
Rabu, 13 Januari 2021 20:29 WIB
Mengolah Sampah Demi Masa Depan Planet Bumi yang Layak Huni
Upaya untuk berpartisipasi dalam mewujudkan pembangkit EBT terus dilakukan. PLN sebagai perusahaan negara yang diberi amanat untuk meningkatkan bauran EBT juga terus melakukan berbagai cara. Misalnya mengembangkan pembangkit berbasis EBT atau membuat efisiensi pembangkit lama, yaitu dengan subtitusi lain. Inilah yang dikenal dengan co-firing, yaitu proses mencampur batu bara dengan biomassa.
Dibaca : 1.064 kali
Masyarakat di dunia terus berupaya memperbaiki kerusakan yang telah ditimbulkan oleh keserakahan modernisme. Banyak lembaga filantropi yang mengucurkan dana sangat besar untuk hal itu. Pendiri Amazon Jeff Bezos misalnya, baru saja mengucurkan sepuluh miliar dolar Amerika untuk penelitian terkait perubahan iklim.
Bill Gates, Mark Zuckerberg, Elon Musk dan lainnya, juga melakukan hal yang sama. Perang terhadap perubahan iklim terus dilakukan.
Banyak negara juga sudah memulai perubahan besar-besaran. Cina misalnya, sudah mulai mengganti pembangkit listriknya dengan yang lebih ramah lingkungan. Negara-negara lain juga telah memulai menambah bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam jumlah besar, termasuk Indonesia.
Ini tentu kabar gembira. Sebab masa depan bumi akan lebih baik jika seluruh umat manusia mulai mengurangi polusi yang mereka hasilkan. Yaitu dengan membangun sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
Upaya untuk berpartisipasi dalam mewujudkan pembangkit EBT terus dilakukan. PLN sebagai perusahaan negara yang diberi amanat untuk meningkatkan bauran EBT juga terus melakukan berbagai cara. Misalnya mengembangkan pembangkit berbasis EBT atau membuat efisiensi pembangkit lama, yaitu dengan subtitusi lain.
Inilah yang dikenal dengan co-firing, yaitu proses mencampur batu bara dengan biomassa. Sumber dari biomassa itu biasanya adalah limbah organik. Tentunya dengan melewati proses sedemikian rupa yang biasanya berbentuk pelet. Dengan cara demikian, PLN bisa mewujudkan dua hal, melakukan proses co-firing dan memberikan solusi pada persoalan sampah organik.
Hal itulah yang baru saja dilakukan PLN melalui peluncuran program Teknologi Olah Sampah di Sumbernya (TOSS) Ende, Porvinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). PLN telah berhasil melakukan uji reliability run cofiring pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ropa di Kabupaten Ende, Provinsi NTT, pada Minggu, 10 Januari 2021.
Program baik itu diselenggarakan berkat kerja sama antara PLN, Pemkab Ende, Perusahaan Startup Comestoarra.com, dan Anak Cinta Lingkungan (ACIL). Seluruh komponen telah menyatukan tekad untuk membuat perubahan di wilayah Ende, dengan menghadirkan solusi atas persoalan sampah.
"Kegiatan ini juga merupakan implementasi pilar green dalam transformasi PLN dalam penggunaan energi baru dan terbarukan," kata Direktur Mega Proyek PLN, Ikhsan Asaad sebagaimana dikutip Warta Ekonomi, Senin 11 Januari 2021.
Dia juga mengatakan, bahwa uji reliability run cofiring pada salah satu unit PLTU Ropa ini berjalan selama 3x24 jam, yakni dari tanggal 9-11 januari 2021. Proses itu dilakukan dengan memanfaatkan pelet TOSS sebanyak 5 ton per hari, yang berasal dari sampah biomassa hasil produksi masyarakat Kabupaten Ende.
Tidak hanya menyalurkan sampah olahan sebagai bahan bakar pembangkit, PLN juga telah memberikan bantuan berupa peralatan dan capacity building. Tujuannya tentu saja untuk memperlancar proses pengolahan sampah itu, sehingga layak untuk dijadikan subtitusi batu bara.
Dengan program ini, PLN telah membuat kontribusi EBT pada bauran energi nasional. Oleh sebab itu, langkah ini perlu ditingkatkan, untuk mencapai target bauran EBT sebanyak 23% pada 2025 mendatang.
Di sisi lain, pengembangan biomassa akan mendukung sistem ekonomi kerakyatan. Sebab program ini memberdayakan masyarakat. Mereka adalah salah satu pelaku utama rantai pasok biomassa, dengan mengedepankan semangat gotong royong. Satu semangat yang benar-benar lahir dari bumi Indonesia.
Program seperti cofiring PLTU dengan bahan bakar biomassa adalah upaya alternatif dalam mengurangi pemakaian batu bara. Yang pada akhirnya akan berkontribusi pada upaya masyarakat dunia dalam mengurangi emisi karbon. Satu langkah baik yang mestinya terus ditingkatkan di masa mendatang. Demi kelangsungan planet satu-satunya yang bisa ditinggali manusia ini.
Suka dengan apa yang Anda baca?
Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.
46 menit lalu

Bro, Sis., Apa Bedanya Banjir di Jakarta, Kalimantan, Semarang, dan Tempat Lain di Indonesia?
Dibaca : 36 kali
2 hari lalu

Pertamina Peduli Menumbuhkan Semangat dan Harapan pada Korban Bencana
Dibaca : 522 kali
2 hari lalu

Demi Korban Banjir, Perempuan-perempuan PLN Berjibaku di Dapur Umum
Dibaca : 585 kali
3 hari lalu

Banjir di Jakarta Lebih Besar dari Tahun Sebelumnya, PLN Antisipasi Kemungkinan Terburuknya
Dibaca : 620 kali
4 hari lalu

HPSN 2021: Karang Taruna Gelar Festival Lingkungan Hidup di Jakarta Pusat
Dibaca : 449 kali
5 hari lalu

Penandatanganan Kerjasama Gelar Pendidikan Keselamatan antara Ditlantas Polda NTB dan Disdikbud NTB
Dibaca : 565 kali
5 hari lalu

Mahasiswa Undip Lakukan Siap Siaga Covid-19 Secara Masif
Dibaca : 396 kali
4 hari lalu

Jokowi dan Kita (5): Tertibkan Buzzer, Bukan Melarangnya!
Dibaca : 804 kali
2 hari lalu
