Ketika Yates memotong tali, tubuh Simpson meluncur jatuh ke sebuah ceruk es yang cukup dalam. Sementara Yates yang kelelahan dan juga terserang hipotermia, menggali sebuah gua salju untuk berlindung dari badai yang terus mengamuk malam itu.
Keesokan harinya, Yates melanjutkan perjalanan turun dari gunung Siula Grande sendirian. Dan ketika sampai di ceruk, ia baru menyadari apa yang telah terjadi kepada Simpson saat ia memotong talinya. Setelah memanggil Simpson berulang-ulang dan tak mendapatkan jawaban apa pun, Yates berasumsi bahwa Simpson telah tewas dan tak ada lagi yang bisa ia lakukan selain terus menuruni gunung itu seorang diri.
Joe Simpson, bagaimana pun juga keadaannya, ternyata masih hidup. Setelah tali terpotong tubuhnya jatuh sejauh 50-an meter ke dalam crevasse (ceruk es) dan mendarat di atas sebuah langkan di dalam ceruk tersebut. Ketika ia tersadar kembali dari pingsannya, ia menemukan bahwa tali yang ia gunakan telah dipotong, dan itu artinya Simon Yates menyangka dirinya telah tewas. Karena itu, Simpson harus berusaha menyelamatkan nyawanya sendiri. Yates tidak akan kembali, apalagi tim SAR juga tidak akan ke gunung itu, karena menyangka dirinya telah mati.
Simpson tidak mungkin mendaki crevasse itu dengan kondisi kaki yang patah dan tangan yang menbeku. Selain itu bagian atas crevasse juga membentuk sebuah permukaan overhang, yang membuat opsi naik menjadi semakin mustahil. Satu-satunya pilihan yang dimiliki Simpson saat itu adalah turun lebih jauh ke dalam crevasse dan berharap menemukan jalan keluar yang langsung menuju gletser Siula Grande, tempat ia dan Yates sebelumnya memulai pendakian.
Pilihan ini sebenarnya adalah sebuah pertaruhan bagi Simpson. Turun lebih jauh ke dalam ceruk es itu akan membuatnya kian dalam terkubur, dan jika ia tak menemukan jalan keluar menuju gletser di bawah sana, maka itu akan membuatnya dirinya mati dan benar-benar hilang.
Namun Simpson berpikir, apalagi pilihan yang ia miliki? Ia disangka sudah mati oleh Yates dan tak ada yang akan mencari dirinya sejauh ini ke Siula Grande, lebih baik mati dalam berjuang, daripada tewas dalam keadaan berdiam diri. Dengan semua pertimbangan itu, Simpson membulatkan tekadnya untuk turun lebih jauh ke dalam crevasse.
Setelah berhasil turun, Simpson menemukan pilihannya terbukti tidak keliru. Sebuah pintu masuk kecil menuju gletser melalui lereng yang curam terbuka di depan matanya, menjadi jalan baginya untuk dapat keluar dari kuburan crevasse tersebut.
Ikuti tulisan menarik anton sujarwo lainnya di sini.