x

Indonesia

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 19 Januari 2021 11:50 WIB

Keadilan dan Hukum Semakin Memihak dan Jauh dari Rakyat

Tahun 2021  baru menapaki minggu ketiga, harapan masyarakat agar tahun baru berubah dengan suasana dan kehidupan bernegara dan berbangsa yang baru, ternyata masih jauh panggang dari api.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Musibah tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, banjir, laut meluap, di tengah pandemi corona yang terus merajalela kendati PSBB Ketat telah kembali diberlakukan, rasa pesimis masyarakat terhadap cara-cara pencegahan Covid-19 di Indonesia pun semakin mengemuka. Pasalnya, meski telah dilakukan PSBB ketat, lonjakan kasus pandemi tak signifikan berkurang. Sementara musibah dan bencana alam pun datang silih berganti di negeri ini. Sampai-sampai masyarakat berpikir bahwa bencana yang kini menimpa Indonesia, akibat ulah siapa?

Di sisi lain,  rasa pesimis dan apatis masyarakat pun signifikan meningkat terhadap rasa keadilan dan penegakan hukum. Sampai-sampai ada pihak yang mengungkapkan bahwa sia-sia membawa suatu masalah ketidak-adilan dan perkara hukum ke polisi atau ke Mahkamah Konstitusi (MA) bila perkara yang diusung bersentuhan dengan pihak yang sekarang sedang menguasa.

Namun, masyarakat juga semakin paham, bila perkara yang diusung adalah dari pihak yang bukan menguasa, maka percuma diperjuangkan, sebab ujung kisahnya sudah dapat ditebak dan diterka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bila yang diperkarakan siapa dan masuk kalangan yang menguasa, maka rakyat sudah fasih dan memahami apa yang akan terjadi. Pun, bila yang diperkarakan siapa dari masyarakat atau pihak nonpenguasa, maka masyarakat juga fasih dan paham bila siapa itu tentu akan sangat dekat dengan penjara dan hukuman.

Fenomena menyoal siapa dekat penguasa atau orang-orang golongan penguasa yang akan kebal hukum dan siapa orang-orang nonpenguasa yang sangat mudah dihukum, kini begitu mendarah daging dihati dan pikiran rakyat.

Dalam kondisi masyarakat yang kini semakin memahami sikap penguasa dan tangan-tangannya terhadap masyarakat yang tak mendukung atau bahkan dianggap pihak yang melawan dan bertentangan, seharusnya disadari dan segera diambil jalan penyembuhannya. Bukan, malah masyarakat semakin ditunjukkan sikap-sikap kekuasaan yang justru membikin masyarakat semakin apatis dan tak percaya.

Seharusnya masyarakat tanpa memandang status, golongan, kelompok, di mata keadilan dan hukum adalah sama. Namun, kini keadilan dan hukum di Indonesia justru semakin ditunjukkan untuk melindungi siapa dan mengancam siapa.

Pemerintahan periode 2019-2024 baru terlewati satu tahun. Pemimpin negeri ini yang dipilih langsung oleh rakyat masih akan berkuasa tiga tahun lebih. Apakah selama masa itu persoalan keadilan dan hukum serta berbagai peraturan maupun kebijakan akan terus berpihak kepada siapa saja yang menjadi pendukung penguasa dan koleganya?

Masyarakat kelas menengah ke bawah, kini sudah banyak yang pasrah atas situasi dan kondisi menyoal keadilan, hukum, peraturan, hingga.kebijakan di negeri ini, yang lebih banyak tak memihak rakyat.

Di berbagai ruang dan tempat di negeri ini, masyarakat terlihat pasrah. Bersuara atau kritis demi keadilan, hukum dan lainnya, takut dilaporkan dan ditangkap. Kritis dimedia sosial juga mudah diciduk.

Lantas, sejatinya di tengah masyarakat masih menderita fisik dan batin, jauh dari persamaan keadilan dan hukum, siapa yang seharusnya mengayomi dan menjadi pemicu jiwa dan mental rakyat bangkit, lalu memiliki rasa optimis, merasakan keadilan dan hukum yang sama?

Sungguh, jiwa dan mental masyarakat yang terpuruk akibat berbagai krisis, butuh semangat dan dukungan dari pemimpin dan penguasa yang dipilih karena suara rakyat.

Bukan malah semakin disemai berbagai ancaman yang lebih mengkambing-hitamkan demi berbagai kepentingan.

Menungggu tahun 2024 masih lama. Apakah dalam setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun hingga masa pergantian pemimpin suasana dan kondisi Indonesia akan terus begini?

Selalu dihiasi kisruh, perseteruan, saling melapor, ditangkapi, diproses, diancam, dihukum, dan lain sebagainya. Sementara tetap ada pihak yang terus nyinyir, cari masalah, cari muka, bikin kesalahan, melanggar peraturan, korupsi, KKN dan lain sebagainya, masih tetap saja bebas.

Tahun 2021  baru menapaki minggu ketiga, harapan masyarakat agar tahun baru berubah dengan suasana dan kehidupan bernegara dan berbangsa yang baru, ternyata masih jauh panggang dari api.

Semua itu karena persoalan keadilan, hukum, peraturan, dan kebijakan yang ada tidak sama berlakunya untuk rakyat. Masih nampak jelas jurang pembedanya. Dan, masyarakat pun kini sangat hafal bila ada suatu kasus, bisa menebak kasus akan berujung ke mana, tergantung siapa yang dilaporkan dan diperkarakan.

Hukum tajam ke bawah tumpul ke atas masih kental. Masyarakat pun berpikir sia-sia melakukan upaya menuntut keadilan, sebab malah bisa berbalik dituduh melawan.

Masih lama menunggu 2024, namun skenario dan naskahnya sepertinya akan seperti itu-itu saja. Mudah mencerna dan membacanya.

Pada akhirnya, sering saya membaca dan mendengar, semoga tahun 2024 Indonesia tidak begini. Semoga musibah dan bencana segera terhenti, keadilan dan hukum juga jadi milik rakyat.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB