x

cover foto Sejarah Pahlawan Nasional Pangeran Sambernyowo

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 18 Januari 2021 12:54 WIB

Sejarah Pahlawan Nasional Pangeran Sambernyowo

Latar belakang, kehidupan dan perjuangan Pangeran Sambernyowo sebagai Pahlawan Nasional.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Sejarah Perjuangan Pahlawan Nasional Pangeran Sambernyowo

Penulis: Eko Punto Hendro, dkk.

Tahun Terbit: 2017

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah             

Tebal: v + 104

ISBN:

 

 

 

Pangeran Sambernyowo atau Mangkunegoro I ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 17 Agustus tahun 1988 melalui Keppres No. 48/TK/1988. Buku yang disusun oleh Tim dari Seksi Sejarah dan Tradisi Bidang Pembinaan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017 ini dimaksudkan untuk memperkenalkan tokoh pahlawan dari Surakarta tersebut. Pendokumentasian sosok Pangeran Sambernyowo dan perjuangannya akan membuat masyarakat Jawa Tengah khususnya dan Indonesia umumnya menjadi mengenal tokoh penting tersebut.

Eko Punto Hendro dan kawan-kawan tidak hanya memberikan informasi tentang Pangeran Sambernyowo, tetapi juga memberikan latar belakang kehidupan Keraton Mataram Islam dan dinamika hubungan dengan Belanda. Latar belakang ini sangat penting karena sangat berpengaruh kepada perjuangan putra Arya Mangkunegoro atau cucu dari Sunan Amangkurat III. Dalam paparan yang serba singkat, saya mendapati bahwa sejak lengsernya Sultan Agung Hanyokro Kusumo dari tahta Mataram Islam, perebutan kekuasan di Keraton Mataram tak pernah berhenti. Perebutan tahta oleh anggota keluarga ini seringkali melibatkan pihak luar khususnya Belanda.

Keterlibatan pihak Belanda dalam sengketa tahta Mataram membuat Mataram menjadi melemah sepeninggal Sultan Agung. Bahkan Kerajaan Mataram akhirnya harus dipecah menjadi dua melalui Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Kerajaan Mataram yang saat itu berkeraton di Kartasura dipecah menjadi Kesultanan Ngayogjokarto dan Kasunanan Surakarta.  Perpecahan tersebut belum berhenti. Di Keraton Jogja, muncul Kadipaten Pakualaman dan di Surakarta muncul Kadipaten Mangkunegaran.

Perjuangan R.M. Said, nama kecil Pangeran Sambernyowo tak terlepas dari sengketa tahta tersebut. Pangeran yang lahir pada tanggal 7 April 1725 dari seorang ibu dari Blitar itu harus mengalami masa kecil yang pahit. Sebab ayahnya dibuang ke Srilanka. Ia diincar oleh Patih Danurejo untuk dibunuh karena dianggap sangat membahayakan. Namun R.M Said yang hidup bersama para abdi dalem dan rakyat kecil tersebut terluput dari upaya pembunuhan oleh Patih Danurejo. Pada umur 14 tahun, ia diangkat menjadi Mantri Gandek Anom oleh Paku Buwono II (hal. 34). Padahal seharusnya R.M Said mendapatkan posisi Pangeran Sentana. Keputusan Keraton ini membuat R.M Said menjadi semakin sakit hati.

Pada tahun 1740, atau saat R.M Said berumur 15 tahun, terjadi huru-hara Tionghoa. Orang-orang Tionghoa yang mendapat penindasan dari Belanda, melakukan perlawanan di Pantai Utara Jawa, sampai di Jawa Tengah. PB II mendukung laskar Tionghoa tersebut. Sehingga terjadilan persekutuan laskar Tionghoa dengan lascar Mataram melawan Belanda. Namun kemudian PB II berbalik bersekutu dengan Belanda. Tidak semua laskar Mataram setuju dengan keputusan PB II. Akhirnya pasukan Tionghoa dan Mataram berhasil menduduki Keraton Mataram di Kartasura. Mas Garendi, cucu Amangkurat III yang kemudian menjadi Raja Mataram dan bergelar Amangkurat V. Amangkurat V mengangkat R.M Said menjadi Panglima Perang dan diberi gelar Pangeran Prangwedono.

Pangeran Prangwedono memimpin pasukan Mataram, bahu membahu dengan laskar Tionghoa berperang dengan Belanda di pesisir utara Jawa. Ketika akhirnya Amangkurat V berhasil dikalahkan oleh Belanda, Pangeran Prangwedono bersama Pangeran Mangkubumi meneruskan perjuangan melawan Belada. Bersama-sama dengan Pangeran Mangkubumi yang telah menjadi mertuanya, Pangeran Arya Mangkunegoro terus berjuang melawan Belanda. Saat Mangkubumi akhirnya berdamai dengan Belanda dan mendapatkan setengah dari tlatah Mataram – Pangeran Mangkubumi menjadi Hamengku Buwono I dan memerintah Kesultanan Ngayogjokarto, Pangeran Prang Wedono masih meneruskan perjuangan.

Ada data menarik yang belum pernah saya dapati di buku lain yang disajikan oleh buku ini. Di halaman 45-46 disebutkan bahwa saat berperang melawan Pasukan Mangkubumi yang diperintah oleh Belanda menangkap Pangeran Prangwedono, Pasukan Pangeran Sambernyowo mendapat dukungan dari seorang Cina di Tanjung bernama Cik Liu. Orang-orang Cina di Kudus dan Pati juga menyediakan bahan pangan, kuda, pakaian maupun uang kepada pasukan Pangeran Sambernyowo.

Pangeran Sambernyowo akhirnya bisa berdamai dengan Mataram dan Belanda, setelah ia mendapatkan jabatan Pangeran Miji dengan gelar Kanjeng Pangeran Adipati Mangkunegoro I dan berkuasa di Kadipaten Mangkunegaran. Perundingan damai ini tidaklah mudah, karena ada banyak pihak yang saling curiga, termasuk Pangeran Mangkubumi yang berkedudukan di Jogja.

Buku ini memberikan sejarah nama Pangeran Sambernyowo. Julukan Sambernyowo diberikan oleh para lawannya pada periode 1752-1757, atau saat ia memimpin pasukan melawan PB III dan HB I yang didukung Kompeni. Meski pasukannya sedikit, tetapi pasukan Arya Mangkunegoro sering menimbulkan kematian yang banyak di pihak musuh. Itulah sebabnya ia dijuluki Sambernyowo.

Bagian akhir dari buku ini memberikan informasi tentang peninggalan-peninggalan Pangeran Sambernyowo. Peninggalan Mangkunegoro I tersebar eks Karesidenan Surakarta. Tidak hanya peninggalan Mangkunegoro I, buku ini juga dilengkapi dengan beberapa informasi tentang peninggalan para Mangkunegoro berikutnya, termasuk dua pabrik gula di tlatah Mangkunegaran.

Sayang sekali editing buku ini kurang baik. Ada beberapa inkonsistensi dalam penulisan nama Sambernyowo. Nama Sambernyowo kadang ditulis dengan Sambernyawa. Hal ini tentu sangat mengganggu dalam membaca keseluruhan isi buku. (564).

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler