x

sumber foto: marketbisnis.com

Iklan

Tania Adin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Juli 2020

Jumat, 15 Januari 2021 05:56 WIB

Reli Harga Nikel Terus Naik, Kendaraan Listrik Penyebabnya

Reli harga nikel terus mengalami peningkatan, salah satu penyebabnya ialah kehadiran kendaraan listrik di dunia. Meski harga nikel sempat naik-turun, prediksi untuk masa mendatang terbilang cerah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Saat Tiongkok dilanda virus Covid-19, kebijakan lockdown di Kota Wuhan dan sekitarnya berdampak pada perekonomian global. Harga nikel mengalami pemerosotan dan aktivitas sektor bisnis sempat lumpuh termasuk menghambat produksi stainless steel yang mengakibatkan harga dan permintaan turun.

Harga nikel pada bulan Desember 2019 lalu ada di angka kisaran US$14.000/ton namun mengalami penurunan pada awal bulan Maret 2020 menjadi US$11.000/ton. Di tahun 2020 tepatnya mulai bulan April, harga nikel berhasil meningkat, bahkan bulan Desember 2020 harga nikel mencapai US$17.943/ton!

Data lain dari London Metal Exchange pada hari Selasa (12/1) lalu menunjukkan harga kontrak nikel dalam periode waktu tiga bulan yang aktif ditransaksikan menguat, untuk 1 metrik ton nikel harganya dibanderol US$17.671/ton.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

 

Lantas, apa yang membuat harga nikel semakin hari meningkat?

Bermula sejak larangan ekspor bijih nikel di Indonesia di bulan Januari 2020, membuat beberapa negara yang terbiasa membeli nikel di Indonesia tidak bisa menaruh harapan besar. Hal tersebut tidak memengaruhi Tiongkok, sebelum kebijakan pemerintah diberlakukan, Tiongkok memanfaatkan stok yang mereka miliki. 

Sebagai produsen baja anti karat (stainless steel) terbesar di dunia, Tiongkok menyumbang dua pertiga dari permintaan nikel global sekitar 23 juta ton pada 2019 lalu. Setelah bangkit dari pandemik Covid-19 yang melumpuhkan ekonomi Tiongkok, industri baja anti karat kembali normal diikuti permintaan berbagai negara dari luar Tiongkok yang meningkat, sehingga membuat harga nikel menjadi naik.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Meilki Darmawan menganalisis sejumlah sentimen yang dapat mendorong peningkatan harga nikel. Data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur di Tiongkok saat ini sudah berada di atas 50. Hal ini menandakan ekspansifnya industri di Negeri Tirai Bambu. Akibatnya, industri baja anti karat (stainless steel) Tiongkok kembali berproduksi normal dengan meningginya pemesanan dari luar Negeri Panda tersebut.

“Dampaknya adalah harga nikel yang terus meningkat karena industri baja anti karat masih menjadi konsumen terbesar komoditas nikel sekitar 77% kontribusi,” pungkas Meilki.

Di dalam negeri sendiri, produksi nikel pig iron (NPI) diprediksi naik di tahun 2021 ini dengan kisaran 690.000-800.000 ton. Meskipun tidak lagi mengekspor nikel, pemerintah Indonesia sudah menemukan solusinya dengan hilirisasi nikel dan membangun pabrik baterai kendaraan listrik.

Presiden Joko Widodo pada pidatonya hari Minggu (10/1) lalu, mengharapkan Indonesia dapat menjadi pemain di pasar industri mobil listrik global. Artinya, kita bisa mengolah bijih nikel menjadi baterai listrik lithium. Nikel di masa depan menjadi pusat perhatian dunia. 

Era kendaraan listrik diperkirakan membuat harga komoditas tambang nikel menembus US$20.000/ton, faktor lainnya yang membuat reli harga nikel tak terhenti adalah adanya periode super-cycle commodity setelah pandemik Covid-19.

Adanya nikel sangat berpengaruh untuk dunia di era mobil listrik. Negara-negara akan bersaing untuk membuat kendaraan listrik terbaik, begitu pula Indonesia. Kedepannya, kita akan menjadi produsen baterai listrik terbesar di tingkat dunia. Apakah kamu sudah siap dengan situasi masa mendatang?

Ikuti tulisan menarik Tania Adin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler