x

Blusukan

Iklan

Rusmin Sopian

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 14 Januari 2021 15:14 WIB

Risma Tiru Aksi Blusukan Jokowi, Sinyal Untuk DKI 1 ataukah RI 1?

Apakah kerja ala blusukan Tri Rismaharani alias Rsma sebagai menteri Sosial ini tanda=tanda dan bentuk persiapan dia maju ke kontestasi Gubenrur DKI mendatang? Atau bahkan dan lanjut sebagai kandidat calon presiden pada 2024? Sekurangnya ada tiga parameter untuk mengukur aksi-aksi Risma tersebut.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Usai diamanahkan sebagai Menteri Sosial oleh Presiden Joko Widodo, di ujung bulan Desember lalu, Tri Rismaharini langsung berkerja dan bekerja. Mantan Walikota Surabaya dua periode ini langsung blusukan dan menemui para pemulung dan tunawisma di kolong jembatan beberapa kawasan di ibu kota.

Aksi blusukan Risma ini tak selalu mendapat respon positif. Ada yang mencibirnya. Ada pula yang memujinya. Tapi ini sesuatu yang wajar sebagai bagian dari dinamika pejabat negara.

Menelisik dari aksi blusukan Risma ini tentu meniru yang telah dilakukan Joko Widodo alias Jokowi selama ini, yakni saat masih menjabat Gubernur DKI pada 2012 silam, hingga kini saat menjadi Presiden. Aksi blusukan tetap dilakukan Jokowi hingga memasuki masa kepresidennya yang kedua.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apakah tanda-tanda kerja blusukan Risma ini sebagai bentuk "persiapan" dirinya menjadi presiden berikutnya? Amanah sebagai Menteri Sosial yang diembannya tentu memiliki nilai strategis untuk melangkah lebih jauh. Tinggal butuh sentuhan dan racikan.

Pertanyaan kita, khususnya saya sebagai orang awam, apakah memang Risma dipersiapkan untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta dulu, lalu bersiap ikut kontestasi Pilpres 2024?

Setidaknya ada 3 variabel yang bisa jadikan barometer untuk menjawab pertanyaan itu.

1. Popularitas

Risma memiliki popularitas. Saat mengemban amanah sebagai Walikota Surabaya, aksinya sebagai pimpinan daerah sungguh mencengangkan publik negeri ini. Dengan kerja khasnya dan kerja kerasnya dia mampu membawa kota Surabaya menjadi kota yang bersih dan memiliki taman indah.

Walikota Surabaya dua periode ini dikenal juga dengan aksinya sering turun langsung ke lapangan dan mencek kondisi riil masyarakat. Soal popularitas, Risma sudah memiliki bekal.

2. Elektabilitas, memang menjadi bagian dari perjalanan Risma bila ingin menjadi presiden setelah Jokowi dan presiden wanita kedua setelah Megawati. Berbagai survei memaparkan elektabilitas Risma masih kalah jauh dari kader PDI-P lainnya, Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah.

Perjalanan menuju kontestasi Pilpres masih tiga tahun lagi. Risma tentu masih punya waktu banyak untuk menaikkan elektabilitasnya dengan kerjanya. Apalagi dengan menjabat sebagai Menteri.

3. Partai Politik

PDI-P tentunya ingin kembali mempertahankan kadernya sebagai Presiden setelah era Jokowi berakhir pada 2024. Risma sebagai salah satu kader terbaik PDI-P tentu memiliki peluang sama dengan kader lainnya, seperti Puan Maharani atau Ganjar Pranowo. Elektabilitas Ganjar kini unggul sebagai calon presiden dari berbagai rilis lembaga survei.

Kontestasi Pilpres 2024 masih sangat jauh. Masih sekitar 1600-an hari lagi. Masih tiga tahun lagi. Masih 36 bulan lagi. Masih panjang bahkan teramat panjang hari-hari yang harus dilalui. Para calon masih memiliki waktu yang panjang untuk menunjukan klasnya sebagai bangsawan pikiran bangsa.  Para kandidat masih memiliki ruang waktu sangat panjang untuk menunjukan prestasinya dihadapan publik sebagai pemilih dan warga bangsa.

Kini adalah waktunya bagi para kandidat calon presiden yang ingin bertarung pada 2024 bekerja keras memperlihatkan prestasi kerja di hadapan publik. Apalagi di saat pendemii Covid-19 masih belum berakhir. Ini adalah momentum terbaik bekerja keras demi bangsa dan negara.

Toboali, 14 Januari 2021

Ikuti tulisan menarik Rusmin Sopian lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler