Di Balik 'Perang Terbuka' CIA dan Komite Intelijen Senat AS
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Iklan
Komite Intelijen Senat dan CIA saling menuding melakukan pelanggaran hukum dan meminta FBI melakukan penyelidikan.
Perseteruan terbuka Komite Intelijen Senat Amerika Serikat dan Central Intelligence Agency (CIA), yang memuncak April 2014 lalu, hingga kini belum berujung pada penyelidikan oleh Biro Penyelidik Federal (FBI). Keduanya saling menuding pihak lainnya melakukan pelanggaran hukum dan meminta FBI melakukan penyelidikan. "Kami belum ditanya lagi," kata Direktur FBI James Comey, 2 Mei 2014 lalu, seperti dikutip Politico edisi 2 Mei 2014.
Pemicu ketegangan keduanya adalah terkait program Rendition, Detention, dan Interrogation (RDI) CIA, yang disetujui pemerintahan era George W. Bush. Rendition adalah pemindahan tersangka teroris dari tahanan di satu negara ke negara lain. Detention adalah penahanan tersangka teroris di penjara rahasia CIA di luar negeri, yang dikenal sebagai black site. Interrogation adalah program interogasi keras, yang dikenal sebagai "enhanced interrogation methods", termasuk dengan waterboarding.
Program anti-terorisme itu diluncurkan Amerika Serikat untuk memburu para pemimpin Al-Qaeda dan afiliasinya ke seluruh dunia. Amerika menuding organisasi yang dipimpin Osama bin Laden (tewas tahun 2011 dan digantikan oleh Ayman Al-Zawahiri) ini berada di balik serangan 11 September 2001 di daratan Amerika Serikat yang menyebabkan sekitar 3.000 orang tewas.
Program ini, menurut laporan Global Torture oleh Open Society tahun 2013, meliputi pemindahan 136 tahanan tanpa proses hukum dari satu negara ke negara lain (rendition) yang melibatkan 45 negara, pengoperasian penjara (detention) rahasia CIA di setidaknya 5 negara, dan aneka teknik penyiksaan terhadap tahanan saat interogasi. Dalam program ini, CIA bekerjasama dengan badan intelijen dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Program RDI ini dimulai tahun 2001 tapi dihentikan tak lama setelah Barack Obama menggantikan Bush di Gedung Putih, tahun 2009. Komite Intelijen Senat, yang oleh Konstittusi AS mendapat mandat mengawasi CIA, berniat mengkaji program ini. Awalnya Gedung Putih terlihat kurang bersemangat menyetujui permintaan Komite untuk menyediakan semua kawat rahasia CIA yang berhubungan dengan program itu. Secara resmi, Obama mengatakan, ia ingin melihat ke depan, bukan ke belakang.
Masalah itu terpecahkan setelah Leon E. Panetta, eks Senator yang menjadi direktur CIA, setuju untuk menyediakan jutaan dokumen bagi Komite Intelijen. Syaratnya, dokumen itu akan diletakkan di sebuah fasilitas di dekat markas CIA di Langley, Virginia. Dokumen yang akan diberikan mencakup kira-kira lima tahun, dari awal program itu sampai September 2006, ketika semua tahanan CIA dipindahkan ke penjara militer Amerika di Teluk Guantanamo, Kuba.
Pada saat yang sama, Panetta memerintahkan CIA melakukan ulasan sendiri atas dokumen-dokumen itu. Upaya ini dirancang untuk membantu badan intelijen ini memahami kawat rahasia yang disetujui untuk diserahkan kepada Senat. Ulasan ini, berupa serangkaian memo yang dikenal sebagai "Panetta Review", adalah studi internal yang belakangan justru menjadi pusat sengketa CIA dan Senat.
"Ini tidak dirancang untuk menjadi analisis atau bantahan atau laporan alternatif. Ia dirancang untuk hanya melacak dan memberikan ringkasan singkat dari dokumen yang sedang diberikan kepada Komite," kata Jeremy Bash, kepala staf CIA di era Leon Panetta.
Beberapa orang yang membaca Panetta Review itu mengatakan, bagian yang membuat sakit hati dari memo itu adalah bahwa metode interogasi ekstrem seperti waterboarding dan sejenisnya hanya memberikan sedikit bahan intelijen yang bernilai bagi perburuan terhadap Al-Qaeda, organisasi teroris yang dianggap sebagai otak peristiwa serangan 9/11.
Setelah CIA menyediakan data yang jumlahnya ditaksir sekitar 6 juta halaman itu, tentunya setelah disortir, penyelidik Komite Intelijen pun mulai bekerja. Mereka menghabiskan berjam-jam setiap hari di ruang bawah tanah di bangunan tanpa jendela di gedung tanpa pengenal milik CIA itu. Bangunan itu bisa diidentifikasi dari adanya sekelompok penjaga dan mobil polisi yang terdapat logo CIA, di depan kantor itu. Ruang yang dipakai penyelidik Komite itu disebut "ruang baca elektronik". Itu kantor sederhana dengan meja dan komputer yang menempel di dinding dan meja konferensi besar berada di tengahnya.
Pada awal penyelidikan, ribuan file dimuat ke dalam sebuah database, dan penyelidik Komite mencurahkan perhatiannya atas bahan-bahan itu. CIA menciptakan sebuah "drive jaringan bersama" yang dipisahkan dari jaringan utama badan intelijen ini, sebagai tempat menyimpan dokumen rahasia CIA yang bisa dibaca oleh penyelidik Komite Senat.
Pada akhir 2012, setelah lebih dari tiga tahun bertugas, penyelidik menyelesaikan laporannya dan menyerahkannya kepada CIA untuk mendapat tanggapan resmi, melalui perdebatan tertutup antara kedua belah pihak.
Panetta digantikan oleh David H. Petraeus, pada 2009. Jenderal bintang empat itu mundur 9 November 2012 karena diguncang skandal perselingkuhan. Obama menunjuk penasihat Keamanan Dalam Negerinya, John Owen Brennan, untuk mengambil alih jabatan direktur CIA pada awal 2013.
Berbeda dengan dua pendahulunya, Brennan adalah veteran CIA. Ia lama berkarir sebagai analis, lalu mengepalai kantor CIA di Riyadh (1996), dan menjadi wakil Direktur Eksekutif CIA hingga Maret 2001. Ia keluar dari CIA dan bekerja di sektor swasta sebelum ditarik Barack Obama ke Gedung Putih.
Dalam sidang konfirmasi pengangkatannya sebagai direktur CIA di Senat, Brennan mengatakan, dia mengaku telah membaca laporan ringkasan eksekutif Komite Intelijen. "Saya tidak tahu apa fakta atau kebenarannya. Jadi, saya benar-benar perlu hati-hati dan melihat apa tanggapan CIA," kata Brennan.
Beberapa bulan kemudian, Brennan menyampaikan tanggapan resmi CIA. Dokumen setebal 122 halaman itu dengan penuh semangat membantah fakta-fakta dan kesimpulan yang dibuat Komite Intelijen.
Awalnya, penyelidikan soal RDI CIA ini dilakukan oleh staf Demokrat di Senat AS. Republik menolak penyelidikan atas operasi CIA di masa Presiden Bush itu karena dianggap bias partai. Namun, hasil penyelidikan yang sebanyak 6.600 halaman dan 37.000 catatan kaki ini akhirnya disetujui oleh Komite Intelijen dalam sidang tahun 2012, tapi hasilnya dinyatakan sebagai rahasia.
Jawaban yang disampaikan Brennan tak memuaskan Komite Intelijen. Akhir tahun 2013, senator Demokrat di Komite Intelijen meningkatkan tekanan kepada CIA untuk secara resmi menyerahkan ulasan internalnya. Senator Demokrat yang juga Ketua Komite Intelijen Senat Dianne Feinstein menulis surat kepada Brennan soal itu.
Senator Mark Udall angkat bicara soal adanya "Paneta Review" dalam sidang dengar pendapat terbuka dengan CIA pada 17 Desember 2013. Udall mengatakan, berdasarkan pemahamannya, ulasan internal CIA konsisten dengan laporan Komite intelijen" dan itu "bertentangan dengan tanggapan resmi CIA atas laporan Komite Senat."
Tidak jelas bagaimana atau kapan penyelidik Komite Intelijen memperoleh bagian dari "ulasan Panetta". Sebab, CIA tidak pernah memberikan memo internal itu untuk Senat. Alasannya, memo itu untuk direktur CIA dan karena itu dilindungi di bawah otoritas hak istimewa eksekutif.
Pembenaran staf CIA lainnya, "Ulasan Panetta" itu dimulai tahun 2009, tiga tahun setelah disepakatinya tahun 2006 sebagai tanggal akhir untuk transfer dokumen kepada penyelidik Komite Intelijen.
Seorang pejabat AS mengatakan, penyelidik Senat mungkin menembus pagar api (firewall) dalam sistem komputer CIA yang dibuat untuk memisahkan area kerjanya dari file digital CIA lainnya. Saat Udall menyebut "Ulasan Panetta", saat itulah pejabat CIA mencurigai bahwa penyelidik Komite yang bekerja di fasilitasnya di Virginia telah melihat setidaknya versi ulasan internal CIA era Panetta.
Pejabat senior di CIA lantas memerintahkan pencarian beberapa tahun audit log digital di komputer CIA yang sebelumnya digunakan oleh penyelidik Komite Intelijen. Pada Januari 2014, badan intelijen ini mempresentasikan hasil pencarian di komputernya itu kepada Komite Intelijen.
Pertemuan pun berlangsung tegang. Bukannya meredakan masalah, ini justru memicu konfrontasi baru. Sehari setelah pertemuan itu, Dianne Feinstein menulis surat kepada Brennan menuntut jawaban mengapa CIA melakukan penggeledahan terhadap komputer yang digunakan oleh penyelidiknya, yang dia sebut melanggar pemisahan konstitusional kekuasaan dan merusak peran pengawasan Komite Senat. "Jika terbukti (penggeledahan itu), legislatif harus menyatakan perang terhadap CIA," kata Senator Republik, Lindsey Graham.
CIA balik menuding penyelidik Senat mengakses dokumen yang seharusnya tak dilihat. Sebaliknya, Senat menuding CIA memata-matai penyelidiknya. Sama-sama menganggap pihak lain melanggar hukum, keduanya membawa kasus ini Departemen Kehakiman untuk melakukan penyelidikan.
Di tengah ketegangan itulah, Komite Intelijen Senat melakukan pemungutan suara secara tertutup, 3 April 2014, untuk memutuskan nasib ringkasan eksekutif soal Program Penyiksaan CIA yang tebalnya sekitar 500 halaman. Dengan angka 11-3, Komite setuju untuk mendeklasifikasi (menyatakan sebuah dokumen tak lagi bersifat rahasia) atas bagian dari laporan yang berisi penahanan dan interogasi oleh CIA.
"Laporan itu memperlihatkan kebrutalan yang bertolak belakang dengan nilai-nilai kita sebagai bangsa. Kronik ini menjadi noda dalam sejarah kita yang tak boleh dibiarkan terjadi lagi," kata Dianne Feinstein, usai pemungutan suara itu. Tiga orang yang mengatakan "tidak setuju" dalam vote itu dari Republik, yaitu Dan Coats, Marco Rubio, dan James Risch.
Usai pemungutan suara itu, Senat mengirimkan surat kepada Gedung Putih untuk melakukan review terhadap ringkasan eksekutif itu, untuk mengedit materinya yang dianggap membahayakan keamanan nasional, sebelum merilisnya kepada publik. Dalam surat yang dikirim sesudahnya, Feinstein meminta Gedung Putih, bukan CIA, yang melakukan review.
Mengabaikan permintaan Feinstein, Gedung Putih tetap meminta bantuan CIA, dan kini sedang mengerjakan apa yang diminta Komite Intelijen Senat.
Jurnalis yang tertarik mengamati isu jurnalisme, pertahanan, dan intelijen. Blog: abdulmanan.net, email [email protected]
0 Pengikut
Ribut Vonis Kebiri buat Pemerkosa: Kenapa Hukuman ala Jokowi Ini Kuno?
Kamis, 29 Agustus 2019 16:48 WIBKhaled Mashal dan Misi Gagal Mossad di Yordania
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler