x

Mobil listrik sedang mengecas di rest area KM 207A.

Iklan

Puji Handoko

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 November 2020

Jumat, 1 Januari 2021 06:31 WIB

Menjajal Kendaraan Listrik Jakarta-Bali: Hening dan Ramah Lingkungan

Mobil listrik memang menyenangkan. Selain hemat biaya bahan bakar, juga tidak bising. Namun peran pemerintah dalam mendorong industri mobil listrik terkesan tidak maksimal. Presiden Jokowi sudah menandatangani Perpres mobil listrik pada tahun 2019. Namun draft pemberian insentif fiskal dari Kemenkeu bagi pemilik mobil listrik terganjal di Kemenperin. Ada semacam keengganan untuk memberikan kemudahan pada industri mobil listrik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setelah baterai mobil listrik penuh, perjalanan Komisaris PLN Dudy Purwagandhi dari Jakarta ke Bali kembali berlanjut. Mendung tipis berarak di sepanjang perjalanan. Sawah dan ladang membentang di kanan-kiri jalan tol, menghadirkan pemandangan yang "ijo royo-royo". 

Kendaraan yang dikendarai Dudy terus melesat cepat. Tarikannya yang spontan meninggalkan rombongan di belakang. Torsi berlebih kendaraan listrik tidak membutuhkan banyak tempo. Berbeda dengan kendaraan konvensional yang harus menunggu momentum.

Mobil listrik memang menyenangkan. Selain hemat biaya bahan bakar, kendaraan ini juga tidak bising. Namun meski banyak sekali kelebihannya, peran pemerintah dalam mendorong industri mobil listrik terkesan tidak maksimal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Presiden Jokowi memang sudah menandatangani Perpres mobil listrik pada tahun 2019. Namun draft pemberian insentif fiskal dari Kemenkeu bagi pemilik mobil listrik terganjal.

Usut punya usut, ternyata kebijakan dari Kemenkeu itu terhambat di Kemenperin. Ada semacam keengganan untuk patuh pada perintah Jokowi dari sana, untuk memberikan kemudahan pada industri mobil listrik.

Di balik itu ada indikasi pihak-pihak tertentu keberatan jika industri mobil listrik digalakkan cepat-cepat. Mereka akan kehilangan kue. Oleh sebab itu blue print dari Kemenperin untuk memuluskan tax holiday dan tax allowance dari draft Kemenkeu mengalami jalan buntu.

Padahal selain menghemat pengeluaran masyarakat, mobil listrik juga ramah lingkungan. Apalagi kendaraan listrik juga akan mengurangi impor BBM. Dengan begitu APBN akan terselamatkan.

Sebagai perbandingan, setiap satu liter BBM menghasilkan CO2 sebesar 2,4 kg. Sementara 1,7 kWh listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik yang menggunakan batu bara, hanya menghasilkan CO2 sebesar 1,4 kg.

Padahal pembangkit masa depan sudah mengupayakan bauran Energi Baru Terbarukan. Artinya, persentase CO2 dari pembangkit juga akan semakin kecil. Itu artinya kendaraan listrik jauh lebih baik untuk masa yang akan datang.

Setiap kali mengendarai mobil berbahan bakar fosil, ada semacam rasa bersalah pada alam. Sebab polusi yang ditimbulkannya sangat merusak lingkungan. Oleh sebab itu masyarakat dunia menyepakati Paris Agreement untuk menekan jumlah polusi udara.

Dalam perjalanan ke Bali, Dudy tidak hanya ingin membuktikan bahwa mobil listrik nyaman dan aman. Lebih jauh lagi, ia seolah ingin menegaskan tentang satu harapan untuk esok yang lebih baik.

"Mobil ini halus dan ramah lingkungan, sudah selayaknya beredar luas di tengah masyarakat," kata Dudy, setelah keluar dari mobilnya, Jumat, 25 Desember 2020 di Semarang.

Rombongan touring Jakarta-Bali telah sampai ke Semarang. Di UP3 Semarang, Ioniq kembali mengisi daya. Jumlah baterai yang tersisa tinggal 23%.

Ketika Dudy keluar dari mobil, ia disambut oleh segenap insan PLN UP3 Semarang. Senyuman yang hangat di wajah mereka mengantar mobil listrik itu parkir di SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum).

PLN memang telah mempersiapkan pendirian SPKLU. Jumlahnya menyesuaikan populasi kendaraan listrik. Tapi karena regulasi berbelit, jumlah penambahan mobil listrik masih terhambat. Sebab harganya dikategorikan sebagai barang mewah.

"Saya yakin dalam beberapa tahun ke depan teknologi mobil listrik akan berkembang pesat. Apa yang sudah dicapai hari ini akan semakin canggih nantinya," Jelas Dudy, saat beramah-tamah dengan insan PLN Semarang.

Meski ada kisah getir di balik terhambatnya upaya percepatan industrialisasi kendaraan listrik, namun kesadaran untuk menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan tak boleh padam. Perjalanan ke Bali dengan mobil listrik membawa pesan penting itu.

Ioniq telah kembali bugar. Baterainya telah penuh satu jam kemudian. Tim jelajah Jakarta-Bali kembali bersiap mengaspal. Menyebarkan semangat dan optimisme di sepanjang perjalanannya.

Tidak ada polusi. Tidak ada bising kenalpot. Perjalanan terasa nyaman, hening dan menyenangkan.

Ikuti tulisan menarik Puji Handoko lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler