Kendaraan listrik dikenal nyaman untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari di wilayah kota. Namun muncul kegamangan, ketika hendak digunakan dalam perjalanan jarak jauh. Banyak orang berpikir, kendaraan listrik akan kesulitan untuk mengisi daya.
Komisaris PLN, Dudy Purwagandhi menjawab kegelisahan itu. Dengan mobil listrik Hyundai Ioniq, ia melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bali pada Jumat 24 Desember 2020 pukul 8:10 WIB.
Dudy ingin membuktikan, kendaraan listrik sangat aman dan nyaman. Dia berkata, "PLN telah menyiapkan infrastruktur kendaraan listrik. Perjalanan jarak jauh ini sebagai bukti mobil listrik efisien dan aman."
Perjalanan dimulai dari Kantor Pusat PLN Jakarta. Mobil putih itu dengan gesit meliuk-liuk di jalan raya. Di sepanjang jalan, kendaraan yang hening dan nyaman itu terus menggeblas dipayungi langit pagi yang cerah.
Menurut Dudy, Hyundai Ioniq mampu menempuh jarak 360 km sekali charge. Dengan jarak lebih dari 1000 km yang hendak ditempuhnya, mobil listrik yang dikendarainya itu direncanakan berhenti beberapa kali, untuk melakukan pengisian baterai, sekaligus untuk beristirahat.
Dewasa ini pengisian baterai mobil listrik sudah berlangsung sangat cepat. Pemilik kendaraan listrik tidak perlu khawatir karena teknologi telah memungkinkan untuk melakukan fast charging. Mengecas mobil bisa dilakukan selabih cepat.
Setelah menempuh jarak lebih dari 200 km, Dudy beristirahat di KM 207. Di rest area itu tersedia SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum). Jumlah daya yang tersisa di mobil sekitar 30%.
Kendaraan listrik jauh lebih efisien dari kendaraan konvensional. Dalam pemakaian sehari-hari, pengguna tidak perlu mengisi bahan bakar di jalan. Sebab proses charging dilakukan saat malam, ketika pemiliknya tidur.
Jika dihitung, kendaraan listrik jauh lebih hemat dari yang konvensional. Satu kWh mampu menempuh jarak 8-10 km. Jika satu kWh di SPKLU dipatok dengan tarif sebesar Rp 1.300, maka untuk jarak seratus kilometer, kendaraan listrik hanya memerlukan biaya Rp13.000 saja.
Sementara untuk mobil konvensional dengan tipe yang sama memerlukan biaya BBM (Ron 90/Rp7.650) sebanyak Rp60.000. Itu artinya ada penghematan yang sangat besar dari penggunaan bahan bakar.
Dudy menjelaskan, komponen utama mobil listrik yang dikendarainya, yakni baterainya, memiliki umur yang panjang. Jika sebelumnya beredar kabar, umur baterai hanya tiga tahun, Dudy menyanggahnya. "Garansi baterainya sampai delapan tahun," kata Dudy.
Hal itu dengan sendirinya menjawab keraguan orang-orang. Kendaraan listrik selain sangat nyaman juga sangat menghemat pengeluaran pemiliknya.
Awal baru kendaraan listrik telah dimulai. Banyak anggapan keliru di tengah masyarakat. Dudy merasa terpanggil untuk membuktikan yang sebaliknya. Kendaraan listrik sangat aman dan nyaman digunakan. Oleh sebab itu ia melakukan jelajah dari Jakarta ke Bali dengan kendaraan listriknya.
Perjalanan menuju Bali masih panjang. Namun kabar baiknya, PLN telah menyiapkan titik-titik pengecasan mobil listrik. Di tempat peristirahatan itu pengecasan dilakukan. Hal tersebut mengingatkan pada pepatah, menyelam sambil minum air.
Baru saja duduk sekitar tiga puluh menit menyeruput es jeruk, baterai mobil sudah penuh terisi. Ioniq putih lincah itu bersiap untuk menggeblas lagi. Menembus siang yang terik menuju Pulau Dewata, dengan riang gembira.
Ikuti tulisan menarik Puji Handoko lainnya di sini.