x

Presiden Joko Widodo Saat menerima suntikan vaksin Sinovac di Istana Negara, Jakarta, 13 Januari 2021. Foto/Youtube.com

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 13 Januari 2021 13:34 WIB

Vaksinasi Nasional Dimulai, Presiden Jokowi Orang Pertama Indonesia yang Disuntik

Mari kita bersama-sama menjadi saksi, Presiden dan para menteri kita menerima vaksin. Semoga lancar prosesnya, manjur vaksinnya. Kita berharap vaksinasi sukses sehingga kita Indonesia akan kembali bangkit demi menghidupkan sendi-sendi yang telah 10 bulan mati, lahir dan hidup lagi di segala bidang. Presiden Jokowi disuntik Sinovac, semoga lembaran baru kehidupan cerah segera dimulai. Aamiin.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setelah pekan pertama di awal tahun 2021 ditutup dengan tambahan duka akibat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, hari ini, masyarakat Indonesia kembali mengais harapan agar duka nestapa yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19 dapat mulai disingsingkan.

Harapan itu adalah masyarakat Indonesia akan dapat menyaksikan secara langsung di media massa nasional Presiden Joko Widodo atau Jokowi disuntik vaksin Covid-19 buatan Sinovac di Istana Kepresidenan Jakarta pada hari ini, Rabu (13/1/2021) oleh Tim Dokter Kepresidenan pada pukul 10.00 WIB. Hal ini diungkap oleh Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono kepada wartawan, Selasa malam (12/1/2021).

Presiden pun dipastikan cukup tidur dan akan sarapan terlebih dahulu sebagai syarat sebelum divaksin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara menurut Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, seusai rapat di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 11 Januari 2021, dengan Presiden Jokowi menjadi orang pertama di Indonesia yang menerima vaksin Covid-19, sekaligus sebagai pembukaan program vaksinasi nasional, sekaligus untuk menunjukkan ke masyarakat bahwa vaksin yang dipakai dijamin keamanan dan kehalalannya oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sebelum disuntikkan ke Jokowi, vaksin Covid-19 asal Sinovac sendiri telah mengantongi Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use of Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Sehingga, vaksin dapat disuntikkan ke tenaga kesehatan yang menjadi prioritas program vaksinasi.

Bukti diizinkannya penggunaan darurat ini ditandai dengan adanya nilai efikasi (kemanjuran) setara dengan 65,3 persen yang diambil dari laporan interim 3 bulan pascasuntikan kedua dari Uji Klinis Fase 3, yang dilaksanakan di Bandung sejak Agustus 2020 yang lalu, yang diberikan kepada 1.620 relawan.

Langkah panjang penuh kehati-hatian telah dilalui demi menemukan vaksin yang terjamin keamanan penggunaan dan kehalalannya demi memupus mata rantai pandemi corona.

Namun begitu, langkah hari ini adalah awal dari langkah panjang program vaksinasi yang akan memakan waktu lama, dan akan dilanjutkan dengan vaksinasi kepada para tenaga medis yang paling rentan karena ada di garda terdepan untuk menjaga kesehatan kita.

Setelah kepada tenaga medis, vaksinasi akan dilakukan kepada petugas Polri dan TNI demi melayani dan mengayomi masyarakat. Dan setelahnya, giliran kita masyarakat Indonesia akan menjalani proses vaksinasi nasional secara gratis.

Program vaksinasi bukan akhir dari pencegahan corona, dan masyarakat harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Sebab, meski vaksin sudah masuk dalam tubuh kita, bila protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir tetap perlu diterapkan kendor dan diabaikan, maka corona tetap akan menjamah tubuh kita.

Dengan 3 juta dosis vaksin Sinovac yang sudah ada di Indonesia, datang pada tahap pertama 6 Desember 2020 sebanyak 1,2 juta dosis vaksin dan tahap kedua 31 Desember 2020 dengan 1,8 juta vaksin, maka minimal 3 juta masyarakat Indonesia segera kebal dari corona.

Mari kita bersama-sama menjadi saksi, Presiden dan para menteri kita menerima vaksin. Semoga lancar prosesnya, manjur vaksinnya.

Kendati menyoal vaksin ini masih terus menjadi perdebatan. Bahkan ada anggota DPR yang mentah-mentah menolak. Lebih rela bayar denda. Namun, juga ada yang menegaskan bila dipaksa sudah masuk ranah pelanggaran HAM. Ada yang menyebut vaksinasi ini lebih karena bisnis semata, bukan melindungi nyawa, maka hari ini akan menjadi momentum vaksin itu efeknya bagaimana.

Banyak masyarakat berharap, saat Presiden disuntik, cairan yang ada dalam suntikan benar-benar Sinovac. Jarum suntiknya juga menancap dan media yang meliput mengezoom adegan suntik tersebut.

Setelah ini, masyarakat juga wajib diinformasi dengan benar, jenis vaksin dan yang harga mana akan diberikan ke rakyat secara gratis. Mungkinkah vaksin yang harganya jutaan atau sekadar vaksin-vaksinan yang harganya cuma ratusan ribu. Dan, semoga vaksinasi ini juga bukan bisnis negara dengan pihak lain dan menggunakan uang rakyat demi sebuah keuntungan.

Lebih dari itu, dengan segala kebesaran dan kerendahan hati, program vaksinasi adalah ikhtiar manusia dalam rangka mencegah pandemi corona. Dengan hati dan pikiran yang bersih, semoga terlepas dari segala kisruh dan polemik, vaksin ini manjur. Bila faktanya justru ada efek negatif yang membahayakan, namanya ikhtiar, kita tidak tahu. Tuhanlah yang menentukan. Terpenting ada upaya dari manusia untuk terhindar dan dijauhkan dari pandemi ini.

Kita berharap vaksinasi sukses sehingga kita Indonesia akan kembali bangkit demi menghidupkan sendi-sendi yang telah 10 bulan mati, lahir dan hidup lagi di segala bidang. Presiden Jokowi disuntik Sinovac, semoga lembaran baru kehidupan cerah segera dimulai. Aamiin.

 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler