususnya anak usia dini dan muda.
Siapa orang yang mengampu bidang ini di PSSI? Publik pun masih bertanya keberadaan dan kemampuannya.
Semoga Direktur Teknik PSSI dapat melihat hal ini secara obyektif dan segera membicarakan dengan pimpinan PSSI, sebab grassroot di sepak bola di Indonesia tidak tiba-tiba muncul di Kompetisi Elit Pro Academy (EPA). Ada yang lebih dulu mengorganisir dan membina sepak bola akar rumput namun selama ini "terbiarkan" dan diabaikan Merekalah yang menanam, tanpa pamrih. Karenanya hentikan budaya yang tinggal memetik dengan diterimanya Indonesia dalam Piagam Akar Rumput AFC.
Suka dengan apa yang Anda baca?
Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.
Sabtu, 9 Januari 2021 06:18 WIB

Mengungkap Mitos-mitos dalam Olahraga.
Dibaca : 622 kali
Rabu, 6 Januari 2021 18:13 WIB

Di Balik PSSI Mendapat Anugrah AFC Grassroots Charter Bronze Membership
Dibaca : 730 kali
Sabtu, 26 Desember 2020 06:19 WIB

Semoga Piala Dunia U-20 di 2023 Tidak Batal Lagi
Dibaca : 965 kali
Rabu, 23 Desember 2020 06:31 WIB

Diterimanya AFC Grassroot Charter, PSSI Dimohon Cek Ricek Siapa yang Mengelola Bidang Ini
Dibaca : 920 kali
Selasa, 15 Desember 2020 12:45 WIB

Kisah Petinju Legendaris, Muhammad Ali
Dibaca : 1.085 kali
Senin, 14 Desember 2020 17:58 WIB

Festival Sepak Bola antar Provinsi SSB Sukmajaya Ditunda 2021
Dibaca : 1.207 kali
Senin, 30 November 2020 17:16 WIB

Penyakit Sepak Bola Akar Rumput, Instan dan Gratisan
Dibaca : 1.432 kali
Jumat, 13 November 2020 14:55 WIB

Indra Sjafri: PSSI Benahi Standar Pelatih Sesuai Standar AFC
Dibaca : 2.364 kali
Kamis, 12 November 2020 21:15 WIB

Indra Sjafri: PSSI akan Setop Pengiriman Tim ke Luar Negeri
Dibaca : 1.699 kali
4 hari lalu

Raffi Nongkrong Usai Divaksin; Influencer pun Tetap Perlu Diedukasi Vaksin
Dibaca : 1.253 kali
Rabu, 13 Januari 2021 06:12 WIB

Vaksinasi: Gencarkan Edukasi Ketimbang Ancaman
Dibaca : 1.212 kali
3 hari lalu
