x

Raffi Ahmad

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 15 Januari 2021 05:55 WIB

Raffi Ahmad Ceroboh Saat Digadang Menjadi Role Model

Semoga kejadian yang dilakukan Raffi Ahmad yang niatnya jadi panutan dan contoh bagi masyarakat tidak terulang. Masyarakat pun akan paham proses vaksinasasi Covid-19 yang dilakukan dua kali dan bertahap. Tetap menjaga protokol kesehatan setelah di vaksin tahap pertama maupun tahap kedua.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam tempo singkat nama Raffi Ahmad melambung di luar dunia keartisannya, namun karena urusan vaksin corona. Bahkan kelanjutan polemik Raffi, berlanjut hingga pagi kemarin karena perilaku Raffi sendiri yang keluyuran dan bergabung dengan selebritis hedon lainnya tanpa protokol kesehatan.

Protes keluyuran Raffi tanpa protokol kesehatan ini, justru dilakukan oleh sesama rekan artis.

Raffi yang menjuluki dirinya sebagai Sultan Andara, memang jadi ketahuan bahwa dirinya tak paham soal vaksinasi. Bila Raffi paham, tentu setelah divaksin, masih akan ada vaksinasi kedua dalam dua minggu ke depan dan harus tetap menjaga protokol kesehatan, maka mustahil Raffi akan kluyuran dan sok-sok-an.

Lalu, bila Raffi sampai keluyuran, apa pihak Istana yang mengundang Raffi mewakili milenial tidak memberikan "penyuluhan/pendidikan" tentang vaksinasi kepada Raffi? Jadi, siapa biang keladi yang bikin Raffi keluyuran tanpa protikol kesehatan? Istana atau Raffi?

Raffi pun seharusnya tahu dan sadar, serta membaca berita di media massa bahwa dipilihnya dia mewakili milenial menjadi polemik di masyarakat kelas terdidik. Sampai-sampai ada orang partai politik yang membelanya dan menyebut Raffi sebagai "role model".

Sayang, sudah dijadikan rool model, tapi Raffi ternyata tak sesuai ekspetasi orang partai politik yang membelanya, karena Raffi memiliki jutaan follower di media sosialnya dan karena itu dipilih Presiden Jokowi mewakili milenial.

Atas sikap Raffi yang ketahuan tak paham vaksinasi ini, namun dijadikan rool model untuk vaksinasi sungguh sangat disayangkan. Role model itu adalah, seseorang yang memberikan teladan dan berperilaku yang bisa dicontoh oleh orang lain.

Siang ini pun Kamis (14/1/2021), atas perilakunya, di media televisi Raffi telah meminta maaf kepada Presiden Jokowi dan masyarakat Indonesia.

Sementara pagi harinya, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono telah menanggapi masalah Raffi Ahmad yang tak menerapkan protokol kesehatan, Raffi terpantau tak mengenakan masker dan menjaga jarak saat sedang berkumpul dengan sejumlah teman.
Padahal Raffi dipilih oleh Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan vaksinasi virus corona (Covid-19) di Istana Merdeka.

Padahal disebut mewakili masyarakat dari kalangan milenial yang menerima vaksin produksi Sinovac tersebut. Atas tindakan tersebut, Heru bilang telah memberi nasihat kepada Raffi. "Sudah dinasehati, diingatkan kembali oleh tim komunikasi Covid-19 agar menaati prokes," ujar Heru kepada wartawan, Kamis (14/1).

Vaksinasi dua kali

Kejadian Raffi yang keluyuran karena mungkin tak paham proses vaksinasi, menjadi momentum untuk pemerintah dan stakeholder terkait bahwa masyarakat juga tentu masih banyak tentang proses vaksinasi ini.

Masyarakat wajib memahami apa yang sudah disampaikan oleh Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PP Peralmuni) Iris Rengganis
dalam konferensi pers, Senin (11/1/2021), mengatakan suntikan vaksin Covid-19 buatan Sinovac harus dilakukan dua kali agar dapat memastikan vaksin tersebut efektif dalam membentuk antibodi.

Iris menyatakan bahwa vaksin Covid-19 ini bersifat inactivated atau mati sehingga tidak dapat berkembang biak. Namun, bukan berarti jika sudah disuntik sekali, maka tidak akan tertular virus Corona.

Berikutnya, pada jeda antara vaksin pertama dan kedua, penerima vaksin harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan karena antibodi belum secara penuh terbentuk.

Mungkin Raffi berpikir karena sudah di vaksin lalu sudah merasa aman, tidak menerapkan 3M lagi, padahal belum vaksin kedua. Bagaimana bila sudah tertular sebelum vaksinasi kedua, dua minggu setelah vaksin pertama.

Masyarakat juga wajib memahami bahwa proses penyuntikkan juga tidak dapat dilakukan dalam satu kali dengan menggunakan dua dosis sekaligus. Suntikan vaksin Covid-19 harus dilakukan secara bertahap.

Proses vaksinasi menurut Iris, pembentukan pertama karena ini vaksin mati, dia butuh dua kali vaksin supaya antibodinya bisa sekaligus. [Pembentukan] sistem imun tidak bisa [disuntik] dua dosis sekaligus.

Jika dipaksakan penyuntikan dua dosis dalam satu kali suntik, dapat berakibat munculnya efek samping. Jadi, harus menunggu 2 minggu, 3M tetap kita pakai, hingga antibodi akan full setelah dua kali suntik atau full dozed.

Semoga kejadian yang dilakukan Raffi Ahmad yang niatnya jadi panutan dan contoh bagi masyarakat tidak terulang. Masyarakat pun akan paham proses vaksinasasi Covid-19 yang dilakukan dua kali dan bertahap. Tetap menjaga protokol kesehatan setelah di vaksin tahap pertama maupun tahap kedua.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu